Pengertian Kasta Ksatria dan Teori Ksatria

Pengertian Kasta Ksatria dan Teori Ksatria
Kasta Ksatria dan Teori Ksatria

A. Pengertian Kasta Ksatria
Kasta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah golongan (tingkat atau derajat) manusia dalam masyarakat beragama Hindu. Kasta dibagi menjadi beberapa tingkatan di antaranya brahmana, ksatria, sudra, waisya, dan paria. Kasta kesatria dalam KBBI adalah kasta kedua dalam masyarakat Hindu; kasta bangsawan atau kasta prajurit.

Istilah kesatria berasal dari bahasa Sanskerta kśatra (kewenangan). Kasta kesatria merupakan bangsawan dan tokoh masyarakat yang bertugas sebagai penegak keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau kaum lemah karena ketidakadilan dan ketidakbenaran.

Tugas utama seorang kesatria adalah menegakkan kebenaran, bertanggung jawab, lugas, cekatan, pelopor, memperhatikan keselamatan dan keamanan, adil, dan selalu siap berkorban untuk tegaknya kebenaran dan keadilan. Pada zaman dahulu, kesatria merujuk pada kasta bangsawan, tentara, hingga raja.

B. Teori Ksatria
Teori Ksatria adalah salah satu teori yang menyatakan atau berpendapat tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Bunyi teori ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh golongan ksatria yang kalah dalam perang di India. Para ksatria-ksatria tersebut kemudian lari ke Indonesia sebagai tempat persinggahan.

Berdasarkan kasta dalam agama Hindu, golongan ksatria menempati posisi kasta kedua di bawah golongan brahmana atau para pendeta. Golongan ini terdiri dari para tentara, para raja dan bangsawan. Jadi golongan kstaria yang dimaksud dalam teori ksatria tidak hanya para tentara, melainkan raja dan bangsawan juga ikut terlibat dalam proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia.

Hipotesis teori ksatria didukung oleh tokoh bernama C.C. Breg. Memiliki nama lengkap Cornelis Christiaan Berg, ia merupakan pria keturunan Belanda yang lahir di Bandung pada tanggal 7 Februari 1934. Selain CC Berg, beberapa tokoh pendukung teori ksatria lainnya yaitu seperti Mookerji, dan L. Moens.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Ksatria
1. Kelebihan Teori Ksatria
Terdapat beberapa kelebihan teori ksatria yang dapat menguatkan pendapat mengenai proses masuknya Hindu Budha di Indonesia.
a. Golongan kstaria memiliki semangat berpetualang untuk menaklukkan daerah lain.
b. Berdasarkan pendapat dari CC Berg, yakni para ksatria turut terlibat konflik di Indonesia. Mereka mendukung salah satu pihak, dan apabila berhasil memenangkan peperangan maka akan menerima hadiah. Contohnya seperti dinikahkan dengan seorang putri kerajaan dan sebagainya.
c. L. Moens berpendapat bahwa para ksatria melarikan diri dari peperangan yang berlangsung di India. Mereka kemudian mendirikan kerajaan baru di Indonesia pada abad ke 5.

2. Kelemahan Teori Ksatria
Selain kelebihannya, teori ksatria juga memiliki kelemahan di antaranya,
a. Golongan ksatria tidak menguasai bahas Sansekerta dan huruf Pallawa, sementara beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu Budha memuat isi menggunakan bahasa dan huruf tersebut.
b. Tidak terdapat bukti tertulis bahwasanya telah terjadi tindakan kolonialisme yang dilakukan oleh para ksatria dari India.
c. Tidak ditemukan bukti peninggalan prasasti yang menggambarkan penaklukan kerajaan di Indonesia oleh kerajaan-kerajaan yang berasal dari India.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Kasta Ksatria dan Teori Ksatria"