Pengertian Responden, Kendala, dan Pencatatannya

Table of Contents
Pengertian Responden
Responden

Pengertian Responden

Responden dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penjawab (atas pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian). Responden dari kata asal ”respons” atau penanggap, yaitu orang yang menanggapi. Responden penelitian adalah seseorang (karena lazimnya berupa orang) yang diminta untuk memberikan respons (jawaban) terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti.

Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara. Demikian, responden adalah semua orang baik secara individu maupun kolektif yang akan dimintai keterangan yang diperlukan oleh pencari data. Beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti berkaitan dengan responden penelitian di antaranya,
1. Apabila pengetahuan di bidang penelitian sangat terbatas menyebabkan pengembangan lebih lanjut kurang sehingga kurang luas.
2. Peneliti seolah-olah hanya berkonsentrasi pada jawaban dalam mengupayakan untuk menyalinnya.
3. Berpengaruh psikologis pada responden sehingga timbul kesan diperiksa atau diinterogasi.

Pencatatan data dari responden dapat dilakukan dengan dua cara di antaranya,
1. Wawancara Secara Langsung
Pada saat wawancara langsung, pewawancara melontarkan pertanyaan yang memerlukan ingatan baik untuk bertanya maupun menyalin hasil jawaban responden. Keuntungan wawancara langsung, antara lain sebagai berikut.
a. Dapat mengembangkan pertanyaan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang seluas-luasnya.
b. Suasana pembicaraan akan lebih mengena dan terarah sebagaimana pembicaraan sehari-hari.
c. Responden merasa lebih diperhatikan dan dihormati sebab setiap pembicaraan tampak diperhatikan langsung.

Kelemahan wawancara secara langsung, antara lain sebagai berikut.
a. Kalau tidak segera dilakukan pencatatan akan banyak hal-hal yang tertinggal karena kelupaan.
b. Secermat apapun daya ingat seseorang, kemungkinan besar ada yang terlupakan.
c. Kalau pengetahuan materi penelitian terbatas, sulit untuk memformulasikan kembali hasil wawancara.

2. Wawancara Dengan Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan dalam wawancara misalnya, tape recorder. Keuntungan wawancara dengan alat bantu menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut.
a. Semua hasil pembicaraan dapat dicatat dengan sempurna.
b. Mudah untuk menuangkan kembali ke dalam hasil wawancara tertulis.
c. Dapat mengembangkan dalam bentuk pertanyaan spontan guna mendapatkan data sebanyak-banyaknya.
d. Setiap soal dapat didengarkan kembali apabila dirasa ada kekurangan atau kejanggalan atas data yang telah tertulis.
e. Tidak begitu memikirkan cara memfokuskan kembali sebagai hasil penelitian.

Kelemahan wawancara dengan alat bantu sebagai berikut.
a. Memerlukan modal tambahan atau peralatan.
b. Dapat menimbulkan efek psikologis bagi responden, terutama yang jarang berhadapan dengan cara demikian.
c. Diperlukan waktu khusus untuk mendengarkan kembali pembicaraan dari awal sampai akhir untuk dituangkan dalam

3. Wawancara Tidak Langsung
Teknik wawancara tidak langsung adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi tidak langsung, misalnya lewat angket atau kuesioner dan mengikuti persidangan lewat pers. Keuntungan wawancara melalui metode angket sebagai berikut.
a. Angket dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
b. Peneliti tidak perlu hadir sebab daftar angket dapat dikirim melalui pos.
c. Responden bebas menjawab, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
d. Angket dapat dijawab oleh responden menurut waktu yang tersedia.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment