Pengertian Manajemen Stres, Penyebab, Tingkatan, Tujuan, dan Caranya

Pengertian Manajemen Stres
Manajemen Stres

A. Pengertian Manajemen Stres
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respons). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.

Stres merupakan bentuk reaksi psikologis yang normal terjadi jika terjadi peningkatan beban kehidupan, seperti beban pekerjaan. Stres timbul sebagai peringatan diri kita sendiri bahwa otak mengalami tekanan yang berlebihan. Jadi, manajemen stres adalah suatu cara atau metode penanganan gangguan psikologis yang ditujukan untuk mengendalikan tingkat stres individu, khususnya stres kronis.

Berdasarkan organisasi kesehatan mental asal Inggris, beberapa tanda seseorang sedang mengalami stres adalah mudah marah ataupun tersinggung, sulit berkonsentrasi, takut atau cemas terus-menerus, suasana hati yang berubah drastis, adanya perubahan pola tidur, ketergantungan pada obat atau alkohol agar bisa tidur, depresi, dan lain-lain.

Untuk di lingkungan kerja, stres akan bisa terlihat secara mudah dari ekspresi para karyawan bila ada suatu pekerjaan yang menumpuk. Bila tidak segera ditangani dengan baik, stres akan mengakibatkan performa karyawan menjadi menurun dan pekerjaan tidak bisa diselesaikan dengan baik.

Manajemen Stres Menurut Para Ahli
1. Jonathan C. Smith, manajemen stres adalah suatu keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola, dan memulihkan diri dari stres yang dirasakan karena adanya ancaman ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.
2. Dorothy H. G. Cotton, manajemen stres  adalah kemampuan dalam identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang terkait stres dan aplikasi berbagai alat teraupetik untuk mengubah stres atau pengalaman stres
3. Munandar A. S., manajemen stres adalah usaha untuk mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu, dan menampung akibat fisiologikal dari stres.
4. Andrew Goliszek, manajemen stres  adalah usaha untuk memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik, yaitu dengan cara:
a. Mempelajari apa itu gila.
b. Mengenali gejala stres yang terjadi dalam diri.
c. Mengubah pola perilaku.
d. Memanfaatkan serangkaian teknik dan relaksasi dari manajemen stres yang cepat dan sederhana.

B. Penyebab Stres
Adanya tekanan jiwa yang terjadi pada seseorang bisa terjadi karena berbagai faktor, baik itu dari diri sendiri maupun dari luar. Penyebab stres ini secara umum terbagi menjadi dua di antaranya,
1. Penyebab Stres dari Luar
Tekanan jiwa yang terdapat dalam diri seseorang kerap kali disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan. Seperti suara yang bising, suhu panas, cahaya terlalu banyak dan lain-lain. Selain itu, beberapa pengaruh dari luar yang bisa mengakibatkan stres di antaranya,
a. Peristiwa penting yang terjadi dalam hidup seseorang, seperti meninggalnya orang yang dikasihi, kehilangan pekerjaan, perceraian, putus cinta, dan lain-lain.
b. Adanya interaksi sosial, seperti perlakukan kasar dari orang lain, sikap agresif dari orang lain, intimidasi dari pihak yang lebih berkuasa, dan lain-lain.
c. Di dalam perusahaan, seperti deadline pekerjaan yang ketat, intimidasi dari pihak atasan atau rekan kerja, peraturan yang terlalu kaku, dan lain-lain.
d. Kecerobohan sendiri, seperti lupa menyimpan kunci, lupa mematikan listrik, rusaknya peralatan, dan lain-lain.

2. Penyebab Stres dari Dalam
Stres juga bisa terjadi karena adanya pengaruh dari dalam diri seseorang tersebut di antaranya,
a. Workaholic, yakni seseorang yang melakukan pekerjaan secara kompulsif dan sangat sering mengorbankan waktu tidur serta keluarganya sehingga mengakibatkan tekanan dalam jiwanya.
b. Fixed Mindset, yakni mereka yang memiliki pikiran sempit dan kaku. Umumnya mereka memiliki banyak pikiran dan kaku atau tidak berpikir sama sekali secara normal.
c. Pikiran Negatif, hal tersebut ditandai dengan adanya cara pikir yang pesimistis, berlebihan mengkritik diri sendiri dan menganalisis sesuatu secara berlebihan
d. Gaya hidup dan juga kebiasaan buruk, seperti begadang, minum alkohol, kafein, perokok berat, boros, dan lain-lain.

C. Tingkatan Stres
1. Eustress. Eustress merupakan stres positif yang terjadi pada saat tingkatan stres cukup tinggi untuk memotivasi supaya berperilaku untuk mendapatkan sesuatu. Eustress merupakan stres yang baik, yang memberikan keuntungan kesehatan seperti latihan fisik atau mendapatkan promosi.
2. Distress. Distress atau stres negatif terjadi pada saat tingkatan stres sangat tinggi atau sangat rendah dan tubuh serta pikiran mulai merespons penyebab stres dengan negatif. Distress di lain pihak adalah stres yang mengganggu kesehatan dan biasa membuat tidak seimbang antara tuntutan stres dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan.

Dengan seperti itu penanganan stres bisa memberikan tingkat motivasi dan stimulus. Jika mempunyai kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan, kita bisa memakai stres dengan cara yang efektif.

D. Tujuan Manajemen Stres
Tujuan manajemen stres adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik. Tujuan manajemen stres dalam organisasi di antaranya,
1. Mengantisipasi kemungkinan munculnya penyebab stres.
2. Mencegah terjadinya stres pada individu dan organisasi secara keseluruhan.
3. Mengelola stres agar tidak menimbulkan akibat yang lebih buruk.
4. Memulihkan individu dan atau organisasi dari stres.

Biasanya stres dapat mempengaruhi emosi dan cara berpikir seseorang. Apabila tekanan yang dialami seseorang terlalu besar, hal ini bisa mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan kondisi lingkungannya. Untuk mencegah kondisi yang lebih parah maka diperlukan manajemen stres yang baik.

E. Cara Mengelola Stres
Umumnya, stres diungkapkan secara emosional sehingga bisa mengganggu komunikasi yang terjadi antar manusia. Untuk itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi manajemen stres yang baik di dalam perusahaannya. Stephen P. Robbins menjelaskan ada dua cara dalam mengelola stres, cara tersebut di antaranya,
1. Melakukan Pendekatan Individual
Pendekatan individual sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan manajemen stres di dalam suatu perusahaan. Beberapa pendekatan individual tersebut di antaranya adalah menerapkan manajemen waktu secara baik, meningkatkan waktu olahraga, melatih diri agar lebih rileks, memperluas sosialisasi.

2. Melakukan Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, pendekatan organisasional dilakukan untuk mengelola stres di dalam perusahaan yang umumnya dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
a. Membuat iklim perusahaan yang lebih mendukung
b. Melakukan seleksi secara personil dan juga penempatan kerja yang lebih baik lagi
c. Meminimalisir adanya kemungkinan konflik dan melakukan klarifikasi peran perusahaan.
d. Menetapkan tujuan secara lebih realistis
e. Membuat bimbingan konseling pada setiap karyawan
f. Mereset pekerjaan para karyawan
g. Dan melakukan perbaikan komunikasi dari dalam perusahaan
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Manajemen Stres, Penyebab, Tingkatan, Tujuan, dan Caranya"