Pengertian Pendidikan Nonformal, Sejarah, Ciri, Tujuan, Fungsi, Jenis, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

Table of Contents
Pengertian Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal

A. Pengertian Pendidikan Nonformal

Nonformal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak resmi; bersifat di luar kegiatan resmi sekolah. Demikian, pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal sering digunakan secara bergantian dengan istilah-istilah seperti pendidikan dalam arti komunitas, orang dewasa, seumur, atau bahkan pendidikan yang mengacu pada pendidikan yang terjadi di luar sistem sekolah formal.

Pendidikan Nonformal Menurut Para Ahli
1. UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur.
2. UNESCO, pendidikan nonformal adalah sistem pendidikan yang memiliki lembaga, disengaja, dan direncanakan oleh penyelenggara pendidikan. Sering kali diberikan untuk menjamin hak akses pendidikan bagi semua dengan  melayani orang-orang dari segala usia, tetapi tidak selalu menerapkan struktur sosial atas jalur berkelanjutan.
3. Coombs (1973), pendidikan non-formal merupakan kegiatan pendidikan yang terorganisasi, diselenggarakan di luar pendidikan persekolahan secara tersendiri atau merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus kepada warga belajar dalam mencapai tujuan belajar.

B. Sejarah Pendidikan Nonformal

Istilah “pendidikan non-formal” dan pengakuannya dalam skala global pada sejarahnya pertama kali muncul di tahun 1960-an, ketika lembaga pendidikan yang terkonsolidasi harus menghadapi krisis ekonomi dan mendapat pertanyaan tentang kurangnya kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan masyarakat baru. UNESCO mengadakan berbagai KTT yang dipimpin oleh ahli, Philip H. Coombs, untuk menghadapi krisis dan mengajukan solusi yaitu dengan pengadaan pendidikan non-formal.

Demikian, pendidikan non-formal bukanlah pengganti pendidikan formal yang merupakan kunci dan fundamental bagi tumbuh kembang seseorang. Akan tetapi, definisi pendidikan non-formal tapi dapat melengkapinya dengan memenuhi kebutuhan atau aspek tertentu yang tidak dimiliki oleh lembaga yang diatur. UNESCO menekankan fleksibilitas pada pendidikan non-formal dan pembelajaran yang lebih personal untuk dikembangkan bagi setiap orang. Faktanya, hal tersebut justru menjadi model paling ideal bagi peserta didik.

C. Ciri Pendidikan Nonformal

Ciri khas dari pendidikan nonformal merupakan tambahan, alternatif untuk pendidikan formal dalam proses pembelajaran seumur hidup individu.
1. Pendidikan nonformal direncanakan dan dilaksanakan di luar sistem sekolah.
2. Meskipun pendidikan nonformal diselenggarakan di luar jalur pendidikan resmi namun pendidikan nonformal dilakukan secara terstruktur dan berjenjang.
3. Jadwal dan silabus dapat disesuaikan.
4. Tidak seperti pendidikan formal yang bersifat teoretis, pendidikan non-formal bersifat praktis dan kejuruan.
5. Pendidikan nonformal tidak memiliki batasan usia.
6. Biaya atau sertifikat mungkin diperlukan atau mungkin tidak.
7. Pendidikan nonformal bisa jadi belajar penuh waktu atau paruh waktu.
8. Melibatkan pembelajaran keterampilan profesional.
9. Pembelajaran dapat berlangsung di berbagai lokasi.
10. Relevansi dengan kebutuhan kelompok yang kurang membutuhkan
11. Terdapat fleksibilitas dalam organisasi sosial dan metode pembelajarannya.

D. Tujuan Pendidikan Nonformal

Tujuan utama dari pendidikan nonformal adalah untuk melengkapi, menambah atau mengganti dari pendidikan formal.
1. Menyediakan keaksaraan fungsional dan pendidikan berkelanjutan untuk orang dewasa dan remaja yang tidak memiliki pendidikan formal atau tidak menyelesaikan pendidikan dasar.
2. Menyediakan pendidikan fungsional dan perbaikan bagi kaum muda yang tidak menyelesaikan pendidikan menengah mereka.
3. Menyediakan pendidikan untuk berbagai kategori lulusan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar.
4. Memberikan pelatihan dalam layanan, di tempat kerja, kejuruan dan profesional untuk berbagai kategori pekerja dan profesional untuk meningkatkan keterampilan mereka.
5. Sebagai pengembangan kepribadian dan aktualisasi diri.
6. Untuk menghadapi tantangan hidup baik dalam keluarga ataupun dalam kehidupan bermasyarakat
7. Untuk memajukan kesejahteraan umum melalui pembinaan keluarga.
8. Menumbuhkan kesadaran hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
9. Menciptakan atau membantu menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

E. Fungsi Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
1. Sebagai pengembangan potensi diri, meskipun diselenggarakan di luar jam pelajaran dan peraturan yang lebih fleksibel namun pendidikan tersebut mengarah pada pengembangan potensi diri sesuai minat dan bakat peserta didik sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya yang berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diinginkan.
2. Media sosialisasi, dalam pendidikan nonformal peserta didik juga kan mendapatkan koneksi (sosialisasi) yang lebih luas, hal tersebut dikarenakan seseorang akan bertemu degan orang-orang baru ketika berada dalam lingkungan pendidikan nonformal. Melalui hal tersebut juga akan menumbuhkan rasa percaya diri seseorang.

F. Jenis Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

G. Contoh Pendidikan NonFormal

Jalur pendidikan di luar sekolah ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok di antaranya,
1. Lembaga Kursus dan Pelatihan, adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental tertentu kepada peserta didik. Contohnya
a. Lembaga kursus komputer
b. Lembaga kursus bahasa asing
c. Lembaga kursus seni musik
d. Lembaga kursus kerajinan tangan
e. Dan lain-lain

2. Kelompok Belajar, adalah pendidikan non formal yang terdiri dari sekelompok masyarakat yang saling berbagi pengalaman dan kemampuan satu sama lain. Tujuan dari kelompok belajar ini adalah untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup setiap anggota kelompok belajar.
3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, adalah pendidikan non formal yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar dari/oleh/dan untuk masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat anggota masyarakat sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
4. Majlis Ta’lim, adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup, yang berhubungan dengan agama Islam. Contohnya
a. Kelompok Yasinan
b. Kelompok pengajian
c. Pengajian kitab kuning
d. Salafiah
e. Dan lain-lain

5. Satuan Pendidikan Sejenis, adalah pendidikan non formal yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, di mana cakupannya luas dan memerlukan landasan hukum. Contohnya
a. Pra sekolah (kelompok bermain, penitipan anak)
b. Balai latihan dan penyuluhan
c. Kepramukaan
d. Padepokan pencak silat
e. Sanggar kesenian
f. Dan lain-lain

H. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Non-formal

1. Kelebihan
a. Praktik dan pelatihan kejuruan.
b. Pikiran yang tumbuh secara natural yang tidak menunggu sistem berubah.
c. Fleksibilitas dalam usia, kurikulum dan waktu.
d. Sistem pendidikan terbuka di mana sektor publik dan swasta terlibat dalam prosesnya.
e. Tidak perlu melakukan ujian rutin.
f. Sertifikat, dan penghargaan tidak penting untuk diberikan.

2. Kekurangan
a. Kehadiran peserta tidak stabil.
b. Terkadang hanya membuang-buang waktu karena tidak perlu melakukan ujian secara rutin dan tidak ada gelar yang diberikan di akhir sesi pelatihan.
c. Keterampilan membaca dan menulis dasar sangat penting untuk dipelajari.
d. Tidak ada guru yang profesional dan terlatih.
e. Beberapa lembaga memberikan sertifikasi palsu melalui kursus online hanya untuk mendapatkan penghasilan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment