Pengertian Dana Moneter Internasional, Sejarah, Anggota, Aktivitas, Tujuan, dan Fungsinya

Table of Contents
Pengertian Dana Moneter Internasional atau IMF
Dana Moneter Internasional (IMF)

A. Pengertian Dana Moneter Internasional (IMF)

Dana Moneter Internasional (DMI) atau International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi internasional beranggotakan 189 negara yang bertujuan mempererat kerja sama moneter global, memperkuat kestabilan keuangan, mendorong perdagangan internasional, memperluas lapangan pekerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia.

Organisasi ini bermarkas di Washington, D.C. DMI dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi Bretton Woods, kemudian diresmikan tahun 1945 dengan 29 negara anggota. DMI sejak awal bertujuan menata ulang sistem pembayaran internasional. Negara anggota menyumbangkan dana cadangan menggunakan sistem kuota. Dana cadangan tersebut dapat dipinjam oleh negara-negara yang mengalami kesulitan dalam neraca pembayarannya. Per 2010, dana cadangan DMI mencapai SDR476,8 miliar, sekitar US$755,7 miliar atau Rp6,73 kuadriliun menurut nilai tukar tahun itu.
 
Lewat dana ini, dibantu aktivitas lainnya seperti pencatatan statistik dan analisis, pengawasan ekonomi negara anggota dan tuntutan kebijakan tertentu, DMI berupaya memperbaiki ekonomi negara-negara anggotanya. Tujuan organisasi ini tercantum dalam Pasal Persetujuannya, yaitu mempererat kerja sama moneter internasional, mendorong perdagangan internasional, ketersediaan lapangan pekerjaan, kestabilan nilai tukar, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan menyalurkan sumber daya kepada negara anggota yang mengalami kesulitan keuangan.

Dana Moneter Internasional (IMF) Menurut Para Ahli
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dana Moneter Internasional (IMF) adalah lembaga keuangan yang didirikan berdasarkan konferensi ekonomi di Bretton Woods pada 1944, untuk meningkatkan kerja sama moneter internasional serta memelihara dan meningkatkan keseimbangan lalu lintas pembayaran internasional di antara anggotanya (International Monetary Fund/IMF).

B. Sejarah Dana Moneter Internasional (IMF)

DMI awalnya didirikan sebagai bagian dari kesepakatan nilai tukar sistem Bretton Woods tahun 1944. Semasa Depresi Besar, berbagai negara menerapkan hambatan perdagangan untuk memperbaiki ekonominya. Tindakan ini memicu devaluasi mata uang nasional dan anjloknya perdagangan dunia. Kerja sama moneter internasional butuh pengawasan. Perwakilan 45 negara bertemu dalam Konferensi Bretton Woods di Mount Washington Hotel di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, untuk membahas kerangka kerja sama ekonomi internasional pascaperang dan pembangunan Eropa pasca-Perang Dunia II.

Terdapat dua pandangan terhadap peran yang harus diambil DMI sebagai lembaga ekonomi global. Ekonom Britania Raya, John Maynard Keynes, membayangkan DMI sebagai dana koperasi yang dapat ditarik negara anggota untuk mempertahankan aktivitas ekonomi dan lapangan pekerjaannya pada masa-masa krisis. Pandangan ini menginginkan DMI yang membantu negara yang membutuhkan dan beroperasi layaknya New Deal Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Delegasi Amerika Serikat Harry Dexter White memandang DMI seperti bank yang nasabahnya wajib melunasi utang tepat waktu. Sebagian besar pandangan White disertakan dalam peraturan terakhir yang disepakati di Bretton Woods. DMI secara resmi berdiri tanggal 27 Desember 1945. 29 negara anggota pertamanya meratifikasi Pasal Perjanjian DMI. Pada akhir 1946, keanggotaan DMI bertambah menjadi 39 negara. Tanggal 1 Maret 1947, DMI memulai operasi keuangannya, dan pada tanggal 8 Mei, Prancis menjadi negara pertama yang meminjam dana dari DMI.
 
DMI adalah salah satu organisasi utama dalam sistem ekonomi internasional; rancangan organisasinya memungkinkan sistem ini menyeimbangkan penataan kembali kapitalisme internasional dengan pemanfaatan kedaulatan ekonomi nasional dan kesejahteraan manusia, biasa disebut liberalisme tertanam. Pengaruh DMI dalam ekonomi global perlahan meningkat seiring bertambahnya anggota baru. Peningkatan pengaruh ini terjadi setelah beberapa negara Afrika merdeka dan pembubaran Uni Soviet tahun 1991 karena banyak negara di lingkup pengaruh Soviet yang dulunya tidak bergabung dengan DMI.

C. Anggota Dana Moneter Internasional (IMF)

Tidak semua negara anggota dari IMF ini berdaulat, artinya tidak semua “negara anggota” IMF merupakan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Karena ada pula “negara anggota” DMI non-PBB yang merupakan daerah istimewa di bawah kedaulatan negara anggota PBB, yakni Aruba, Curaçao, Hong Kong, dan Makau, serta Kosovo. Para anggota menunjuk ex-officio anggota berhak suara. Semua anggota IMF meruapakan anggota Bank Rekonstruksi serta juga Pembangunan Internasional (IBRD).

Bekas anggota DMI melingkupi Kuba (keluar tahun 1964) dan Republik Cina yang dikeluarkan dari PBB tahun 1980 setelah Presiden Jimmy Carter itu mencabut dukungannya serta digantikan oleh Republik Rakyat Cina. Namun demikian, “Provinsi Taiwan Cina” masih terdaftar di indeks resmi IMF. Selain dari Kuba, negara PBB lainnya yang bukan anggota DMI yakni Andorra, Liechtenstein, Monako, Nauru, serta juga Korea Utara.

Bekas Cekoslowakia dikeluarkan pada tahun 1954 karena “tidak menyediakan data yang diperlukan” serta diterima kembali pada tahun 1990 setelah Revolusi Beludru. Polandia juga keluar tahun 1950 konon karena di bawah tekanan Uni Soviet serta juga diterima kembali tahun 1986.

D. Aktivitas Utama Dana Moneter Internasional (IMF)

Cara yang dilakukan oleh IMF untuk mencapai tujuannya adalah dengan membantu pengembangan kapasitas dan juga pinjaman. IMF akan mampu memberikan pinjaman pada setiap negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi untuk mencegah dan juga mengatasi krisis keuangan. Setidaknya ada tiga fungsi penting dari didirikannya di antaranya,
1. Mengawasi nilai tukar pada tiap negara
2. Mendukung pihak pemerintah dalam mengelola nilai tukar mata uangnya sehingga mampu meningkatkan perkembangan ekonominya.
3. Memberikan pinjaman modal dalam jangka waktu pendek guna membantu pemulihan neraca pembayaran.

Bantuan ini diklaim agar mampu membantu mencegah negara mengalami krisis ekonomi yang terus menyebar secara global. IMF pun memiliki tujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi internasional setelah terjadinya Depresi Besar dan juga Peran Dunia ke 2. Selain itu, IMF juga akan memberikan investasi modal agar mampu meningkatkan perkembangan ekonomi dan proyek pembangunan, seperti pada proyek infrastruktur pembangunan.

Setalah tahun 1971, semenjak terjadinya sistem nilai tukar yang mengambang, maka peran IMF pun berubah 360 derajat. Selain itu, IMF pun akan merundingkan beberapa persyaratan pinjaman yang akan disesuaikan dengan kebijakan kondisionalitas, seperti yang sudah ditetapkan pada tahun 1950.

Isinya adalah suatu negara yang mempunyai pendapatan rendah diperbolehkan melakukan pinjaman dengan jangka konsesi, artinya terdapat beberapa periode pinjaman yang tanpa dibebankan bunga, dengan menggunakan fitur ECF (Extended Credit Facility), SCF (Standby Credit Facility), serta RCF (Rapid Credit Facility).

E. Tujuan Dana Moneter Internasional (IMF)

Tujuan dari IMF awalnya untuk dapat menata alat pembayaran (uang) yang nilai standarnya rusak akibat perang dunia ke-II. Namun, seiring perkembangannya yang semakin maju serta juga semakin kompleks permasalahan perekonomian dunia, tujuan utama dari organisasi IMF pun juga bertambah. Tujuan utama berdirinya IMF terdiri di antaranya,
1. Membantu dalam memperlancar kerja sama dengan melalui perundingan-perundingan dalam bidang keuangan.
2. Membantu dalam memperlancar perdagangan internasional.
3. Membantu dalam memecahkan permasalahan perekonomian negara anggota sehingga bisa memperluas kesempatan kerja.
4. Membantu negara anggota untuk dapat memperbaiki serta juga mengatasi kesulitan pembayaran luar negeri dengan melalui pemberian pinjaman.
5. Mengusahakan tercapainya stabilitas nilai mata uang (valuta) serta juga mewujudkan sistem pembayaran internasional sehingga dapat mengurangi hambatan perdagangan antarnegara.
6. Membantu dalam mengatasi ketidakseimbangan struktur neraca pembayaran negara-negara anggota.

F. Fungsi Dana Moneter Internasional (IMF)

Menurut DMI sendiri, organisasi ini berusaha mendorong pertumbuhan dan kestabilan ekonomi global dengan mengeluarkan kebijakan, saran, dan dana kepada anggota serta bekerja sama dengan negara berkembang untuk membantu mereka mencapai kestabilan ekonomi makro dan mengurangi tingkat kemiskinan. Alasannya adalah pasar modal swasta internasional tidak sempurna dan banyak negara yang tidak mampu mengakses pasar keuangan. Ketidaksempurnaan pasar dan pendanaan neraca pembayaran menjadi alasan pendanaan resmi. Tanpa pendanaan resmi, negara tersebut akan menerapkan kebijakan ekonomi yang buruk demi menutupi ketidakseimbangan neraca pembayarannya. DMI menyediakan berbagai sumber alternatif dalam masalah keuangan.

Setelah DMI didirikan, tiga fungsi utamanya adalah mengawasi kesepakatan nilai tukar tetap antarnegara, membantu pemerintah mengelola nilai tukarnya sehingga memungkinkan pertumbuhan ekonomi, dan menyediakan modal jangka pendek untuk membantu neraca pembayaran. Bantuan ini bertujuan mencegah penyebaran krisis ekonomi internasional. DMI juga bertujuan membantu memulihkan ekonomi internasional pasca-Depresi Besar dan Perang Dunia II. Selain itu, DMI juga menyediakan investasi modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan proyek pembangunan seperti proyek infrastruktur.

Peran DMI berubah total setelah penerapan nilai tukar mengambang pasca-1971. Sejak saat itu DMI mulai mempelajari kebijakan ekonomi negara-negara peminjam dana untuk mengetahui apabila kelangkaan modal disebabkan oleh fluktuasi ekonomi atau kebijakan ekonomi. DMI juga mencari tahu jenis kebijakan pemerintah yang mampu memulihkan ekonomi. Tantangan baru bagi DMI adalah mempromosikan dan menerapkan kebijakan yang mengurangi frekuensi krisis di negara-negara berkembang, khususnya negara berpendapatan menengah yang rentan mengalami arus modal keluar besar-besaran. Alih-alih menjadi pengawas nilai tukar, DMI mulai menjadi pengawas seluruh kinerja ekonomi makro negara anggota. Peran mereka semakin besar karena DMI tidak hanya menangani nilai tukar, tetapi juga kebijakan ekonomi.

Selain itu, DMI merundingkan syarat pinjaman sesuai kebijakan kondisionalitas] yang ditetapkan tahun 1950-an. Negara berpendapatan rendah boleh meminjam dalam jangka konsesi, artinya ada periode peminjaman tanpa bunga, melalui Extended Credit Facility (ECF), Standby Credit Facility (SCF), dan Rapid Credit Facility (RCF). Pinjaman non-konsesional yang mencakup bunga disalurkan melalui Stand-By Arrangements (SBA), Flexible Credit Line (FCL), Precautionary and Liquidity Line (PLL), dan Extended Fund Facility. DMI menyediakan bantuan darurat melalui Rapid Financing Instrument (RFI) untuk anggota yang perlu menyeimbangkan neraca pembayarannya sesegera mungkin.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment