Pengertian Manajemen Aset, Tujuan, dan Siklusnya

Table of Contents
Pengertian Manajemen Aset
Manajemen Aset

A. Pengertian Manajemen Aset (Asset Management)

Manajemen aset adalah sebuah pengambilan keputusan, sikap, pembagian atau penggunaan suatu aset secara bijaksana, melalui proses pemikiran yang matang guna meminimalisir pemakaian aset yang berlebihan. Manajemen aset merupakan sebuah proses terstruktur mengenai penggunaan dan pengembangan aset yang ada.

Untuk pengembangan aset ini sendiri didasarkan pada akuisisi, perhitungan dan pemeliharaan berkala dengan hemat dan seefisien mungkin. Asset management diperlukan untuk memutuskan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis, dan kemudian untuk mendapatkan dan mempertahankan aset selama masa pakai aset tersebut sampai ke pembuangan.

Manajemen Aset (Asset Management) Menurut Para Ahli
1. Gima Sugiama (2013), manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu manajemen kekayaan yang mencakup proses perencanaan kebutuhan aset, memperoleh, menginventarisir, mengaudit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membuat atau menghilangkan, dan mentransfer aset secara efektif dan efisien.
2. Dolli D. Siregar (2004), manajemen aset adalah profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya dikembangkan atau populer di pemerintahan atau di unit kerja atau lembaga.
3. Kaganova dan McKellar, manajemen aset adalah proses pengambilan keputusan dan implementasinya sesuai dengan akuisisi, penggunaan, dan distribusi aset-aset ini.
4. Danylo dan Lamer (1999), asset management adalah metodologi untuk secara efisien dan adil mengalokasikan sumber daya di antara tujuan dan sasaran yang valid dan bersaing.

B. Tujuan Manajemen Aset (Asset Management)

Berikut tujuan diadakannya kegiatan pengelolaan aset di antaranya,
1. Untuk Memahami Status dan Kondisi Aset yang Ada.
Misalnya saja apakah aset yang digunakan sebagai media kekayaan untuk jangka waktu tertentu ini relevan dan masih memiliki nilai tinggi atau tidak. Melakukan pengelolaan berarti melakukan tindakan pengecekan dan juga pemahaman kondisi aset berkelanjutan.

2. Guna Menjaga Nilai Aset dalam Jangka Panjang.
Dengan melakukan pengelolaan aset yang dimiliki baik dalam bidang jasa, bangunan, emas atau lainnya bisa menjaga nilai aset jangka panjang. Pengelolaan ini dijamin memberikan kesadaran bagi pemilik untuk menjaga asetnya tetap terpelihara. Karena di dalam pengelolaan aset tentu pemilik akan belajar mengenai nilai aset yang bisa saja mengalami pengembangan di waktu kedepan.

3. Memilih Investasi Aset yang Benar.
Mengetahui jenis aset yang tepat untuk diinvestasikan akan mendorong pemilik dana memahami bahwa menjaga kekayaan salah satunya adalah dengan memiliki aset yang tepat. Tujuan melakukan pengelolaan aset adalah juga bisa menjadi pembatas untuk memberikan alokasi keuangan pada hal yang benar. Seperti misalnya tinggal di perkotaan maka bisa memilih jenis aset apartemen, toko atau tempat hiburan yang tengah hits hingga menabung emas.

4. Untuk Mendapatkan Keuntungan Maksimum Dari Aset yang Ada
Kemudian tujuan diadakannya pengelolaan aset adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimum dari aset yang ada. Berbicara investasi maka tidak mungkin tentang melakukan pembelian dan penjualan barang jangka pendek. Aset yang menguntungkan identik dengan masa waktu pengelolaan yang panjang karena nilainya yang semakin besar setelah pengelolaan beberapa waktu lamanya.

