Pengertian Bangsawan dan Gelar Bangsawan di Indonesia

Pengertian Bangsawan dan Gelar Bangsawan di Indonesia
Bangsawan dan Gelar Bangsawan

A. Pengertian Bangsawan
Bangsawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keturunan orang mulia (terutama raja dan kerabatnya); ningrat. Istilah buat bangsawan, darah biru adalah terjemahan dari frasa Spanyol sangre azul. Istilah ini digunakan keluarga kerajaan Spanyol dan bangsawan lainnya karena menurut mereka, kulit mereka putih sehingga pembuluh darah terlihat, suatu bukti bahwa murni keturunan Visigoth, suatu suku asal Jerman, dan bebas dari keturunan Moor (Arab) dan Yahudi, yang kulitnya lebih hitam (kata Spanyol moreno, yang berarti hitam, berasal dari Moro).

Sebenarnya tidak ada hubungan antara frasa itu dengan warna darah bangsawan yang sebenarnya. Namun di masyarakat kuno Eropa semua kelas atas memiliki warna kulit yang pucat kemerahan dan pembuluh balik kebiru-biruan di bawah permukaan kulitnya, sehingga tampak berbeda dengan kulit masyarakat kelas petani yang berwarna kecoklat-coklatan dan pembuluh darah baliknya yang tidak terlihat jelas karena banyak bekerja di bawah sinar matahari.

Bangsawan merupakan kelas sosial tertinggi dalam masyarakat pra-modern. Dalam sistem feodal (di Eropa dan sebagainya), bangsawan sebagian besar adalah mereka yang memiliki tanah dari penguasa dan harus bertugas untuknya, terutama dinas militer. Bangsawan segera menjadi kelas turun-temurun, kadang-kadang dengan hak untuk memberikan gelar turun-temurun dan memiliki hak keuangan dan lainnya. Di Indonesia, istilah "bangsawan" sering disamakan dengan "keturunan raja".

Sebetulnya bangsawan tidak harus dari keluarga kerajaan. Misalnya di Bali, kalangan bangsawan terdiri dari apa yang dinamakan Tri Wangsa yaitu para brahmana, ksatria dan waisya. Di Jawa, di samping keturunan raja, ada kalangan priyayi yang terdiri dari kerabat para pamong praja atau pejabat pemerintahan pribumi pada masa Hindia Belanda, mulai dari bupati sampai ke demang. Sementara di Eropa, bangsawan, di samping kerabat raja, pada awalnya adalah kerabat tuan tanah yang memegang kedudukan ini dari keputusannya sendiri, tanpa tanah tersebut dianugerahi siapa pun.

Di samping itu, seorang raja atau seorang tuan tanah dapat menjadikan seseorang tuan tanah bawahannya, sebagai penghargaan jasa orang tersebut. Sistem tersebut adalah feodalisme. Kemudian, di kerajaan di mana kekuasaan sudah terpusatkan pada seorang raja, hanya raja, atau tuan tanah yang berdaulat dan tanpa atasan (seperti misalnya para pangeran dan adipati Jerman) yang boleh mengangkat seseorang menjadi bangsawan.  Pada masa kini misalnya, Ratu Elizabeth dari Inggris tetap boleh mengangkat seseorang sebagai bangsawan. Salah satu gelar adalah Sir, yang tidak dapat diturunkan.

B. Gelar Bangsawan di Indonesia
Salah satu cara untuk melihat sisa-sisa zaman feodalisme di Indonesia adalah dengan melihat beberapa gelar bangsawan yang masih dilekatkan pada nama seseorang. Untuk menambah wawasan berikut di antaranya,
1. Tengku, gelar tengku tidak hanya untuk orang Aceh, namun juga dipakai untuk keturunan bangsawan dari daerah Sumatera Utara dan Riau.
2. Cut (pr) dan Tengku (lk), Teuku digunakan untuk bangsawan yang bukan keturunan sultan, sedangkan Teungku digunakan sebagai gelar kepakaran, misal pakar agama.
3. Kiagus (lk) dan Nyayu (pr), gelar bangsawan berasal dari Sumatera Selatan. Selain Kiagus dan Nyayu, gelar bangsawan lainnya di Sumatera Selatan adalah Masagus (lk) dan Masayu (pr), serta Kemas (lk) dan Nyimas (pr).
4. Kiai Agus (lk) dan Nyai Ayu (pr), gelar bangsawan dari Belitung.
5. Tubagus (lk) dan Ratu (pr), merupakan gelar bangsawan dari Banten. Menurut sejarah munculnya gelar ini sebenarnya identik dengan keberadaan pemuka agama yang disegani masyarakat.
6. Raden (lk) dan Roro (pr), keturunan bangsawan Jawa
7. Banding Agung, Batin, dan Raden, gelar ini diberikan untuk keturunan bangsawan yang ada di Lampung.
8. Cokorda dan Anak Agung, gelar keturunan bangsawan dari Bali
9. Lalu (lk) dan Baiq (pr), gelar bangsawan dari Suku Sasak, Lombok.
10. Andin, penanda bangsawan dari Banjar, tepatnya Martapura. Kalau di Desa Binaji, gelarnya adalah Anang (lk) dan Galuh (pr). Mereka adalah keturunan para gusti, ratu, atau antung. Selain di Banjar, gelar ini juga dipakai oleh para keturunan raja dari kerajaan yang ada di Kalimantan Utara dan Timur.
11. Uria, gelar bangsawan milik Suku Dayak Manyan di Kalimantan.
12. Andi, gelar bangsawan dari Sulawesi, tepatnya Suku Bugis. Ada sedikit peraturan dalam pemberian gelar andi, jika kedua orang tua adalah andi maka anaknya bisa menyandang gelar andi. Jika hanya salah satu dari orang tua yang bergelar andi maka sebutannya adalah Andi Baso (lk) dan Andi Besse (pr). Jika hanya keturunan jauh maka sebutannya adalah Andi Tenri.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Bangsawan dan Gelar Bangsawan di Indonesia"