Pengertian Kebudayaan Non-Material, Aspek, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Kebudayaan Non Material
Kebudayaan Non Material

A. Pengertian Kebudayaan Non-Material

Terdapat banyak elemen dan aspek kebudayaan, namun masing-masing dapat dikategorikan sebagai budaya material atau non-material. Budaya non-material mengacu pada ide-ide non-fisik yang dimiliki orang tentang budaya mereka, termasuk kepercayaan, nilai-nilai, aturan, norma, moral, bahasa, organisasi, dan institusi yang dapat membantu membentuk masyarakat.

Kebudayaan non-material dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dan sistem kepercayaan dari setiap budaya. Kebudayaan non-material juga dapat didefinisikan sebagai ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Suatu masyarakat cenderung menderita stagnasi budaya atau kelambanan budaya ketika ada kesenjangan yang cukup besar antara kebudayaan material dan non-material masyarakat. Cultural Lag pada dasarnya hasil dari perkembangan cepat dalam aspek kebudayaan material, sedangkan kebudayaan non-material cenderung bergerak lebih lambat.

Kebudayaan Non-Material Menurut Para Ahli
1. J. J Hoeningman, kebudayaan non-material ialah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya yaitu dongeng, cerita rakyat, lagu atau tarian tradisional.
2. Dictionary.com, kebudayaan non-material adalah agregat nilai, adat istiadat, norma, dan lain-lain dari masyarakat; struktur ideasional dari budaya yang memberikan nilai dan makna yang berfungsi.
3. Open Education Sociology Dictionary, kebudayaan non-material adalah kreasi abstrak masyarakat (misalnya sikap, kepercayaan, gagasan, norma, dan nilai-nilai) yang memengaruhi perilaku dan sosialisasi langsung.

B. Aspek Kebudayaan Non-Material

Budaya non-material mencakup kreasi dan gagasan abstrak yang tidak terkandung dalam objek fisik. Dengan kata lain, setiap produk tak berwujud yang dibuat dan dibagikan di antara anggota suatu budaya dari waktu ke waktu adalah aspek dari budaya non-material mereka. Semua itu adalah panduan penting bagi anggota suatu budaya yang digunakan untuk mengetahui bagaimana berperilaku dalam masyarakat mereka dan menafsirkan dunia mereka.

Terdapat empat elemen dasar budaya non-material yaitu norma, konvensi dan kebiasaan, keyakinan, moral dan sistem nilai, pikiran. Oleh karenanya, ketika mempertimbangkan budaya non-material, sosiolog merujuk pada beberapa proses yang digunakan budaya untuk membentuk pikiran, perasaan, dan perilaku anggota suatu budaya masyarakat.

C. Contoh Kebudayaan Non-Material

1. Bahasa, bahasa dan budaya saling terkait erat dan dapat saling mempengaruhi. Teori yang di dasarkan pada karya Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf berpendapat bahwa bahasa sebenarnya membatasi dan membentuk bagaimana orang melihat dunia di sekitar mereka. Teori relativitas linguistik ini akan menunjukkan bahwa bahasa mengubah dan membatasi pembentukan bahasa.
2. Simbol, Clifford Geertz menyebut budaya sebagai "sebuah sistem konsepsi warisan yang diekspresikan dalam bentuk simbolis dengan cara yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, melanggengkan, dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap kehidupan". Ia mengungkapkan pentingnya menempatkan simbol dalam budaya. Sama seperti bahasa, simbol terbentuk ketika budaya tumbuh.
3. Tingkah laku, perilaku penting karena dapat menyampaikan nilai-nilai suatu masyarakat. Perilaku juga dapat memengaruhi suatu budaya.
4. Ide, adalah gambaran dari representasi mental dari suatu objek. Ide juga bisa berupa konsep abstrak yang tidak hadir sebagai gambaran mental. Kapasitas untuk menciptakan dan memahami makna ide dianggap sebagai fitur penting dan menentukan manusia.
5. Keyakinan atau Kepercayaan, keyakinan adalah sikap bahwa ada sesuatu yang terjadi, atau bahwa beberapa proposisi tentang dunia adalah benar. Mempercayai sesuatu berarti menganggapnya benar.
6. Nilai, menunjukkan tingkat kepentingan suatu hal atau bentuk tindakan sosial dengan tujuan untuk menentukan tindakan apa yang terbaik untuk dilakukan atau cara terbaik untuk hidup (etika normatif), atau untuk menggambarkan pentingnya tindakan yang berbeda.
7. Norma sosial, norma sosial dapat dilihat sebagai produk budaya (termasuk nilai, adat istiadat, dan tradisi) yang mewakili pengetahuan dasar individu tentang apa yang orang lain lakukan dan pikirkan yang harus mereka lakukan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment