Pengertian Boikot, Sejarah, Bentuk, dan Efektivitasnya

Table of Contents
Pengertian Boikot
Boikot

A. Pengertian Boikot

Boikot dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersekongkol menolak untuk bekerja sama (berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dan sebagainya). Secara umum boikot adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan. Boikot juga bisa diartikan sebagai penolakan kerja sama.

boikot umumnya dilakukan karena munculnya perlakuan yang dianggap tidak adil sehingga dibutuhkan tindakan protes yang masif secara bersama-sama untuk mengubahnya. Aksi boikot dilakukan secara terorganisir serta tidak melibatkan aksi kekerasan yang bertujuan untuk memaksa atau menekan yang diboikot untuk mengubah suatu regulasi atau kebijakan yang telah dibuatnya.

B. Sejarah Boikot

Kata boikot merupakan serapan dari bahasa Inggris boycott yang mulai digunakan sejak "Perang Tanah" di Irlandia pada sekitar 1880 dan berasal dari nama Charles Boycott, seorang agen lahan (estate agent) untuk tuan tanah Earl Erne. Sejarah menceritakan bahwa pada zaman dahulu petani memohon kepada Charles Boycott agar menurunkan harga penggarapan lahan pertanian.

Namun permohonan para petani tersebut ditolak oleh Charles Boycott. Tidak lama kemudian, sikap penolakan dari Charles Boycott dibalas dengan penolakan juga oleh para petani. Para petani kemudian sepakat untuk tidak menggarap lahan pertanian yang akhirnya membuat Boycott mengalah. Charles Boycott bertanggung jawab terhadap gerakan mogok kerja yang dilakukan oleh para petani sehingga kemudian ia mengundurkan diri dari jabatannya.

Kemudian, pada tahun 1950-an hingga 1960-an, boikot termasuk ke dalam aksi yang dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak sipil di Amerika. Tindakan boikot bertujuan untuk melawan kesenjangan sosial dan politik yang tengah terjadi pada kala itu, contohnya saja seperti rasisme yang terjadi di suatu tempat atau perusahaan.

C. Bentuk Boikot

Pada praktiknya, bentuk tindakan boikot dilakukan dengan berbagai cara di antaranya,
1. Boikot Konsumen, merupakan tindakan di mana anggota masyarakat umum dihimbau untuk tidak membeli produk dari perusahaan yang menjadi target boikot. Tindakan boikot konsumen biasanya diorganisir oleh grup aktivis sosial. Tujuan dilakukannya boikot konsumen ini adalah sebagai tindakan protes atas praktik ketidakadilan atau tidak etis.
2. Boikot Business to Business, dilakukan sebagai upaya perlindungan suatu bisnis terhadap bisnis lain. Boikot business to business dapat merusak secara material, sehingga aksi ini sering disebut dengan balas dendam. Sebagai contoh, pemboikotan produk Apple di Tiongkok pada saat perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.
3. Boikot “Employee Walkout”. Saat ini, kata boikot lebih dikenal dengan pemogokan buruh di mana karyawan melakukan aktivitas mogok kerja untuk melakukan protes terhadap perusahaan. Di beberapa negara, karyawan yang melakukan mogok secara kolektif diperbolehkan untuk diberhentikan, meskipun secara pengertian “walkout” berarti “Resign”.

D. Efektivitas Boikot

Boikot sering dilakukan dalam bentuk aksi yang bertujuan untuk memberikan dampak sosial tertentu. Aksi Boikot dapat dikatakan berhasil apabila dipengaruhi dan mempengaruhi beberapa hal di antaranya,
1. Keikutsertaan Simpatisan Aksi. Jumlah simpatisan yang mengikuti aksi boikot juga sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan pemboikotan tersebut. Semakin banyak orang yang ikut serta dalam aksi pemboikotan, maka semakin besar pula kemungkinan tujuan boikot berhasil dicapai.
2. Waktu Boikot Berlangsung. Waktu menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan aksi boikot. Boikot harus dilakukan pada waktu yang sesuai jika ingin tujuannya tercapai.
3. Tokoh atau Organisasi. Aksi boikot yang diawali oleh tokoh atau organisasi kelompok tertentu dinilai sangat efisien untuk pelaksanaan boikot pertama kali. Hal ini dikarenakan tokoh atau organisasi lebih mudah mempengaruhi orang lain untuk ikut serta ke dalam aksi pemboikotan
4. Riset. Sebelum melakukan aksi boikot, riset menjadi hal penting untuk dilakukan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar aksi boikot berjalan sesuai fakta dan agar tujuan boikot lebih mudah dicapai.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment