Pengertian Stratified Random Sampling, Syarat, Prosedur, Alokasi, Kelebihan, dan Kekurangannya

Pengertian Stratified Random Sampling
Stratified Random Sampling

A. Pengertian Stratified Random Sampling
Stratified random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan suatu tingkatan (strata) pada elemen populasi. Ada banyak situasi di mana peneliti akan memilih stratified random sampling di antaranya ketika peneliti ingin meneliti subkelompok dalam suatu populasi. Peneliti juga menggunakan teknik ini ketika ingin mengamati hubungan antara dua atau lebih sub kelompok, atau ketika mereka ingin memeriksa ekstrem langka populasi.

Pada umumnya populasi-populasi yang dijadikan sebagai objek penelitian lebih cenderung heterogen. Elemen populasi terbagi menjadi beberapa tingkatan (stratifikasi) berdasarkan karakter yang melekat padanya. Dalam stratified random sampling elemen populasi dikelompokkan pada tingkatan-tingkatan tertentu dengan tujuan pengambilan sampel akan merata pada seluruh tingkatan dan sampel mewakili karakter seluruh elemen populasi yang heterogen.

Dalam stratified random sampling setiap kelompok di dalam populasi yang dibentuk untuk tujuan penelitian tersebut disebut sebagai stratum. Dari keseluruhan metode pengambilan sampel, pada umumnya prosedur yang digunakan dalam metode survei adalah pengambilan sampel berstrata. Dalam pengambilan sampel berstrata, populasi dari N unit dibagi menjadi k bagian populasi yang disebut strata, bagian populasi ke-I mempunyai Ni unit di mana i.=1, 2,….,k. Bagian-bagian populasi tersebut tidak boleh saling tumpang tindih sehingga masing-masing populasi terpisah.

Prosedur pengambilan sampel dengan cara ini dikenal dengan pengambilan sampel berstrata. Jika sampel diambil secara acak dari setiap strata, prosedurnya dikenal dengan pengambilan sampel acak berstrata. Tujuan utama dalam stratifikasi adalah untuk membuat hubungan timbal balik yang lebih baik dalam populasi sehingga dapat memberikan ukuran yang lebih tinggi untuk keputusan relatif. Agar dapat tercapai, hal-hal yang harus dilakukan untuk mengujinya dengan hati-hati di antaranya,
1. Bentuk strata
2. Jumlah strata yang akan dibuat
3. Alokasi jumlah sampel antar masing-masing strata.
4. Analisis data dari rancangan stratifikasi.

B. Syarat Stratified Random Sampling
Syarat pembentukan strata dalam stratified random sampling mengikuti proses stratifikasi suatu populasi dirangkum sebagai berikut di antaranya,
1. Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah dalam populasi.
2. Stratifikasi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen dalam strata tersebut dengan karakteristik tertentu.
3. Pada kenyataannya di lapangan, ketika hal ini sulit untuk distratakan dengan suatu nilai karakteristik tertentu, maka kemudahan administrasi menjadi dasar pemikiran dalam stratifikasi.
4. Jika akurasi batas untuk kepastian tiap-tiap populasi diberikan, hal ini akan menjadi lebih baik dan terpercaya untuk tiap-tiap populasi sebagai suatu strata.

C. Prosedur Stratified Random Sampling
Prosedur stratified random sampling di antaranya,
1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

D. Alokasi Stratified Random Sampling
Dalam stratifikasi sampling, alokasi sampel ke strata yang berbeda-beda dilakukan atas pertimbangan 3 faktor di antaranya,
1. Total unit-unit di dalam strata merupakan ukuran strata
2. Kemampuan variabel dalam strata
3. Biaya dalam melakukan observasi tiap unit sampling di dalam strata

Suatu alokasi sampel yang bagus adalah di mana memaksimumkan ketelitian yang dapat diperoleh dengan meminimumkan sumber atau dengan kata lain ukuran untuk suatu alokasi adalah meminimumkan biaya untuk memperoleh varians atau meminimumkan varians dengan biaya yang telah ditetapkan, dengan demikian yang paling efektif dalam mengalokasikan sampel yaitu menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia.

Metode Alokasi Stratified Random Sampling
Ada 4 metode alokasi ukuran sampel untuk strata yang berbeda dalam prosedur sampling stratifikasi di antaranya,
1. Ukuran Sampel Sama dari setiap Strata, adalah suatu kondisi yang sangat praktis di mana terkadang digunakan untuk alasan-alasan administrasi atau kerja lapangan yang menyenangkan. Dalam metode ini, total ukuran sampel n dibagi sama rata di antara semua strata (ni=nk).
2. Alokasi Proporsional, secara umum alokasi ini dikenal sebagai alokasi proporsional yang secara murni diusulkan oleh Bowley (1926). Prosedur alokasi ini dalam latihan biasa saja karena sangat sederhana. Ketika tidak ada informasi tambahan kecuali kemudian total unit-unit di dalam tiap strata ke-I tersedia, maka pengalokasian sampel yang berukuran n ke setiap strata yang berbeda dilakukan dalam proporsi ke setiap ukuran masing-masing strata ke-i.
3. Alokasi Neyman, pengalokasian total ukuran sampel ke dalam strata disebut dengan alokasi varians minimum dan teori alokasi ini diberi hak kepada Neyman (1934). Namun, hasil penelitian teori alokasi ini kelihatannya ditemukan oleh Tsuchuprow (1923) tetapi bekasnya tidak dikenal hingga ditemukan kembali secara bebas oleh Neyman. Pengalokasian sampel diantara strata yang berbeda didasari atas pertimbangan bersama ukuran strata dan varians strata.
4. Alokasi Optimum, pada metode alokasi ini, ukuran sampel n dalam masing-masing strata telah ditetapkan untuk meminimumkan V(yst¯) untuk biaya spesifik pengadaan survey sampel atau meminimumkan biaya untuk nilai spesifik V(yst¯). Dalam sampling stratifikasi fungsi biaya sangat sederhana, yaitu : C=a+∑kinici.

E. Kelebihan dan Kekurangan Stratified Random Sampling
1. Kelebihan Stratified Random Sampling
a. Stratifikasi memberikan kemudahan administrasi. Suatu badan organisasi membentuk survei dapat berdiri dalam kantor-kantor dengan bermacam-macam daerah administrasi dengan penjelasan kepemilikan sah dengan maksud menjadikan organisasi lebih baik dengan hasil pekerjaan yang lebih akurat.
b. Stratifikasi dengan karakteristik alami membantu memperbaiki desain sampel. Sebagai contoh, di area dan daerah survei terdapat banyak perbedaan tipe permasalahan pengambilan sampel di daerah daratan, padang pasir, dan pegunungan yang mempunyai perbedaan jarak tempuh sehingga hal ini akan menjadi lebih mudah jika tiap-tiap area dipisahkan dalam suatu strata.
c. Stratifikasi secara praktik lebih efektif ketika terdapat nilai-nilai ekstrem dalam populasi yang dapat dibedakan ke dalam strata dengan maksud mengurangi keragaman dalam strata. Pemisahan dugaan menjadi strata tersendiri dapat dikombinasikan ke dalam dugaan akurat untuk keseluruhan populasi.
d. Stratifikasi memberikan kemungkinan penggunaan desain sampel yang berbeda-beda pada strata yang berbeda-beda. Pada kenyataannya di lapangan, informasi mengenai stratifikasi tidak secara keseluruhan tersedia untuk setiap unit populasi. Dalam kasus tersebut, keseluruhan populasi dibagi menjadi beberapa strata mengikuti informasi sebenarnya yang tersedia dan beberapa pengambilan sampel yang dapat dipercaya dalam perencanaan pemilihan unit dalam strata  tersebut digunakan.
e. Stratifikasi cukup mewakili keragaman kelompok dalam populasi yang memberikan beberapa ketertarikan atau efek yang besar.
f. Stratifikasi juga memilih sampel secara cross section yang lebih baik dengan populasi dari yang tidak berstrata.
g. Stratifikasi memberikan keputusan yang tepat dalam memperkirakan karakteristik suatu populasi. Untuk dapat mencapainya, populasi yang heterogen dibagi-bagi menjadi beberapa populasi yang masing-masing dalam strata adalah homogen. Jika tiap-tiap strata homogen, menggambarkan pengukuran dalam strata tersebut dari satu unit ke unit yang lain, estimasi yang lebih akurat diperoleh dengan menggunakan  sampel yang relatif lebih besar.

2. Kekurangan Stratified Random Sampling
a. Kerangka sampel yang dijadikan sebagai acuan pembentukan strata atau acuan penarikan sampel seringkali tidak memuat informasi-informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar Pembentukan suatu strata. Sehingga apabila dipaksakan membentuk suatu strata dengan informasi yang tidak cukup lengkap maka dapat berdampak pada tidak sesuainya strata yang dibentuk dengan tujuan penelitian. Alih-alih membentuk suatu strata dengan elemen yang bersifat homogen justru dapat membentuk suatu strata yang sangat heterogen.
b. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya di atas bahwa seorang peneliti membentuk suatu kelompok berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu dari kerangka sampel yang tersedia. Apabila kerangka sampel tersebut belum menyediakan informasi ke dalam strata maka peneliti harus membentuk sendiri kerangka sampel secara terpisah yang sudah terisi tingkatan-tingkatan sesuai kebutuhan penelitian.
c. Biaya operasional dapat membengkak apabila pembentukan strata bukan mengikuti wilayah geografis melainkan mengikuti sifat atau karakter lain. Misalkan tingkatan atau strata yang kita bentuk berdasarkan tingkatan pendidikan, meskipun dianggap sebagai homogen dalam setiap strata namun populasi bisa tersebar di seluruh wilayah atau area yang menjadi batas populasi katakanlah tersebar di dalam kota.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Stratified Random Sampling, Syarat, Prosedur, Alokasi, Kelebihan, dan Kekurangannya"