Pengertian Chauvinisme, Sejarah, Ciri, Dampak, dan Contohnya

Pengertian Chauvinisme
Chauvinisme

A. Pengertian Chauvinisme
Chauvinisme adalah suatu paham yang mengajarkan tentang rasa cinta, loyalitas atau kesetiaan kepada tanah air dan bangsa dengan cara berlebihan tanpa mempertimbangkan pandangan orang lain sebagai alternatif. Chauvisnisme juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa cinta, bangga, loyalitas, fanatisme, dan kesetiaan terhadap negara dengan cara mengagungkan bangsa sendiri serta merendahkan bangsa lainnya.

Chauvinisme (Sauvinisme atau Sovinisme) ini tidak diperbolehkan di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila. Walaupun merupakan bentuk rasa cinta tanah air, paham Chauvisnisme justru cenderung menimbulkan perpecahan di masyarakat dan mengakibatkan terjadinya pemberontakan atau tindakan makar bahkan melanggar Hak Asasi Manusia.

Chauvinisme Menurut Para Ahli
1. Inoviana (2014), chauvinisme adalah suatu paham yang mengajarkan kesetiaan ekstrem terhadap suatu pihak tanpa mau mempertimbangkan pandangan alternatif dari pihak lain.
2. Mirandalaurensi (2014), chauvinisme adalah suatu bentuk tindakan yang mengagung-agungkan negaranya akan tetapi menganggap remeh negara lain. Ciri khas chauvinisme ialah suka menghina negara lainnya.
3. St-Times (2013), chauvinisme adalah rasa cinta terhadap tanah air secara berlebihan dengan mengagung-agungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain.
4. Macmillan (2015), chauvinisme adalah kepercayaan pada superioritas atau dominasi kelompok atau orang sendiri yang dipandang kuat dan berbudi luhur. Sementara yang lain dianggap lemah atau tidak berharga.
5. Hannah Arendt (1945), chauvinisme adalah produk yang bentuknya hampir sama dari konsep nasional, sejauh ia bersumber langsung dari gagasan lama tentang “misi nasional”.

B. Sejarah Chauvinisme
Istilah Chauvinisme mulai muncul sekitar tahun 1960. Awalnya paham tersebut dikenal sebagai bentuk dari pandangan agresif pria terhadap wanita. Chauvinisme dicetuskan oleh tokoh bernama Nicolas Chauvin. Dirinya merupakan seorang tentara setia dari Napoleon Bonaparte. Bahkan, meski Napoleon waktu itu kalah, Chauvin masih tetap setia kepadanya.

Chauvinisme dimaknai sebagai suatu paham yang cenderung bersikap loyal atau pandangan kesetiaan seseorang kepada sesuatu hal. Hal itu menimbulkan berbagai jenis chauvinisme seperti chauvinisme nasionalisme, yakni suatu paham yang percaya kepada negaranya bahkan rela berkorban. Itulah mengapa, istilah tersebut akhirnya muncul dengan sebutan mirip nama Chauvin.

C. Ciri Chauvinisme
1. Sikap yang Fanatik Terhadap Bangsa dan Negaranya
Salah satu ciri sikap chauvinisme adalah menunjukkan sikap fanatik yang berlebihan terhadap bangsa serta negaranya. Pasalnya, seseorang yang menganut konsep chauvinisme sangat percaya jika ras dan bangsanya adalah yang terbaik dari yang terbaik. Maka tidak heran jika penganut konsep chauvinisme membuatnya merasa superior dan berhak atas orang lain.

2. Memandang Rendah dan Menindas Ras serta Bangsa Lain
Kemudian ciri kedua dari sikap chauvinisme adalah memandang ras dan bangsa lain lebih rendah darinya. Bahkan tidak ragu-ragu untuk melakukan sebuah penindasan. Hal tersebut yang pada akhirnya jadi latar belakang seseorang melakukan tindakan rasis pada orang lain hanya karena menganggap dirinya lebih baik dan berhak atas mereka yang memiliki perbedaan seperti, warna kulit, mata dan lain sebagainya.

3. Punya Pemimpin Revolusionis dan Diktatoris
Selanjutnya, ciri yang ketiga dari penganut chauvinisme adalah dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki kecenderungan revolusionis dan diktatoris. Revolusionis yang dimaksud adalah memimpin dengan kekerasan. Sedangkan diktator maksudnya tidak memimpin secara demokratis dan pemimpin tersebut punya kekuasaan sangat mutlak serta tidak bisa diganggu gugat oleh siapa saja.

D. Dampak Chauvisnisme
Paham chauvinisme ini seperti pedang bermata dua. Walaupun mengajarkan kesetiaan pada negara, namun pada praktiknya perwujudan rasa cinta negara tersebut berlebihan dan justru mengakibatkan perpecahan.
1. Dampak Negatif Chavisnisme
a. Menyebabkan timbulnya perpecahan, pertikaian, bahkan peperangan antar bangsa dan negara.
b. Dapat merusak perdamaian dunia yang sudah terjalin dengan baik.
c. Menyebabkan timbulnya gangguan terhadap pembangunan karena menutup diri dengan negara lain.
d. Mengakibatkan penganutnya menjadi orang yang tertutup dan sulit bersosialisasi dengan orang lain.
e. Pada umumnya penganut Chauvinisme melupakan keberadaan Tuhan sang pencipta alam semesta.
f. Chauvisnisme cenderung membuat seseorang selalu beranggapan negatif terhadap bangsa lain dalam berbagai hal.

2. Dampak Positif Chauvisnime
Walaupun cenderung berdampak negatif pada hubungan internasional dengan negara-negara lain, tapi ternyata Chauvisnisme punya dampat positif yaitu dapat mempersatukan masyarakat di suatu negara menjadi satu kesatuan yang tunduk kepada pemerintahnya.

E. Contoh Chauvinisme
Terdapat beberapa negara yang dalam sejarah pernah mengadopsi paham chauvinisme di antaranya,
1. Jerman
Waktu itu Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler, seorang diktator yang berpikir bahwa Jerman adalah negara terbaik di dunia. Adolf Hitler memusuhi orang Yahudi, anak-anak cacat, kembar. Hitler juga mengatakan bahwa Jerman yang merupakan ras Nordik / Arya adalah ras utama atau paling unggul. Paham Chauvinisme tersebut akhirnya memicu terjadinya perang dunia.

2. Jepang
Jepang yang dijuluki dengan negeri sakura ini pernah dipimpin oleh penguasa yang menganut paham Chauvinise yang menganggap Jepang sebagai negara terbaik di dunia. Dalam sejarah dunia, Jepang pernah menjadi salah satu negara penjajah karena menganggap remeh negara lain. Jepang pernah dipimpin oleh Tenno Haika yang menganut chauvinisme, di mana menganggap negara lain tidak lebih baik dari negaranya.

3. Italia
Italia dahulu pernah dipimpin oleh Benito Mussolini yang menganggap negara lain adalah negara peniru dan tidak kreatif. Sehingga pahamnya dikenal dengan paham yang kaku dan sombong. Ternyata Italia juga pernah menjadi negara penganut sovinisme. Pada saat itu, Italia dipimpin oleh Benito Mussolini, seorang diktator fasis yang berpikir bahwa negara-negara lain adalah peniru serta tidak kreatif.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Chauvinisme, Sejarah, Ciri, Dampak, dan Contohnya"