Pengertian Masehi (M), Sebelum Masehi (SM), dan Sejarahnya
Masehi (M) dan Sebelum Masehi (SM) |
A. Pengertian Masehi (M) dan Sebelum Masehi (SM)
Masehi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya Kristen; Nasrani; perhitungan waktu yang dimulai sejak lahirnya Yesus Kristus. Kata Masehi (disingkat M) dan Sebelum Masehi (disingkat SM) berasal dari bahasa Arab (المسيØ), yang berarti "yang membasuh," "mengusap" atau "membelai." Dalam bahasa Latin penanggalan ini disebut "Anno Domini" (disingkat AD yang berarti "Tahun Tuhan") yang dipakai luas di dunia. Dalam bahasa Inggris pada zaman modern muncul istilah Common Era yang disingkat "CE" (secara harfiah berarti "Era Umum"), sedangkan waktu sebelum tahun 1 dipakai istilah "Before Christ" yang disingkat BC (artinya sebelum kelahiran Kristus) atau Before Common Era yang disingkat "BCE" (Sebelum Era Umum).
Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiran Nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus atau dalam bahasa Ibrani: "Yesua ha-Masiah") karena itu kalender ini dinamakan menurut Yesus atau Masihiyah (Mesias). Kebalikannya, istilah Sebelum Masehi (SM) merujuk pada masa sebelum tahun tersebut. Sebagian besar orang non-Kristen biasanya mempergunakan singkatan M dan SM ini tanpa merujuk kepada konotasi Kristen tersebut. Sistem penanggalan yang merujuk pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Barat selama abad ke-8.
B. Sejarah Masehi (M) dan Sebelum Masehi (SM)
Penemu Kalender Masehi |
Keputusan untuk memulai kalender dengan tahun kelahiran Yesus pertama kali disarankan oleh beberapa uskup Kristen. Salah satunya adalah Uskup Clemens dari Alexandria pada 190 dan Uskup Eusebius di Antiokhia pada 314-325. Mereka bekerja keras untuk menemukan tahun berapa Yesus lahir dengan menggunakan kronologi yang tersedia, perhitungan astronomi dan spekulasi astrologi. Tetapi sistem tersebut aslinya berasal dari seorang Biksu Scythian dari timur bernama Dionysius Exiguus (atau "Denis Pendek") pada 525.
Dionysus tidak pernah mengatakan bagaimana ia menentukan tanggal kelahiran Yesus. Tetapi sejumlah teori mengungkapkan Dionysus menggunakan kosmologi, konjungsi planet, dan presesi ekuinoks untuk menghitung tanggal. Pergantian Format Dionysus berupaya menetapkan AD 1 atau 1 Masehi sebagai tahun kelahiran Yesus Kristus tetapi tidak sesuai perkiraannya dalam beberapa tahun. Itulah sebabnya perkiraan modern terbaik menempatkan kelahiran Yesus Kristus pada 4 BC atau 4 SM.
Tujuan Dionysius yang sebenarnya adalah mencoba menentukan hari yang tepat bagi orang Kristen merayakan Paskah (Eastern Table). Hampir seribu tahun kemudian, perjuangan untuk mengetahui kapan merayakan Paskah menyebabkan reformasi kalender Romawi asli yang disebut kalender Julian. Reformasi kalender Julian pada bangsa Romawi menjadi kalender Gregorian yang paling banyak digunakan orang Barat saat ini.
Sebelum Masehi Penambahan komponen SM atau BC terjadi dua abad setelah Dionysus. Ketika Venerable Bede dari Northumbria menerbitkan Sejarah Gerejawi Rakyat Inggris pada 731. Hingga saat ini, sistem Dionysus telah banyak digunakan. Bede tidak hanya membuat sistem AD menjadi perhatian para sarjana tetapi juga memperluas sistem dengan memasukkan tahun sebelum 1 Masehi. Tahun-tahun sebelumnya diberi nomor dengan cara hitung mundur untuk menunjukkan peristiwa yang telah terjadi sebelum Kristus (BC).
Tidak ada tahun nol Charles Seife dalam Zero: The Biography of Dangerous Idea (2000), disebutkan bahwa Bede mengabaikan angka nol. Tahun yang datang sebelum 1 AD atau 1 M disebut dengan 1 BC atau 1 M. Tidak ada tahun nol, 0 AD atau 0 M. Namun, angka nol memang ada. Konsepsi modern manusia tentang nol pertama kali diterbitkan pada 628 M oleh cendekiawan India bernama Brahmagupta. Gagasan itu kemudian menyebar ke era Eropa Kristen pada abad pertengahan, antara abad ke-11 hingga ke-13.
Popularitas sistem AD dan BC Sistem AD dan BC semakin populer pada abad ke-9 setelah Kaisar Suci Romawi Charlemagne mengadopsi sistem untuk ketentuan penanggalan bagi pemerintahan di seluruh Eropa. Pada abad ke-15 semua Eropa Barat telah mengadopsi sistem AD dan BC ini. Inklusi sistem ini secara implisit dapat dilihat dalam pengenalan kalender Gregorian abad ke-16. Kalender Gregorian ini menjadi standar internasional pada 1988 ketika International Organization for Standardization atau Organisasi Internasional Standardisasi merilis ISO 8601. ISO 8601 menggambarkan cara untuk menggunakan tanggal dan waktu yang kemudian diterima secara internasional.
Demikian, Kalender Masehi atau Anno Domini (AD) dalam bahasa Inggris adalah sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian. Era kalender ini didasarkan pada tahun tradisional yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret. Masehi dihitung sejak hari tersebut, sedangkan sebelum itu disebut Sebelum Masehi atau SM. Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada tahun 1582 menjadi kalender Gregorian. Penanggalan ini digunakan secara luas di dunia untuk mempermudah komunikasi.
Dari berbagai sumber
Post a Comment