Pengertian Bonus Demografi, Manfaat, Tantangan, Dampak, dan Cara Memaksimalkannya

Pengertian Bonus Demografi
Bonus Demografi

A. Pengertian Bonus Demografi
Demografi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik; ilmu kependudukan. Demografi merupakan gabungan dua kata berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos dan grafein yang artinya rakyat dan tulisan. Jadi demografi adalah setiap tulisan mengenai rakyat atau kependudukan manusia.

Bonus demografi adalah peluang (window of opportunity) yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Bonus Demografi dalam bahasa Inggris demographic dividend, berdasarkan istilah dari Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Population Fund (UNFPA)), adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, di mana proporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun).

Kondisi ini dapat terjadi ketika angka kelahiran dan angka kematian menurun pada suatu negara, di mana hal ini menyebabkan usia non-produktif (0-14 tahun) menurun dan penduduk usia kerja dapat hidup lebih lama untuk menghasilkan potensi pertumbuhan ekonomi. Secara angka, terjadinya Bonus Demografi dapat diukur dengan menurunnya rasio ketergantungan di suatu negara yang berarti proporsi usia produktif di negara tersebut meningkat.

Namun, Bonus Demografi tidak dapat serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif besar, melainkan harus diiringi dengan peningkatan produktivitas dari penduduk usia kerja tersebut. UNFPA menyatakan bahwa suatu negara dapat menikmati bonus demografi ketika setiap orang menikmati kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, dan kemandirian anak muda. Kondisi ini dapat terjadi ketika suatu negara yang memiliki potensi jumlah penduduk tersebut juga memiliki kebijakan yang baik.

Setiap negara pasti melalui era Bonus Demografi dan ini hanya terjadi sekali dalam sejarah suatu bangsa. Apabila suatu negara tidak siap dalam menghadapi bonus demografi, maka yang terjadi justru adalah bencana demografi, salah satunya angka pengangguran yang tinggi di mana dapat menimbulkan potensi konflik sosial. Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, saat ini sedang berada dalam era Bonus Demografi.

Periode bonus demografi dihitung berdasarkan economic support ratio yaitu jumlah tenaga kerja produktif yang menopang setiap seratus orang penduduk. Economic support ratio dapat memberikan gambaran secara lebih efektif potensi penduduk usia produktif yang tersedia untuk dioptimalkan dalam pembangunan.

B. Bonus Demografi di Indonesia
Di Indonesia, fenomena ini terjadi karena proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun lalu dipercepat oleh keberhasilan kebijakan kependudukan yang menurunkan tingkat fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan suksesnya program-program pembangunan sejak era Orde Baru sampai sekarang. Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai 2010 dan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik hasil sensus penduduk tahun 2010 angka rasio ketergantungannya adalah 51.3%. Bonus demografi tertinggi biasanya didapatkan angka ketergantungan antara 40-50%, yang berarti bahwa 100 orang usia produktif menanggung 40-50 orang usia tidak produktif. Di negara-negara maju seperti di Eropa sudah melewati masa keemasan bonus demografi, sementara beberapa negara Asia seperti Tiongkok kini sudah mulai menikmatinya.

Bonus demografi di negara-negara Eropa terjadi bervariasi antara tahun 1950-2000. Tiongkok mulai menikmati bonanza bonus demografi sejak tahun 1990 dan akan berlangsung sampai 2015. Di India, hampir sama dengan Indonesia, mendapatkan bonus demografi sejak tahun 2010. Sementara di negara-negara Afrika, bonus demografi bakal didapatkan hingga tahun 2045.

C. Manfaat dan Tantangan Bonus Demografi
Window of opportunity adalah kesempatan bagi banyak negara guna menaikkan produk domestik bruto (PDB). Dalam bonus demografi, jumlah masyarakat usia produktif lebih banyak. Mereka memiliki kesempatan kerja dan kesempatan untuk menjadi produktif. Hal ini berdampak positif terjadinya peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan sosial yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia, sehingga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat bisa meningkat.

Selain itu, manfaat bonus demografi lainnya adalah membuat beban hidup menjadi lebih ringan. Sebab, penduduk usia nonproduktif yang harus ditanggung penduduk usia produktif lebih sedikit. Bahkan, beberapa pakar mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara maju dalam fenomena bonus demografi ini. Tentunya berbagai dampak positif tersebut bisa Indonesia dapatkan jika dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.

Namun jika tidak, hal yang akan terjadi justru sebaliknya. Jumlah masyarakat usia produktif yang banyak membutuhkan lapangan kerja yang luas pula. Jika tidak ada lapangan kerja yang memadai, bonus demografi justru akan menyebabkan ledakan pengangguran. Apalagi, jika kita melihat pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), persaingan untuk mencari kerja di Indonesia akan semakin berat. Demikian, menurut laporan United Nations Development Programme (UNDP), peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih berada di urutan ke-113 dari 188 negara di dunia. Peringkat tersebut menunjukkan Indonesia masih kalah dari beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Selain itu, jumlah masyarakat usia produktif yang besar akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan skill yang mumpuni.

D. Dampak Bonus Demografi
Selain memberikan keuntungan dan kesempatan bagi negara berkembang untuk menjadi negara maju dan juga jumlah usia tidak produktif akan ditanggung oleh usia produktif, ternyata bonus demografi bisa menjadi bahaya dan ancaman bagi sebuah negara jika tidak dipersiapkan dengan baik. Terutama dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan menentukan tingkat keberhasilan negara dalam memanfaatkan peluang ini. Jika tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sudah dapat dipastikan saat memasuki bonus demografi jumlah pengangguran akan meningkat dan tidak dapat terkendali.

Jumlah pengangguran yang meningkat menjadi awal bagi negara yang tidak mampu memanfaatkan bonus demografi. Sebab, dari sini bisa berdampak ke berbagai aspek kehidupan, seperti berkurangnya pendapatan sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kualitas sumber daya manusia dengan standar kualifikasi yang diperlukan, meningkatkan jumlah kemiskinan hingga akhirnya memberikan pengaruh buruk kepada pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

E. Cara Memaksimalkan Bonus Demokrasi
Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk dapat memaksimalkan peluang dari bonus demografi ini di antaranya,
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya di perkotaan saja, namun juga di pedesaan, terutama di daerah yang terpencil.
2. Mengadakan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kemampuan atau skill yang berguna dalam mencari pekerjaan.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan terutama di bidang kejuruan seperti teknologi informasi, otomotif, tata boga, tata busa dan lain sebagainya.
4. Membuka lapangan pekerjaan baru guna menyerap tenaga kerja di sekitar tempat kerja.
5. Memberikan beasiswa bagi siswa ataupun mahasiswa berprestasi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Bonus Demografi, Manfaat, Tantangan, Dampak, dan Cara Memaksimalkannya"