Pengertian Sejarah, Konsep, Unsur, Fungsi, Klasifikasi, Metode, dan Bentuk Fakta Sejarah

Pengertian Sejarah
Sejarah
A. Pengertian Sejarah
Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa pengertian di antaranya,
1. Asal-usul (keturunan) silsilah;
2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo;
3. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah.

Sejarah dari bahasa Yunani historia yang artinya "mengusut, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian". Dalam bahasa Arab tārīkh; dalam bahasa Jerman geschichte adalah kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa Indonesia, sejarah, babad, hikayat, riwayat, tarikh, tawarik, tambo, atau histori dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah.

Istilah umum untuk sejarah adalah yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, koleksi, organisasi, dan penyajian informasi mengenai peristiwa. Istilah ini mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk hidup, tetapi sering kali secara umum diartikan sebagai sejarah manusia. Para sarjana yang menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan. Peristiwa yang terjadi sebelum catatan tertulis disebut Prasejarah.
 
Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk memeriksa dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola sebab dan akibat yang menentukan mereka. Ahli sejarah terkadang memperdebatkan sifat sejarah dan kegunaannya dengan membahas studi tentang ilmu sejarah sebagai tujuan itu sendiri dan sebagai cara untuk memberikan "pandangan" pada permasalahan masa kini.

Herodotus, abad ke-5 SM ahli sejarah Yunani dalam masyarakat Barat dianggap sebagai "bapak sejarah", dan, bersama dengan kontemporer Thucydides, membantu membentuk dasar bagi studi modern sejarah manusia. Kiprah mereka terus dibaca hari ini dan kesenjangan antara budaya Herodotus dan Thucydides militer yang berfokus tetap menjadi titik pertikaian atau pendekatan dalam penulisan sejarah modern. Dalam tradisi Timur, sebuah riwayat negara Chun Qiu dikenal untuk dikompilasi mulai sejak 722 SM meski teks-teks abad ke-2 SM selamat.
 
Pengaruh kuno telah membantu penafsiran varian bibit sifat sejarah yang telah berkembang selama berabad-abad dan terus berubah hari ini. Studi modern sejarah mulai meluas, dan termasuk studi tentang daerah tertentu dan studi topikal tertentu atau unsur tematik dalam penyelidikan sejarah. Seringkali sejarah diajarkan sebagai bagian dari pendidikan dasar dan menengah, dan studi akademis sejarah adalah ilmu utama dalam penelitian di Universitas.

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli
1. Herodotus, sejarah adalah suatu kajian mengenai kebangkitan, kehidupan hingga kejatuhan tokoh, masyarakat, bahkan peradaban dalam kisah (story telling) yang dijaga seakurat mungkin kebenarannya (484-425 SM).
2. Ibnu Khaldun, sejarah adalah catatan mengenai kejadian, hingga perubahan watak (sosial) umat manusia, masyarakat, maupun peradaban dunia berlandaskan konsepsi sejarah “ibrar” (1332-1406). Konsepsi tersebut membuat sejarah tidak hanya menjadi rekaman masa lalu saja, namun dapat dijadikan hikmah dan pelajaran bagi generasi sekarang dan generasi mendatang (Sujati, 2018, hlm. 145).
3. Kuntowijoyo, sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau (Kuntowijoyo, 2013, hlm. 18). Kuntowijoyo juga berpendapat bahwa sejarah merupakan hal yang menyuguhkan fakta secara diakronis (berhubungan dengan waktu), ideografis (menceritakan sesuatu), unik (berbeda satu sama lain), dan empiris (berdasarkan sesuatu yang pernah dialami oleh manusia).
4. Muhammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada masa lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lainnya (Yamin, 1957, hlm. 4).
5. Widja, sejarah merupakan studi yang dialami manusia di masa lampau dan telah meninggalkan jejak di masa sekarang, di mana penekanan utamanya terdapat pada apek peristiwa sendiri, terutama pada hal yang bersifat khusus dan segi urutan perkembangannya yang disusun dalam kisah sejarah (Widja, 1989, hlm.9).
6. Sartono Kartodirdjo (1982, hlm. 12), sejarah adalah gambaran mengenai masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Hal yang disusun meliputi urutan kejadian fakta dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian dan pemahaman mengenai apa yang telah berlalu.
7. Edward Hallet Carr (1982, hlm. 30), sejarah adalah suatu proses interaksi tanpa henti antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya; suatu dialog tanpa henti antara masa sekarang dan masa silam.
8. Aristotle, sejarah ialah satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal secara tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut Aristotle juga Sejarah ialah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, record – record atau bukti-bukti yang konkret.
9. R. G. Collingwood, sejarah ialah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia di masa lampau. Shefer juga berpendapat bahwa Sejarah merupakan peristiwa yang telah lalu serta  benar-benar terjadi.
10. Drs. Sidi Gazalba, sejarah ialah sebagai masa lalu manusia serta  seputarnya yang disusun secara ilmiah serta lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran serta penjelasan yang memberi pengertian serta kefahaman tentang apa yang berlaku.
11. J.V Brice, sejarah ialah catatan-catatan dari apa yang telah diperbuat, dipikirkan dan dikatakan oleh manusia. Pengertian sejarah berbeda dengan pengertian ilmu sejarah. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu manusia sedangkan Ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk dapat mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.
12. Benedetto Croce (1951), sejarah ialah rekaman kreasi jiwa manusia di semua bidang baik itu secara teoretikal maupun praktikal. Kreasi spiritual ini ialah senantiasa lahir dalam hati serta pikiran manusia jenius, budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan serta pembaru agama.
13. Baverley Southgate (1996), sejarah juga dapat didefinisikan sebagai “studi tentang peristiwa di masa lampau(lalu).”Dengan demikian, sejarah ialah  peristiwa di mana faktual di masa lampau, dan bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Sejarah menghendaki pemahaman obyektif terhadap fakta-fakta masa lalu (historis). Metode penulisannya menggunakan narasi historis serta tidak dibenarkan secara analitis (analisis sejarah).

B. Konsep Sejarah
Para ahli sejarah kebanyakan menyepakati bahwa terdapat tiga komponen utama atau konsep sejarah yang berbeda namun bertalian satu sama lain. Konsep tersebut meliputi di antaranya sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai ilmu.
1. Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto atau an sich yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang lalu; sejarah sebagai res gestae atau menurut Mohammad Ali disebut sejarah-serba objek. Namun tidak semua peristiwa itu adalah sejarah, tetapi peristiwa itu baru mengandung sejarah apabila,
a. Peristiwanya Penting, artinya bahwa tidak semua peristiwa masuk dalam sejarah, hanya yang mempunyai arti, makna, nilai dan momentum penting serta menyangkut kehidupan manusia, bangsa dan Negara.  
b. Peristiwanya Abadi, artinya peristiwa tersebut tidak dapat berubah dan tetap dikenang sepanjang masa oleh generasi berikutnya secara turun temurun.
c. Peristiwanya unik, artinya tersebut hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang lagi untuk kedua kalinya.

2. Sejarah Sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah adalah cerita (narasi) yang disusun dari ingatan, kesan atau tafsiran manusia terhadap peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau, yakni sejarah sebagai rerum gestarum atau menrut Moh. Ali disebut sejarah serba subjek. Sejarah identik dengan tutur cerita atau kisah karena bentuk tersebut adalah salah satu wadah yang paling efektif untuk mengemas sejarah.

Meskipun demikian sejarah sebagai kisah berbeda dengan teks cerita biasa, karena sejarah tetaplah harus ditulis berdasarkan fakta yang telah terbukti. Setiap orang akan berusaha menyusun sejarah dengan integritas tinggi agar tetap objektif dan dipercayai. Namun, karena sejarah adalah suatu cerita, sifatnya juga bergantung pada siapa yang menceritakannya (subjektif). Setiap pencerita memiliki kepribadian yang beraneka ragam.

3. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) mengenai peristiwa dan yang terjadi dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodologis berdasarkan asas-asas, prosedur, metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para ahli sejarah. Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.

C. Unsur Komponen Sejarah
Untuk itulah maka sejarah mengandung nilai spesifik apabila dibanding dengan ilmu lain, artinya bahwa sesuatu dapat dikatakan sejarah apabila ada unsur-unsur/komponen sejarah di antaranya,
1. Ilmu
2. Peristiwa
3. Masa lampau
4. Manusia
5. Bukti sejarah

D. Fungsi Sejarah
Kuntowijoyo (2013, hlm. 20) memaparkan bahwa sejarah memiliki kegunaan bagi pengembangan sejarahnya sendiri (intrinsik) dan menyumbangkan pengembangan bagi ilmu di luar dirinya sendiri (ekstrinsik). Berikut adalah pemaparannya.
1. Fungsi Intrinsik
a. Sejarah sebagai ilmu, berkembang dengan cara, (a) perkembangan dalam filsafat, (b) perkembangan dalam teori sejarah, (c) perkembangan dalam ilmu-ilmu lain, (d) perkembangan dalam metode sejarah.
b. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, bersama dengan mitos sejarah adalah alat yang tepat untuk mengetahui masa lampau yang setidaknya menghasilkan dua sikap, yaitu: menerima atau menolak.
c. Sejarah sebagai pernyataan pendapat, banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat.
d. Sejarah sebagai profesi, sebagai penulis atau peneliti sejarah.

2. Fungsi Ekstrinsik Sejarah
a. Sejarah sebagai pendidikan moral
b. Sejarah sebagai pendidikan penalaran
c. Sejarah sebagai pendidikan politik
d. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
e. Sejarah sebagai pendidikan perubahan
f. Sejarah sebagai pendidikan masa depan
g. Sejarah sebagai pendidikan keindahan
h. Sejarah sebagai ilmu bantu
i. Sejarah sebagai latar belakang
j. Sejarah sebagai rujukan

E. Klasifikasi Sejarah
Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.

Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah di antaranya,
1. Berdasarkan kurun waktu (kronologis)
2. Berdasarkan wilayah (geografis)
3. Berdasarkan negara (nasional)
4. Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis)
5. Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal)

F. Metode Kajian Sejarah
Sejarah yang mempunyai metode tersendiri dalam rangka pencarian dan penelitiannya, yakni dalam pengumpulan sumber, mengadakan penelitian sumber, penafsiran data serta penyajian data dalam bentuk cerita sejarah.
1. Obyek yang definitive, ruang lingkup sejarah adalah apa yang telah diperbuat oleh manusia di masa lampau.
2. Formulasi dan kebenaran, bahwa apa yang disajikan dalam cerita sejarah (historiografi), diusahakan sejauh mungkin menjauhi peristiwanya, untuk itu dilakukan analisa data secara ilmiah.
3. Penyusunan yang sistematis, dalam usaha mulai dari langkah pertama sampai akhir dilakukan secara teratur dan sistematis. Jadi, Sejarah benar-benar dapat dimasukkan dalam ilmu tersendiri.

Dengan demikian penelitian sejarah mempunyai arti bahwa tahab penulisan sejarah (historiografi), bukan hanya sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan peristiwa, pikiran, dan emosi melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta-fakta hasil penelitian. Tetapi dalam menuliskan hasil penelitian, sejarawan atau peneliti harus sadar bahwa tulisan itu tidak hanya untuk kepentingannya tetapi juga dibaca orang lain.

Untuk itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya. Penyajian penelitian sejarah dalam bentuk tulisan bukan hanya sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan peristiwa, pikiran, dan emosi melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta-fakta hasil penelitian (melalui kritik dan mempertimbangkan interpretasi subyektif dan obyektifnya.

Dalam menuliskan hasil penelitian, sejarawan atau peneliti harus sadar bahwa tulisan itu tidak hanya untuk kepentingannya tetapi juga dibaca orang lain. Untuk itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya dalam penyajian penelitian sejarah dalam bentuk tulisan (historiografi).
 
G. Bentuk Fakta Sejarah
Fakta Sejarah adalah sumber atau data yang telah diuji dengan kritik sebagai wujud dari proses interpretasi penulis terhadap sumber sejarah yang cenderung mengandung unsur subjektif. Adapun fakta sejarah mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut di antaranya,
1. Artefak, semua peninggalan berupa benda baik secara keseluruhan atau sebagian merupakan hasil garapan tangan manusia.
2. Fakta Sosial, fakta sejarah yang berdimensi sosial kemasyarakatan misalnya interaksi antar manusia (pakaian adat, pakaian kebesaran raja)
3. Fakta Mental, fakta yang sifatnya abstrak, misalnya kepercayaan, keyakinan, dan kepercayaan-kepercayaan. Hal ini biasanya terdapat simbol- simbol abstrak yang diwujudkan pada benda-benda tertentu.  

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Sejarah, Konsep, Unsur, Fungsi, Klasifikasi, Metode, dan Bentuk Fakta Sejarah"