Pengertian Perubahan Sosial, Ciri, Teori, Model, Bentuk, Faktor, dan Dampaknya

Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan Sosial

A. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
 
Perubahan Sosial Menurut Ahli
1. Soerjono Soekanto, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok di masyarakat.
2. Kingsley Davis, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.
3. William Ogburn, perubahan sosial adalah perubahan yang meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik unsur material, maupun unsur non-material. Namun yang ditekankan adalah pengaruh unsur material terhadap nonmaterial. Yang dimaksud unsur material kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia, misalnya teknologi. Yang dimaksud dengan unsur non-material adalah hasil kebudayaan yang bersifat lebih abstrak seperti ide, ideologi, dan kepercayaan.
4. Gillin, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
5. Emile Durkheim, perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
6. Robert Mac Iver, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau keseimbangan hubungan sosial.
7. Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah setiap perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk dalam aspek nilai, sikap, serta pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
8. Raja, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi suatu sistem sosial.

B. Ciri Perubahan Sosial
Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri di antaranya,
1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.
4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

C. Teori Perubahan Sosial
1. Teori Evolusi
Terdapat dua tipe teori evolusi mengenai cara masyarakat berubah di antaranya,
a. Teori unilinier yang mengasumsikan bahwa semua masyarakat mengikuti jalur evolusi yang sama. Setiap masyarakat berasal dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks (sempurna), dan masing-masing melewati proses perkembangan yang seragam.
b. Teori multilinier menggantikan pandangan teori unilinier dengan tidak mengasumsikan bahwa semua masyarakat mengikuti urutan yang sama, artinya meskipun jalurnya mengarah ke industrialisasi, masyarakat tidak perlu melewati urutan tahapan yang sama seperti masyarakat yang lain.

2. Teori Konflik
Konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok yang tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Ralph Dahrendorf berpendapat bahwa semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas kepentingan di masyarakat. Konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat. Prinsip dasar teori konflik yaitu konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat dalam struktur masyarakat.
 
3. Teori Fungsionalis
Pemikiran ini berasal dari konsep goncangan budaya (cultural lag) dari William Ogburn. Meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsurnya bisa saja berubah-ubah dengan sangat cepat sementara unsur lainnya tidak secepat itu sehingga tertinggal di belakang. Ketertinggalan ini menjadikan kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsurnya yang berubah sangat lambat dan unsur yang berubah sangat cepat. Kesenjangan ini akan menyebabkan adanya goncangan budaya sosial budaya dalam masyarakat.

4. Teori Siklus
Teori ini mempunyai perspektif bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang-orang yang ahli sekalipun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikuti. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak selamanya perubahan sosial membawa kebaikan. Berdasarkan teori siklus ini, perubahan yang terjadi diibaratkan sebagai suatu perubahan yang berulang. Apa yang terjadi di masa lalu dapat terulang di masa kini.

5. Teori Linier (Perkembangan)
Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern. Max Weber berpendapat bahwa masyarakat berubah secara linier dan masyarakat yang diliputi oleh pemikiran mistik menuju masyarakat yang rasional.

D. Model Perubahan Sosial
1. Model Evolusi
Model evolusi merupakan model perubahan sosial yang dicetuskan oleh Herbert Spencer. Penekanan utama pada model evolusi adalah proses perubahan sosial yang berlangsung secara perlahan dan terus bertambah. Pada model evolusi Spencer, perubahan sosial terjadi akibat adanya faktor dari dalam lingkungan sosial. Proses perubahan terjadi secara bertingkat, mulai dari hal yang sederhana dan umum hingga ke hal yang rumit dan khusus. Selain itu, Spencer menjelaskan bahwa perubahan sosial dengan model evolusi mengubah lingkungan sosial yang sejenis dan tidak saling berkaitan, menjadi lingkungan sosial yang beragam dan saling berkaitan. Model evolusi kemudian dikembangkan oleh Emile Durkheim dan Max Weber.
 
2. Model Konflik
Model konflik dicetuskan oleh Karl Marx dan kemudian dianut oleh Friedrich Engels, Vladimir Lenin, Marie Lucas Robiquet, dan Antonio Gramsci. Penggambaran utama dari model konflik adalah tentang adanya konflik sosial di dalam tahapan perkembangan masyarakat yang bergantung pada sistem ekonomi. Konflik sosial ini kemudian memberi dampak terhadap terjadinya krisis, revolusi, dan perubahan sosial. Model konflik dapat ditafsirkan secara umum melalui pendekatan ekonomi, politik dan budaya. Selain itu, model konflik dapat ditafsirkan secara khusus melalui kaitan timbal-balik antara kekuatan produksi dan hubungan produksi.

E. Bentuk Perubahan Sosial
1. Perubahan Evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu kemudian menetap lalu menuju ke masyarakat meramu. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi di antaranya,
1. Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
2. Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
3. Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.

2. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, di mana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu di antaranya,
1. Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
3. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
4. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
5. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.

3. Perubahan yang Direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki.

4. Perubahan yang Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.
 
5. Perubahan Berpengaruh Besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.
 
6. Perubahan Berpengaruh Kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.

F. Faktor Perubahan Sosial
Faktor-faktor perubahan sosial terdiri dari dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a. Faktor Internal
a) Penemuan baru
b) Bertambah dan berkurangnya penduduk
c) Konflik dalam masyarakat
d) Adanya revolusi

b. Faktor Eksternal
a) Pengaruh lingkungan fisik
b) Peperangan
c) Pengaruh dari kebudayaan lain, baik dilakukan dengan cara asimilasi, akulturasi, maupun amalgamasi.

Faktor pendorong perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto di antaranya,
a. Kontak dengan budaya lain
b. Sistem pendidikan yang maju
c. Lapisan masyarakat yang terbuka (open stratification)
d. Penduduk yang heterogen
e. Memiliki orientasi ke depan
f. Ketidakpuasan terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial
a. Kurangnya pergaulan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
c. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau
d. Adanya kepentingan yang tertanam kuat
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan integrasi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal baru
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat dan kebiasaan
i. Nilai Pasrah

Faktor penghambat perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto di antaranya,
a. Kurangnya hubungan atau interaksi dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
c. Sikap masyarakat yang tradisional dan menolak perubahan
d. Prasangka buruk terhadap budaya baru
e. Hambatan ideologis
f. Adanya adat atau kebiasaan yang sudah tertanam kuat sehingga menolak sesuatu yang baru

G. Dampak Perubahan Sosial
1. Dampak Positif
a. Semakin kompleksnya alat dan peralatan dalam memenuhi kebutuhan hidup
b. Majunya teknologi di berbagai bidang kehidupan
c. Industri berkembang maju
d. Tercipta stabilitas politik
e. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan sebagainya

2. Dampak Negatif
a. Cultural Shock
b. Cultural Lag
c. Disintegrasi sosial
d. Lunturnya nilai dan norma di masyarakat
e. Masyarakat menjadi konsumtif
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Perubahan Sosial, Ciri, Teori, Model, Bentuk, Faktor, dan Dampaknya"