Pengertian Cash Holding, Motif, Faktor, Teori, dan Manfaatnya

Pengertian Cash Holding atau Kepemilikan Kas
Cash Holding

A. Pengertian Cash Holding (Kepemilikan Kas)
Cash holding (kepemilikan kas) adalah kas atau setara kas yang ada atau tersedia di perusahaan yang digunakan untuk belanja operasi seperti gaji atau upah, pembelian bahan baku dan aktiva tetap, membayar utang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.

Kepemilikan kas (cash holding) dipandang sebagai kas dan ekuivalen kas yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai. Jumlah kepemilikan kas yang cukup mengindikasikan kelikuiditasan yang baik dari suatu perusahaan.

Kas merupakan aset perusahaan paling likuid dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan operasional perusahaan dengan segera. Semakin besar jumlah nominal kas perusahaan, maka tingkat likuiditas perusahaan juga semakin tinggi.

Cash Holding (Kepemilikan Kas) Menurut Para Ahli
1. Gill dan C. Shah, kepemilikan kas (cash holding) adalah kas yang dimiliki perusahaan atau tersedia untuk investasi dalam bentuk aset fisik dan untuk didistribusikan pada investor.
2. Ogundipe Lawrencia Olatunde, Sunday Emmanuel Ogundipe, dan Samuel Kehinde Ajao, kepemilikan kas (cash holding) adalah kas yang ada di perusahaan atau tersedia untuk investasi pada aset fisik dan untuk dibagikan kepada para investor.
3. Menurut Gore (2009), cash holding adalah rasio antara kas dan setara kas dengan belanja operasi dan belanja bunga bulanan.
4. Syafrizaliadhi (2014), cash holding adalah kas yang digunakan untuk transaksi seperti untuk pembayaran gaji atau upah, pembelian aktiva tetap, membayar utang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.

B. Motif Cash Holding (Kepemilikan Kas)
Menurut John Maynard Keynes, dalam "The General Theory of Employment, Interest and Money" , terdapat beberapa hal yang menjadi motif dari kepemilikan kas di antaranya,
1. Transaction Motive (Motif Transaksi).
Menurut teori ini perusahaan menahan kas untuk membiayai berbagai transaksi perusahaan. Apabila perusahaan mudah mendapatkan dana dari pasar modal, kepemilikan kas  tidak diperlukan namun jika tidak, maka perusahaan perlu kepemilikan kas untuk membiayai berbagai transaksi. Apabila terdapat asimetri informasi dan agency cost of debt yang tinggi akan menjadikan sumber pendanaan eksternal juga akan semakin tinggi yang menyebabkan jumlah kepemilikan kas juga menjadi semakin besar.

2. Precaution Motive (Motif Berjaga-jaga).
Menurut teori ini perusahaan memiliki kepemilikan kas dengan tujuan untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak terduga dari aspek pembiayaan, terutama pada negara dengan perekonomian yang tidak stabil. Pasar modal akan terpengaruh oleh keadaan ekonomi yang bersifat makro seperti perubahan nilai tukar yang dapat berpengaruh terhadap nilai hutang perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan memerlukan kepemilikan kas untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk perekonomian.

3. Speculation Motive (Motif Spekulasi).
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan kas untuk berspekulasi mengamati berbagai kesempatan bisnis baru yang dianggap menguntungkan. Perusahaan yang sedang berkembang dapat melakukan akuisisi perusahaan lain sehingga memerlukan kas dalam jumlah besar.

4. Arbitrage Motive (Motif Mencari Keuntungan).
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan menahan kas untuk memperoleh keuntungan dari adanya berbagai perbedaan kebijakan antar negara. Perusahaan dapat mengambil dana dari pasar modal asing dengan bunga yang lebih rendah kemudian melalui mekanisme perdagangan dana tersebut ditanamkan pada pasar modal domestik yang memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi.

C. Faktor Cash Holding (Kepemilikan Kas)
Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi tingkat cash holding atau kepemilikan kas di perusahaan di antaranya,
1. Growth Opportunity
Growth Opportunity sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik.

Pertumbuhan perusahaan dapat juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan berhasil dan memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang cukup untuk kebutuhan investasi.

2. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Leverage sebagai alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang lebih rendah menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan berasal dari modal sendiri.

3. Net Working Capital
Net Working Capital atau Modal kerja merupakan salah satu elemen yang penting bagi perusahaan, karena tanpa modal kerja yang cukup operasi perusahaan akan terganggu. Net Working Capital mampu berperan sebagai substitusi terhadap cash holdings suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam mengubahnya ke dalam bentuk kas saat perusahaan memerlukannya.

Sebagai contoh, piutang dapat dengan mudah dicairkan melalui proses sekuritisasi, hutang bank juga bisa dengan mudah diubah menjadi kas. Jadi Net Working Capital bisa dianggap sebagai substitusi dari Cash Holdings.

4. Cash Flow
Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Cash flow merupakan arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi di masa mendatang.

Apabila arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar, hal ini menunjukkan arus kas bersih positif dan sebaliknya, apabila arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar, maka terjadi arus kas bersih negatif. Arus kas bersih positif menyebabkan naiknya jumlah kas yang dimiliki perusahaan, dan sebaliknya, arus kas bersih negatif menyebabkan turunnya jumlah kas perusahaan.

5. Dividend Payment
Dividen merupakan laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Perusahaan yang membayar dividen dapat mengurangi biaya memegang kas dengan mengurangi dividen. Dengan kata lain perusahaan yang membagikan dividen kepada pemegang saham lebih mampu mengumpulkan dana dengan biaya rendah ketika dibutuhkan dengan mengurangi dividen. Biaya ini dapat dihindari bagi perusahaan yang menghadapi sumber dana internal yang rendah dengan menerbitkan ekuitas atau bahkan mengurangi pembayaran dividen.

D. Teori Cash Holding (Kepemilikan Kas)
Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepemilikan kas di antaranya,
1. Trade off theory.
Trade off theory mengemukakan bahwa perusahaan memaksimalkan nilai perusahaan berdasarkan pertimbangan akan biaya dan keuntungan dari memegang kas. Semakin besar saldo kas yang dimiliki perusahaan menunjukkan perusahaan tersebut semakin likuid dan risiko kekurangan kas yang dihadapi oleh perusahaan semakin kecil atau dapat dikatakan semakin aman. Perusahaan yang mengalami kekurangan saldo kas akan menyebabkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan.

2. Pecking order theory.
Pecking order theory mengemukakan bahwa terdapat beberapa sumber dana yang dapat dipilih dalam pembuatan keputusan pendanaan perusahaan, yaitu :
a. pendanaan internal.
b. pendanaan eksternal.

Perusahaan memilih untuk menggunakan sumber dana internal atau pendanaan internal, ketika membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan akan investasi. Jika kebutuhan investasi tidak dapat dipenuhi dari pendanaan internal, maka sumber pendanaan eksternal yang berasal dari hutang dijadikan pilihan kedua oleh perusahaan dan yang dijadikan pilihan terakhir yaitu ekuitas sebagai sumber pendanaan.

3. Agency theory.
Agency theory mengemukakan bahwa hubungan agency muncul ketika pemegang saham (priciple) mempekerjakan orang lain sebagai agen untuk memenuhi kontrak yang telah disepakati oleh keduanya. Dalam hubungan ini, manajer diberikan wewenang oleh pemegang saham untuk mengelola aset-aset perusahaan agar bisa memberikan profit bagi mereka.

E. Manfaat Cash Holding (Kepemilikan Kas)
Kepemilikan kas memiliki banyak manfaat bagi perusahaan di antaranya,
1. Kepemilikan kas mengurangi kemungkinan terjadinya financial distress akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu.
2. Kepemilikan kasa dapat bertindak sebagai dana cadangan dalam menghindari kebangkrutan.
3. Kepemilikan kas dapat bertindak sebagai dana alternatif apabila perusahaan mengalami kesulitan dalam
4. Menggunakan dana eksternal.
5. Kepemilikan kas memungkinkan perusahaan melakukan kebijakan investasi secara lebih optimal.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Cash Holding, Motif, Faktor, Teori, dan Manfaatnya"