Pengertian Self Monitoring, Aspek, dan Cirinya

Table of Contents
Pengertian Self Monitoring
Self Monitoring

A. Pengertian Self Monitoring

Self Monitoring merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk mengatur perilaku guna menyesuaikan pada tuntutan-tuntutan dalam situasi sosial. Sehingga terbentuk kecenderungan untuk mengubah perilaku dalam merespons terhadap presentasi diri (kesan) yang dipusatkan pada situasi sekitar. Demikian Mark Snyder menjelaskan konsep self monitoring sebagai proses yang dialami dari tiap individu dalam menampilkan impression management di hadapan orang lain.

Teori tersebut menitikberatkan perhatian pada kontrol diri individu untuk memanipulasi citra dan kesan orang lain tentang dirinya dalam melakukan interaksi sosial (Shaw & Constanzo, 1982). Individu baik secara sadar maupun tidak sadar memang selalu berusaha untuk menampilkan kesan tertentu mengenai dirinya terhadap orang lain pada saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Seseorang yang memiliki self monitoring yang tinggi mampu menitikberatkan pada apa yang layak secara sosial dan meletakkan perhatiannya pada bagaimana dirinya mampu berperilaku dalam hubungan sosial. Sebaliknya jika seseorang individu yang termasuk rendah dalam pemantauan diri akan cenderung lebih menaruh perhatian pada perasaan mereka sendiri dan kurang menaruh perhatian pada isyarat akan situasi yang dapat menunjukkan apakah perilaku mereka layak ataukah tidak.

Self Monitoring Menurut Para Ahli
1. Snyder (Watson et al, 1984), self monitoring merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk menampilkan dirinya di hadapan orang lain dengan menggunakan petunjuk-petunjuk yang ada pada dirinya atau petunjuk-petunjuk yang ada di sekitarnya.
2. Robbins (1996, h.60), self monitoring merupakan suatu ciri kepribadian yang mengukur kemampuan individu untuk menyesuaikan perilakunya pada faktor-faktor situasional luar.
3. Baron & Byrne (1994), self monitoring merupakan tingkatan individu dalam mengatur perilakunya berdasarkan situasi eksternal dan reaksi orang lain (self monitoring tinggi) atau atas dasar faktor internal seperti keyakinan, sikap, dan minat (self monitoring rendah).
4. Brehm & Kassin (1993), self monitoring adalah kecenderungan mengatur perilaku kita untuk menyesuaikan dengan tuntutan-tuntunan situasi sosial, dengan demikian, self monitoring adalah kecenderungan untuk merubah perilaku dalam merespons terhadap presentasi diri yang dipusatkan pada situasi.
5. Brigham (1991), self monitoring merupakan proses di mana individu mengadakan pemantauan (memonitor) terhadap pengelolaan kesan yang telah dilakukan.

B. Aspek Self Monitoring

Mariani (dalam Azwar, 1999) membagi aspek-aspek dalam self monitoring ke dalam 3 bagian di antaranya,
1. Sosial Stage Presence, yaitu sebuah perilaku yang ditunjukkan untuk menarik perhatian dalam sebuah lingkungan atau sosialisasi. Hal ini tentu memiliki tujuan dan maksud tertentu. Salah satunya agar bisa dikenal oleh lingkungannya secara positif. Adapun ciri yang mendominasi seseorang dengan tingkah laku ini di antaranya,
a. Suka menjadi pusat perhatian orang.
b. Orang yang menyukai berbicara atau bercerita mengenai topik yang lucu atau humoris.
c. Pandai menilai sesuatu dengan tepat pada suatu hal yang belum jelas.

Keuntungan memiliki tingkah laku seperti ini yaitu bisa membuat orang lain merasa nyaman dan bahagia, karena kepintarannya untuk menghibur orang lain. Namun, kerugiannya adalah suka overacting apabila tingkah lakunya tidak sesuai dengan keinginan orang lain.

2. Other Directedness, yaitu seseorang dengan tingkah laku yang bisa memainkan peranan yang diinginkan orang lain dengan maksud tertentu. Umumnya hal tersebut atas keinginan sendiri atau orang lain dalam situasi sosial. Adapun ciri yang menunjukkan seseorang memiliki tingkah laku seperti ini di antaranya,
a. Selalu berusaha untuk membuat orang lain senang.
b. Mampu bersikap sama pada situasi dan kondisi sosial.
c. Suka menutupi kenyataan pada diri sendiri atau mampu bersikap seperti topeng.

Keuntungan tingkah laku seperti ini yaitu memberikan kebaikan dan hal yang orang lain sukai. Kerugiannya ia akan memaksakan keadaan apa pun demi orang lain, egois dan tidak memikirkan dirinya sendiri.

3. Expressive Control, yaitu sebuah kemampuan yang secara efektif dapat mengontrol tingkah lakunya. Jika seseorang yang memiliki high self-monitoring dan ia tahu bagaimana suka mengontrol tingkah lakunya agar kelihatan semua baik, dan terkesan suka berbicara dan memberikan kesenangan pada lingkungannya. Adapun ciri orang seperti ini di antaranya,
a. Orang yang pintar bersandiwara atau beracting pada orang lain dan dirinya sendiri.
b. Orang yang pintar membuat suasana menjadi ramai dan bernuansa.
c. Dapat berkomunikasi kepada orang lain dengan spontanitas.

Keuntungan seseorang dengan tingkah seperti ini yaitu tahu bagaimana ia bisa menempatkan dirinya. Dan kerugiannya ia hanya menutupi dan berpura-pura dalam segala hal, sehingga terkesan tidak tulus melakukan tindakan demi kepentingan orang lain.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment