Pengertian Pendidikan Formal, Ciri, Tujuan, Fungsi, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Pendidikan Formal
Pendidikan Formal

A. Pendidikan Formal

Formal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuai dengan peraturan yang sah; resmi. Demikian pendidikan formal adalah pendidikan yang resmi. Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat atau berjenjang, dan dengan mengikuti syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pendidikan formal diberikan oleh guru yang berkualifikasi khusus sehingga mereka diharapkan efisien dalam hal pengajaran dan  juga menjalankan kedisiplinan. Peserta didik dan guru sama-sama menyadari fakta dan terlibat dalam proses pendidikan. Pendidikan formal berbasis ruang kelas, artinya segala sesuatu yang dipelajari siswa berasal dari buku dan materi pendidikan lainnya dengan tujuan mendidik siswa.

Pendidikan Formal Menurut Para Ahli
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Trommsdorff dan Dasen (2001), pendidikan formal merupakan model pendidikan yang  mengikuti ‘model barat’, terdiri dari instruksi sistematis dalam pengetahuan dan keterampilan ‘universal’, yang disediakan pada waktu dan tempat yang telah diatur sebelumnya oleh para ahlinya.

B. Ciri Pendidikan Formal

1. Pendidikan formal terstruktur secara hierarki atau berjenjang mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi
2. Pendidikan formal direncanakan dan disengaja
3. Biaya terjadwal dibayarkan secara teratur
4. Memiliki sistem penilaian kronologis yaitu adanya penilaian ujian tengah semester dan akhir semester
5. Memiliki silabus dan berorientasi pada subjek. Silabus harus dicakup dalam jangka waktu tertentu.
6. Peserta didik diajar oleh para guru
7. Pembelajaran bersifat akademis
8. Pemberlakuan administrasi yang seragam
9. Proses pendidikan cukup lama

C. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Formal

Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk insan yang memiliki kedewasaan jasmani dan rohani. Adapun beberapa tujuan dan fungsi pendidikan formal di antaranya,
1. Melatih Kemampuan Akademis, meliputi kemampuan analisis, menghafal, logika, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki kemampuan akademis yang baik pada umumnya lebih mampu memecahkan masalah dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
2. Melatih Mental, Fisik, dan Disiplin, jalur pendidikan ini mengharuskan peserta didik untuk tiba di sekolah pada jam tertentu, dan pulang pada jam tertentu. Hal ini secara tidak langsung dapat melatih kedisiplinan peserta didik. Selain itu, proses belajar di sekolah secara terus menerus akan membentuk mental dan fisik para peserta didik menjadi lebih baik.
3. Melatih Tanggung jawab, di sekolah, para peserta didik juga diajarkan tentang tanggung jawab. Misalnya tanggung jawab mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, dan lain sebagainya.
4. Mengembangkan Diri dan Kreativitas, program ekstra kurikuler di sekolah merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan diri dan kreativitas peserta didik. Seseorang yang memiliki kemampuan dan kreativitas tertentu tentunya akan membentuk pribadi yang lebih berkualitas.
5. Membangun Jiwa Sosial, sekolah juga dapat membantu membangun jiwa sosial seorang peserta didik. Interaksi sosial di sekolah juga akan memperluas hubungan sosial seorang siswa.
6. Membentuk Identitas Diri, identitas diri merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh individu di dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya dalam dunia kerja dan di masyarakat. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan formal lebih berpeluang untuk mendapatkan suatu pekerjaan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Formal

1. Kelebihan Pendidikan Formal
a. Model pendidikan yang terorganisir dan isi pembelajaran yang up to date
b. Peserta didik memperoleh pengetahuan dari guru yang terlatih dan profesional
c. Proses pembelajaran yang terstruktur dan sistematis
d. Penilaian menengah dan akhir dipastikan agar peserta didik dapat meneruskan ke fase pembelajaran berikutnya
e. Lembaga diatur secara manajerial dan fisik
f. Menghasilkan ijazah yang diakui secara resmi
g. Akses mudah ke pekerjaan

2. Kekurangan Pendidikan Formal
a. Terkadang peserta didik yang brilian merasa bosan karena harus menunggu lama hingga berakhirnya sesi akademik untuk maju ke jenjang selanjutnya.
b. Adanya kekhawatiran peluang adopsi kebiasaan buruk karena kehadiran peserta didik ada yang baik dan kurang baik di kelas.
c. Pemborosan waktu karena beberapa peserta didik yang malas mungkin gagal belajar dengan baik meskipun dimotivasi oleh pengajar yang profesional.
d. Beberapa sistem pendidikan yang tidak profesional dan tidak standar dapat menyebabkan pemborosan waktu dan biaya peserta didik yang berujung pada kekecewaan dari pendidikan formal dan mendorong mereka untuk melanjutkan ke pendidikan non-formal.
e. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang mahal dan kaku dibandingkan dengan bentuk pembelajaran lainnya

E. Contoh Pendidikan Formal

1. Taman Kanak-kanak (TK)
2. Raudatul Athfal (RA)
3. Sekolah Dasar (SD)
4. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
5. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
7. Sekolah Menengah Atas (SMA)
8. Madrasah Aliyah (MA)
9. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
10. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
11. Perguruan tinggi
a. Akademi
b. Politeknik
c. Sekolah Tinggi
d. Institut
e. Universitas
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment