Pengertian Manajemen Agribisnis, Ruang Lingkup, Aspek, dan Fungsinya
Manajemen Agribisnis |
A. Pengertian Manajemen Agribisnis
Pengertian manajemen agribisnis adalah suatu kegiatan di industri pertanian (agro-industri) yang menerapkan ilmu manajemen dengan memberlakukan fungsi perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian, serta memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan, yaitu menghasilkan produk pertanian yang menguntungkan.
Ilmu manajemen memiliki peranan yang penting di dalam agribisnis sebagai suatu sarana dalam membentuk perencanaan agribisnis yang lebih terstruktur dan juga terorganisir dengan baik. Sementara perencanaan di dalam agribisnis memiliki peranan yang sangat penting mengingat bisnis dalam pertanian penuh dengan ketidakpastian dan sangat rentan dengan kerugian.
Manajemen Agribisnis Menurut Para Ahli
1. E. Austin, manajemen agribisnis adalah suatu bentuk kesatuan aktivitas usaha yang di dalamnya mencakup usaha tani, mengolah bahan makanan, usaha sarana serta berbagai prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan dan juga kestabilan pangan serta kegiatan-kegiatan lain, termasuk di dalamnya penyaluran bahan pangan dan serat makanan kepada pihak konsumen.
2. Wibowo, agribisnis adalah seluruh kegiatan yang dilakukan mulai dari proses pengadaan, penyaluran, pelaksanaan, hingga proses pemasaran produk yang diperoleh dari suatu kegiatan tani ataupun agro-bisnis yang saling terikat antara yang satu dengan yang lainnya.
3. Sjarkowi dan M. Sufri, agribisnis adalah seluruh usaha yang erat kaitannya dengan kegiatan produksi pertanian yang mencakup perusahaan input pertanian dan atau upaya produksi itu sendiri dan juga proses pengelolaan atas hasil pertanian.
4. Soekartawi, agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
5. Drilon, J.D, agribisnis adalah semua kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, aktivitas yang dilakukan usaha tani, serta penyimpanan, pengolahan, dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.
6. G.L. Cramer dan C.W. Jensen, agribisnis adalah kegiatan yang meliputi industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/ konsumen.
7. W. David Downey dan Steven P. Erickson, agribisnis adalah kegiatan yang berkaitan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan.
8. Suharjo, agribisnis adalah sebuah sistem dalam agro-industri yang terdiri atas beberapa sub-sistem yang saling terkait. Sistem tersebut bisa berfungsi dengan baik bila tidak ada gangguan pada salah satu sub-sistem.
9. Hadi, agribisnis adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari empat subsistem yang saling mempengaruhi, yaitu penyediaan input pertanian, produksi pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil pertanian, di mana semua kinerjanya menjadi tanggung jawab koordinator agribisnis.
B. Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis
Manajemen agribisnis merupakan sebuah sistem yang utuh mulai dari sub-sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian, sub-sistem usaha tani, sub-sistem pengolahan atau agroindustri, dan sub-sistem pemasaran. Dukungan dari sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana, serta sub-sistem pembinaan sangat diperlukan agar sistem Agribisnis bisa berjalan sesuai fungsinya. Berikut ini adalah beberapa indikator keberhasilan pembangunan agribisnis di antaranya
1. Meningkatnya Kesejahteraan Petani
a. Nilai tukar petani meningkat.
b. Terjadi peningkatan dalam hal keunggulan komparatif dan kompetitif para petani.
c. Terjadi peningkatan pada usaha tani dan usaha pengolahan hasil tani.
d. Meningkatnya mutu produk usaha tani dan usaha pengolahan hasil tani.
e. Nilai ekspor komoditas pertanian meningkat.
f. Nilai impor komoditas pertanian menurun.
2. Meningkatnya Kesempatan Kerja
a. Jumlah usaha agribisnis di pedesaan mengalami peningkatan.
b. Terjadi perkembangan pada usaha industri hulu dan industri pengolahan hasil tani.
c. Penurunan angka pengangguran di desa.
3. Meningkatnya Ketahanan Pangan
a. Ketersediaan sumber pangan meningkat.
b. Terjadi penurunan impor bahan pangan.
c. Jumlah masyarakat yang rawan pangan menurun.
d. Terjadi peningkatan diversifikasi konsumsi pangan non beras.
4. Meningkatnya Layanan Kepada Petani
a. Perkembangan teknologi agribisnis spesifik lokasi.
b. Ketersediaan layanan teknologi agribisnis.
c. Ketersediaan pusat layanan perkreditan dan sarana produksi tani.
d. Pusat pasar agribisnis mulai terbentuk di berbagai wilayah.
C. Aspek Manajemen Agribisnis
Dalam manajemen agribisnis, terdapat beberapa aspek utama yang harus disusun dengan baik di antaranya,
1. Penyusunan Visi dan Misi Bisnis
Seperti yang sudah kita bahas bersama dari pengertian manajemen agribisnis di atas, dalam memutuskan pengembangan pada suatu bisnis pertanian diperlukan adanya perencanaan visi dan juga misi yang matan sebagai wujud utama pelaksanaannya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan analisa SWOT atau (Strength, Weakness, Opportunity Threats) terhadap jenis usaha yang sedang dikembangkan. Hal ini dilakukan tidak lain adalah demi menentukan arah bisnis dan perjalanan bisnis ke depannya.
2. Rencana Pemasaran
Dalam bidang pertanian, manajemen pemasaran harus disusun sebelum adanya rencana produksi. Tujuannya tentu saja demi membuat bagan yang lebih tertarget, seperti produk apa yang nantinya akan dihasilkan, siapa saja yang harus membeli, tujuan pemasaran, dan perkiraan harganya.
Hal tersebutlah yang membuat manajemen agribisnis memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa adanya rencana pemasaran yang matang, maka produk bisa dipastikan tidak akan laku di pasaran. Padahal, industri pertanian adalah salah satu industri yang rentan mengalami kegagalan karena mudah layu dan jika sudah layu maka tidak akan layak untuk dikonsumsi.
3. Rencana Produksi
Rencana produksi dalam manajemen agribisnis adalah suatu penggunaan aset dan juga sarana perusahaan dalam menghasilkan suatu produk. Prinsip utama yang ditekankan di dalamnya mencakup orientasi pasar, yang artinya memproduksi atau menghasilkan suatu produk atau jasa yang memang diperlukan pasar. Tujuannya adalah bila barang tersebut sudah diproduksi, maka bisa laris di pasar karena ada nilai guna di dalamnya.
4. Rencana Keuangan
Keuangan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam bisnis apapun. Keuangan juga menjadi tujuan utama dalam melakukan bisnis. Nah, manajemen agribisnis diperlukan untuk membuat suatu perencanaan keuangan dan bila diperlukan akan dilakukan bersama dengan para konsultan.
5. Rencana Sumber Daya
Seperti yang sudah kita bahas di atas, agribisnis adalah bisnis pertanian yang artinya memerlukan banyak sumber daya manusia. Sehingga, proses perekrutan yang banyak akan memerlukan pengeluaran yang banyak untuk suatu perusahaan. Dengan adanya manajemen bisnis yang baik, maka akan membantu menekan keperluan sumber daya manusia, salah satu contohnya adalah dengan menghimpun beberapa aktivitas pada satu tanggung jawab khusus.
D. Fungsi Manajemen Agribisnis
Sifat agribisnis berbeda dengan bidang usaha lainnya, sehingga penerapan berbagai fungsi manajerial dalam agribisnis juga berbeda. Beberapa fungsi agribisnis di antaranya,
1. Akuisisi dan distribusi fasilitas produksi
2. Kegiatan produksi primer (budidaya)
3. Pengolahan (agribisnis)
4. Pemasaran
Fungsi agribisnis diatur dalam suatu sistem, di mana semua fungsi tersebut menjadi berbagai subsistem. Sistem Industri Pertanian ini hanya dapat berfungsi dengan baik jika semua subsistem yang dikandungnya dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya. Jika terjadi masalah pada salah satu subsistem, maka sistem yang dimaksud akan mengalami masalah.
Dari berbagai sumber
Post a Comment