Pengertian Insentif, Tujuan, Jenis, Bentuk, dan Caranya

Pengertian Insentif
Insentif

A. Pengertian Insentif
Insentif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tambahan penghasilan (uang, barang, dan sebagainya) yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja; uang perangsang. Demikian, insentif adalah kompensasi khusus yang diberikan perusahaan kepada karyawan di luar gaji utamanya untuk membantu memotivasi atau mendorong karyawan tersebut lebih giat dalam bekerja dan berusaha untuk terus memperbaiki prestasi kerja di perusahaan.

Prinsip pemberian insentif ini berhubungan dengan kinerja karyawan yang melampaui standar yang telah ditetapkan perusahaan. Atas kerja keras dan prestasi kerja tersebut maka karyawan akan mendapatkan penghargaan, bisa dalam bentuk uang, barang, dan lainnya. Tujuan dari adanya pemberian insentif ini agar para karyawan bisa bekerja lebih maksimal karena mereka merasa hasil usahanya lebih dihargai.

Dengan meningkatnya semangat dan motivasi karyawan dalam bekerja, maka perusahaan pun akan mendapatkan manfaat lain yang sangat besar. Yang paling jelas terlihat adalah produktivitas perusahaan akan menjadi lebih baik dan lebih berkembang pesat dari yang sudah diprediksi. Untuk itu, jangan anggap manfaat insentif hanya bisa dirasakan oleh karyawan saja.

Insentif menurut para ahli
1. Adams dan Hicks, insentif adalah semua bentuk imbalan dan hukuman (punishments) yang diterima oleh para pemberi layanan (providers) sebagai konsekuensi dari organisasi tempat mereka bekerja, institusi yang mereka operasionalkan, dan intervensi-intervensi yang mereka lakukan.
2. Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.
3. Pangabean (2002:93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan.
4. Andrew F. Sikula, insentif adalah sesuatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan, insentif adalah motif-motif dan imbalan-imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi.
5. Heidjrachman, pengupahan insentif dimaksudkan untuk memberikan upah/gaji yang berbeda karena prestasi kerja yang berbeda.
6. Mangkunegara, insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi/ perusahaan.
7. Hasibuan, insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang digunakan sebagai pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
8. Handoko, insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan.
9. Samsudin, insentif adalah pemberian upah atau gaji yang berbeda bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun karena adanya perbedaan prestasi kerja.
10. Gorda, insentif adalah suatu sarana memotivasi karyawan berupa materi, yang diberikan sebagai suatu perangsang atau pendorong dengan sengaja kepada para pekerja agar meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi.
11. Simamora, insentif adalah suatu program yang mengaitkan antara bayaran dengan produktivitas kerja.
12. Ranupandojo dan Suad Husnan, insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang untuk memotivasi karyawan agar lebih giat lagi dalam bekerja dan dapat meningkatkan prestasi kerjanya.
13. Manullang, insentif adalah sarana motivasi/ sarana yang dapat menimbulkan dorongan pada karyawan.

B. Tujuan Insentif
Pemberian insentif bisa dilatarbelakangi berbagai tujuan, menurut Pangabean (2002:93) adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok. Sedangkan menurut T. Hani Handoko, tujuan pemberian insentif adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial yang melebihi upah dan gaji dasar. Berikut beberapa tujuan pemberian insentif di antaranya,
1. Bagi Perusahaan. Dari sisi perusahaan, memberikan insentif kepada pekerja bertujuan untuk:
a. Menjaga loyalitas para pekerja berkualitas
b. Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja para pekerja, di mana hal ini akan terlihat dari absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja
c. Meningkatkan produktivitas perusahaan, dengan kata lain hasil produksi bertambah untuk setiap unit per satuan waktu, serta meningkatnya penjualan

2. Bagi Karyawan. Dari sisi karyawan, tujuan pemberian insentif adalah:
a. Memperbaiki dan meningkatkan standar hidup dengan adanya pendapatan tambahan selain gaji pokok
b. Memperbaiki dan meningkatkan semangat kerja karyawan sehingga para pekerja berupaya untuk berprestasi di tempat kerja

C. Jenis Insentif
Jenis menurut CHR. Jimmy L. Gaol. (2014) di antaranya,
1. Insentif Finansial. Berbentuk bonus, komisi yang dihitung berdasarkan penjualan yang melebihi standar, pembayaran yang ditangguhkan.
2. Insentif Non-Finansial. Insentif bukan uang yang tersedia, misalnya hiburan, pendidikan, latihan, pujian, terjaminnya tempat kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
3. Insentif Sosial. Lebih kepada keadaan dan sikap dari para rekan kerja.

D. Bentuk Insentif
Menurut Koontz pemberian insentif bisa dalam bentuk uang, partisipasi, dan lingkungan kerja yang baik.
1. Insentif Dalam Bentuk Uang
Pada umumnya para pegawai lebih memilih menerima insentif dalam bentuk uang. Hal ini berkaitan dengan realisasi kualitas kehidupan pegawai yang lebih baik dari sisi keuangan. Dengan prestasi kerja yang baik akan mendukung kesempatan mendapatkan insentif dari perusahaan. Dengan begitu maka kebutuhan hidup pegawai tersebut terpenuhi dan menjadi lebih baik.

2. Insentif Berbentuk Lingkungan Kerja yang Baik
Lingkungan kerja yang baik merupakan salah satu impian dari para pekerja. Alasannya, dengan lingkungan kerja yang baik maka hal ini akan mendukung kenyamanan dalam bekerja dan peningkatan prestasi kerja.

3. Insentif dalam Bentuk Partisipasi
Kesempatan untuk berpartisipasi dan berkomunikasi dengan petinggi di perusahaan bisa memberikan dorongan semangat kerja kepada para pekerja. Dengan kesempatan seperti ini, maka karier seorang pegawai dapat meningkat lebih cepat sesuai dengan kinerjanya. Selain itu, dengan adanya kesempatan menjadi partisipan maka seorang pegawai mendapatkan pengakuan dan mendapat dukungan dari perusahaan.

E. Cara Insentif
Agar perusahaan bisa mengurangi potensi kerugian karena pemberian insentif, maka ada beberapa indikator yang bisa dijadikan parameter perusahaan dalam memberikan insentif di antaranya,
1. Kinerja atau Prestasi Karyawan. Parameter pertama dan paling utama dalam memberikan insentif adalah harus berdasarkan performa atau prestasi yang mampu dicapai oleh karyawan.
2. Efisiensi Pekerjaan. Lalu, efisiensi pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan akan menjadi tanggung jawab mereka, apakah pekerjaannya bisa dilakukan lebih cepat ataukah tidak.
3. Jabatan atau Senioritas. Nominal insentif juga ada baiknya dihitung dengan berdasarkan senioritas atau masa bakti karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Keperluan dan kebutuhan karyawan dalam meningkatkan kualitas hidupnya juga bisa dijadikan parameter lain bagi perusahaan dalam memberikan insentif.
4. Keadilan dan Kelayakan. Selain itu, perusahaan juga harus memerhatikan secara cermat terkait keadilan dan kelayakan karyawan dalam menerima insentif. Jika hal ini diabaikan, maka pemberian insentif justru akan memberikan kerugian bagi perusahaan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Insentif, Tujuan, Jenis, Bentuk, dan Caranya"