Pengertian Reliabilitas, Karakteristik, Tujuan, Faktor, Jenis, Pengujian, Rumus, dan Cara Meningkatkannya

Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas
A. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perihal sesuatu yang bersifat reliabel (bersifat andal); ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran; keterandalan. Reliabilitas berasal dari kata reliability yang terdiri dari kata rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

Demikian, reliabilitas atau keandalan merupakan konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Jadi, reliabilitas bisa juga diartikan sebagai keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur pengukuran.

Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan oleh individu, yang merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna lain reliabilitas dalam terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran akan menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan alat tes yang ekuivalen.

Pengertian Reliabilitas Menurut Para Ahli
1. Sugiono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi jika pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes, merupakan tingkat konsistensi suatu tes, adalah sejauh mana tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah meskipun diteskan pada situasi yang berbeda.
2. Nursalam (2003), reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan jika fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berulang kali dalam waktu yang berlainan.
3. Sukadji (2000), reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya koefiesien.
4. Gronlund dan Linn (1990), reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.
5. Sugiono (2005) dalam Suharto (2009), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
6. Anastasia dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda
7. Suryabrata (2004), reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
8. Sudjana (2005:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
9. Mehrens & Lehmann (1973:102), reliabilitas merupakan derajat keajegan (consistency) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang sama.
10. Rbel (1986:71), reliabilitas adalah syarat-syarat yang digunakan untuk menggambarkan salah satu sifat yang paling signifikan dari satu nilai uji dengan cara yang konsisten.

B. Karakteristik Reliabilitas
Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki karakteristik di antaranya,
1. Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu sendiri, artinya suatu tes dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor yang cukup akurat, apabila tes tersebut diberikan pada kelas tertentu, maka bisa juga menghasilkan skor yang cukup konsisten bila diberikan pada kelas yang berbeda atau ketika diberikan pada kelas yang sama pada waktu yang berbeda.
2. Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu yang berbeda dan menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda.
3. Reliabilitas dapat dinyatakan untuk dua atau lebih pengukuran independen yang diperoleh dari tes yang sama untuk setiap anggota kelompok.

C. Tujuan Reliabilitas
Tujuan dari uji reliabilitas ini adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.

D. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
1. Jumlah Butir Soal, banyaknya soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat reliabilitasnya. Semakin banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan cenderung semakin menjadi reliabel.
2. Homogenitas Soal Tes, soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengarah pada tingginya tingkat realibilitas. Dua buah tes yang sama jumlah butir-butirnya akan tetapi berbeda isinya, misalnya yang satu mengukur tentang pengetahuan kebahasaan dan yang satunya tentang kemampuan fisika akan menghasilkan tingkat reliabilitas yang berbeda. Tes fisika cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada tes kebahasaan karena dari segi isi kemampuan menyelesaikan soal fisika lebih homogen  daripada pengetahuan kebahasaan.
3. Waktu yang Diperlukan untuk Menyelesaikan Tes, semakin terbatasnya waktu dalam pengerjaan tes maka akan mendorong  tes untuk memiliki reliabilitas yang tinggi.
4. Keseragaman Kondisi pada Saat Tes Diberikan, kondisi pelaksanaan tes yang semakin seragam akan memunculkan reliabilitas yang makin tinggi
5. Kecocokan Tingkat Kesukaran Terhadap Peserta Tes, bahwa soal-soal dengan tingkat kesukaran sedang cenderung lebih reliabel dibandingkan dengan soal-soal yang sangat sukar atau sangat mudah
6. Heterogenitas Kelompok, semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaan suatu tes maka tes tersebut cenderung untuk menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi
7. Motivasi Individu, motivasi masing-masing individu dalam  mengerjakan suatu instrumen akan mampu mempengaruhi realibilitas. Perbedaan motiviasi antar  individu dalam kelompok akan menimbulkan kesalahan acak pada pengukurannya karena individu yang tidak memiliki motivasi tidak akan mengerjakan instrumen tersebut dengan sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak akan mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.
8. Variabilitas Skor, instrumen yang menghasilkan rentangan skor yang lebih luas  atau lebih tinggi variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada menghasilkan rentangan skor yang lebih sempit , seperti bentuk pilihan ganda cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk benar salah

E. Jenis Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan bahwa beberapa cara umum untuk mengukur reliabilitas di antaranya,
1. Reliabilitas Stabilitas, menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat Anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indikator yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama.
2. Reliabilitas Terwakili, mengacu pada keterandalan masing-masing grup. Menguji apakah penyampaian indikator sama jawabannya saat diterapkan ke kelompok yang berbeda-beda.
3. Reliabilitas Seimbang (equivqlence reliability), menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indikator yang berbeda, batasan-batasan operasional, peralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.

F. Pengujian Reliabilitas Instrumen
1. Metode tes ulang (tes re-tes estimate reliabelity), uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali, pengukuran pertama dan ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda. Dalam hal ini perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-benar sama. Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya menunjukkan reliabilitas dari tes ini.
2. Metode Bentuk Paralel (Equivalent), adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam istilah bahasa Inggris disebut alternate-forms method (parallel forms). Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda. Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan data instrument yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrument dapat danyatakan reliable.
3. Metode Gabungan (paralel form and alternative form reliability estamete), pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Reliabilitas instrument dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrument, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda maka akan dapat dianalisis keenam koefesien reliabilitas. Bila keenam koefesien korelasi itu semuanya positif dan signifikan maka dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliable.

G. Rumus Reliabilitas Instrumen
Terdapat beberapa rumus dalam pengujian reliabilitas instrumen, antara lain; Spearman Brown, Flanagan, Rulon, Kuder Richardson (KR) dan Cronbanch Alpha.
1. Rumus Spearman-Brown
Rumus Spearman Brown
Rumus Spearman-Brown

Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
rb = indeks korelasi antara dua belahan instrument
N = banyaknya responden
X = belahan pertama
Y = belahan kedua

2. Rumus Flanagan

Rumus Flanagan
Rumus Flanagan
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
v1 = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)
v2 = varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)
vt = varians skor total

3. Rumus Rulon
Rumus Rulon
Rumus Rulon
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
Vt = varians total atau varians skor total
Vd = varians (varians difference)
d = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir

4. Rumus KR 20
Rumus KR 20
Rumus KR 20
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
pi = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)

5. Rumus KR 21
Rumus KR 21
Rumus KR 21
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
p = skor rata-rata

6. Rumus Cronbanch Alpha
Rumus Cronbanch Alpha
Rumus Cronbanch Alpha
Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

H. Cara Meningkatkan Reliabilitas
1. Mengonsep satu variabel dengan jelas
2. Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus spesifik agar dapat mengurangi intervensi informasi dari variabel lain
3. Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat suatu level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail. Prinsip dasarnya adalah cobalah melakukan pengukuran pada level paling tepat yang mungkin diperoleh
4. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu indikator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadap konten definisi konseptual
5. Gunakan Tes Pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draft atau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest). Dalam penggunaan Pilot Studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literatur-literatur yang berkaitan. Selanjutnya, pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti kemudian tetap sama.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Reliabilitas, Karakteristik, Tujuan, Faktor, Jenis, Pengujian, Rumus, dan Cara Meningkatkannya"