5. Sebagai Bagian Penting Penyusunan Neraca Akuntansi Jika Dibutuhkan
Pengelolaan aset juga bisa dijadikan alat penyusun neraca akuntansi jika memang dibutuhkan. Misalnya saja pemilik aset adalah seorang pebisnis atau akutan maka pengelolaan aset yang dimiliki bisa dicatat dan dijadikan perhitungan keuangan. Namun misalnya saja tidak membutuhkan data rinci mengenai nilai aset guna penyusunan neraca akuntansi juga tidak masalah, karena hal ini akan memberikan data yang faktual tentang kekayaan Anda.

6. Sebagai Bentuk Pengamanan Aset dan Dana
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan aset maka tentu saja itu merupakan satu bentuk upaya pengamanan aset juga dana. Dana yang dimiliki mampu dialokasikan pada penggunaan yang baik dan berjangka panjang. Contohnya dengan memilih membeli perkebunan setelah mendapat dana warisan tentu akan membuat dana Anda lebih berguna dibandingkan dengan tour luar negeri yang singkat.

7. Menurunkan Angka Kerugian
Tujuan sekaligus keuntungan dari pengelolaan aset yang terakhir adalah mampu menurunkan angka kerugian. Tentu dibandingkan membelanjakan keuangan pada barang praktis dan bisa habis tiba-tiba maka membelanjakan pada aset akan menurunkan kerugian. Semisal seperti melakukan pembelian tanah, rumah, gedung, perkebunan dan lain sebagainya.

C. Siklus Manajemen Aset (Asset Management)

Dalam pelaksanaan asset management terdapat delapan tahapan yang harus dilakukan sehingga siklus dapat terbentuk di antaranya,
1. Perencanaan Kebutuhan Aset, adalah tahap awal proses asset management dimana dilakukan perencanaan mengenai apa saja hal yang dibutuhkan dalam mengelola aset. Misalnya kebutuhan untuk pengadaan, inventarisasi, perawatan, dan lain sebagainya.
2. Pengadaan Aset. Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengadaan aset, misalnya barang atau jasa yang diperoleh dengan biaya sendiri atau pihak lain.
3. Inventarisasi Aset. Pada tahap ini terdapat rangkaian kegiatan berupa identifikasi kualitas dan kuantitas aset, baik secara fisik/ non fisik maupun secara yuridis/ legal. Masing-masing aset didokumentasikan dan diberi kode tertentu untuk keperluang pengelolaan aset tersebut.
4. Legal Audit Aset. Pada tahap ini dilakukan audit mengenai status aset, sistem dan prosedur pengadaan, sistem dan alur pengalihan. Selain itu, identifikasi kemungkinan terjadinya masalah legalitas juga dilakukan pada tahap ini dan sekaligus mempersiapkan solusinya.
5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Aset. Pada tahap ini setiap aset yang dimiliki digunakan untuk melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan fungsinya untuk mencapai tujuan perusahaan.
6. Penilaian Aset. Pada tahap ini pihak asset management menentukan nilai aset yang dimiliki sehingga perusahaan mengetahui dengan jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang dialihkan maupun yang dihapuskan.
7. Penghapusan Aset. Pada tahap ini perusahaan akan menilai aset apa saja yang dianggap tidak menguntungkan dan akan dihapuskan. Proses tersebut dibagi dalam dua bagian di antaranya,
a. Pengalihan Aset, yaitu pemindahan hak dan/atau tanggungjawab, wewenang, dan pemanfaatan suatu unit kerja ke unit kerja yang lainnya dalam lingkungan sendiri. Misalnya penyertaan modal, hibah, dan lainnya.
b. Pemusnahan Aset, yaitu tindakan memusnahkan atau menghancurkan aset untuk mengurangi aset karena dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi.

8. Pembaharuan Aset. Pada banyak kasus aset yang dianggap tidak produktif bisa diperbaharui sehingga dapat dimanfaatkan lagi sampai umur ekonomisnya berakhir. Pembaharuan atau peremajaan tersebut dilakukan dalam bentuk perbaikan atau penggantian suku cadang sehingga aset dapat bekerja seperti kondisi semula.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment