Pengertian Peta Topografi, Sejarah, Karakteristik, Komponen, Tujuan, Kategori, dan Manfaatnya

Pengertian Peta Topografi
Peta Topografi
A. Pengertian Peta Topografi
Istilah peta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan; denah. Peta topografi adalah peta berskala kecil yang menunjukkan bentuk serta ukuran yang tepat dari gunung, bukit, lembah, danau, sungai, rawa, teluk, laut, dan bagian lain dari daratan dan air.

Peta topografi memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.

Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Peta topografi menggambarkan bentuk relief permukaan bumi, meliputi tinggi rendahnya kawasan dengan gambaran garis-garis. Garis yang dimaksud adalah garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan daerah dengan ketinggian yang sama. Dengan adanya garis tersebut, maka akan memudahkan pengguna peta memahami ketinggian suatu tempat sehingga dapat memperkirakan kecuraman atau kemiringan lereng.

B. Sejarah Peta Topografi
Secara historis, perkembangan peta topografi sebagian besar didorong oleh kebutuhan militer. Saat ini, operasi taktis dan kegiatan tentara sedemikian kompleks sehingga sangat penting bagi semua prajurit untuk dapat membaca dan menafsirkan peta, agar dapat bergerak cepat dan efektif di medan perang. Pengenalan medan dapat memberikan perbedaan nyata dalam medan pertempuran. Kemampuan membaca peta sangat dibutuhkan jika ingin memenangkan pertempuran. Tidak hanya dalam medan pertempuran, hal ini juga berlaku untuk keperluan sipil seperti berburu, menempuh rimba, menyusur rawa, hiking, mendaki gunung, bukit atau penggunaan lainnya di mana ketepatan navigasi darat diperlukan.

C. Karakteristik Peta Topografi
Sama seperti jenis peta lainnya, pemetaan topografi juga mempunyai karakteristik khusus dan terbatas tinggi rendahnya permukaan. Berikut ini adalah karakteristik peta topografi di antaranya,
1. Tidak Berwarna, peta jenis ini sangat berbeda dengan peta umum yang biasanya menampilkan warna hijau, biru, kuning dan cokelat. Peta topografi tidak kaya warna karena hanya mempunyai fungsi pokok memberi informasi tentang kontur tanah. Oleh karena itu, hanya terdapat garis-garis kontur yang tercetak secara jelas.
2. Skala Besar dan Detail, ciri dari peta topografi adalah penggunaan skala yang besar. Skala yang digunakan tersebut menggambarkan keadaan permukaan kawasan yang sesungguhnya. Skala peta juga bervariasi, semakin kecil skala maka informasi tidak begitu detail, sedangkan semakin besar skala maka informasi semakin detail dan akurat. Penggunaan skala besar bertujuan untuk menginformasikan kontur tanah. Maka dari itu, proses pembuatan peta ini harus teliti agar detail kemiringan kawasan dapat digambarkan secara akurat.
3. Garis Kontur, ciri utama dari peta ini adalah adanya garis kontur yang tidak dimiliki peta jenis lainnya. Garis tegas yang terhubung menjelaskan mengenai kondisi permukaan bumi. Garis kontur terdiri dari kombinasi dua segmen garis yang saling terhubung tanpa perpotongan. Garis ini menunjukkan titik elevasi agar kita mengetahui keadaan wilayah yang dimaksud.
4. Informasi Kontur Tanah, peta topografi juga menjelaskan mengenai kontur tanah atau kondisi tanah di suatu wilayah. Penjelasan tersebut meliputi tinggi rendahnya tanah, kemiringan atau kecuraman.

D. Komponen Peta Topografi
1. Judul Peta, judul diambil dari bagian terbesar wilayah pada satu lembar peta. Judul peta berada di atas peta, akan tetap pada peta buatan koordinasi survei dan pemetaan maka judulnya berada di samping.
2. Legenda Peta, legenda peta adalah penjelasan dari simbol-simbol yang ada dalam peta. Dengan adanya legenda kita dapat memahami arti yang diwakili dalam sebuah simbol.
3. Skala Peta, hampir seluruh peta dibuat sesuai skala tertentu. Skala merupakan perbandingan gambar dengan kondisi sebenarnya. terdapat dua skala dalam peta, yaitu skala garis dan angka. Umumnya pada peta topografi mencantumkan keduanya.
4. Garis Koordinat, pada peta topografi terdapat jaring-jaring yang terdiri dari garis vertikal dan horizontal. Garis-garis tersebut dinamakan garis koordinat dan terdiri dari dua macam, yaitu koordinat geografis dan koordinat grid.
5. Garis Ketinggian/Kontur, garis kontur merupakan gambaran dari daerah dengan ketinggian yang sama. Garis ini mirip sidik jari dan tidak pernah memotong satu sama lain.
6. Tahun Pembuatan Peta, terdapat informasi mengenai tahun pembuatan peta yang menunjukkan kapan peta ini dibuat atau diperbaharui.
7. Deklinasi, deklinasi adalah garis keterangan yang menunjukkan beda utara peta dan utara magnetik kompas. Perbedaan ini terjadi karena posisi utara bumi ditunjukkan oleh kutub utara, namun sumbu utara magnet berada di kepulauan dekat dataran Green Land. Bumi juga mengalami pergeseran sekitar 0,02 detik ke timur atau ke barat setiap tahunnya, sehingga arah utara magnetik kompas harus dikonversi dengan arah utara pada peta. Deklinasi akan direvisi setiap 5 tahun sekali dan dicantumkan dalam lembar peta.

E. Tujuan Peta Topografi
Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi. Dengan kekuatan militer yang tersebar di seluruh dunia, maka militer bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap unsur-unsur tempur dan untuk menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang harus diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan tempat yang tepat. Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap operasi memerlukan pasokan peta, tetapi meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak akan berharga kecuali pengguna peta tahu bagaimana cara membacanya.

F. Kategori Peta Topografi
Peta topografi dikategorikan berdasarkan skala dan jenis. Dan skala peta topografi dibagi ke dalam tiga kategori. Yaitu skala kecil, menengah dan besar.
1. Kecil, peta dengan skala 1:1.000.000 dan lebih kecil digunakan untuk perencanaan umum dan untuk studi strategis. Peta skala kecil standar memiliki skala 1:1.000.000. Peta ini meliputi area yang sangat besar dengan mengorbankan detail.
2. Menengah, peta dengan skala lebih besar dari 1:1.000.000 tetapi lebih kecil dari 1:75.000 digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini mengandung detail dengan jumlah sedang. Peta skala menengah standar memiliki skala 1:250.000. Ada juga peta dengan skala 1:100.000.
3. Besar, peta dengan skala 1:75.000 dan lebih besar digunakan untuk perencanaan taktis, administrasi, dan logistik. Peta jenis inilah yang sering ditemukan dan digunakan pihak militer. Peta skala besar standar 1:50.000, tetapi banyak daerah telah dipetakan dengan skala 1:25.000.

G. Manfaat Peta Topografi
1. Hiking, pengetahuan akan keadaan topografi wilayah sangat penting untuk menentukan jalur pendakian. Saat hendak melakukan pendakian gunung, maka kita harus paham mengenai medan yang ditempuh. Oleh sebab itu kita harus memiliki kemampuan membaca dan memahami peta topografi. Peta ini juga bermanfaat saat kita tersesat.
2. Orieneering, adalah kegiatan mencari jejak atau bernavigasi menggunakan kompas dan peta. Kegiatan ini menuntut kita mampu membaca dan memahami topografi wilayah. Seseorang yang piawai menggunakan kompas, menentukan koordinat, menguasai metode penentuan lokasi masih akan kesulitan jika tidak mampu membaca peta topografi.
3. Penyelamatan, penguasaan kondisi topografi wilayah sangat bermanfaat ketika melaksanakan upaya evakuasi. Peta ini berguna untuk memprediksi lokasi korban dan medan yang dihadapi.
4. Perencanaan Wilayah, pengembangan suatu wilayah memerlukan perencanaan matang, misalnya untuk pembangunan jalan, zonasi perumahan, saluran irigasi, kawasan lindung dan sebagainya. Pengetahuan tentang kemiringan lereng sangat diperlukan dan hal ini dapat terbantu dengan menggunakan peta topografi.
5. Desain Arstektur dan Sipil, bidang arsitektur sangat memerlukan peta topografi, terutama saat melakukan pembuatan tapak siteplan sebagai struktur bangunan awal. Sedangkan dalam teknik sipil, pengetahuan tentang ketinggian dan kecuraman lereng juga sangat penting, misalnya ketika akan membangun jembatan, jalan layang, terowongan, serta gedung.
6. Studi Ilmu Bumi, informasi mengenai ketinggian dan kelerengan suatu wilayah sangat diperlukan dalam studi ilmu bumi. Informasi ini dapat digunakan untuk menghitung run off air, laju erosi batuan, degradasi tanah, serta potensi pergerakan tanah.
7. Pertahanan, dalam bidang militer, pengetahuan topografi wilayah sangat penting untuk menyerang maupun bertahan. Saat menyerang, informasi ketinggian berguna untuk memetakan wilayah musuh dan mengetahui pertahanan yang lemah. Sebab daerah yang lebih rendah biasanya lebih mudah diserang dibanding daerah lebih tinggi. Sedangkan saat bertahan, topografi berguna untuk memetakan wilayah dengan potensi pertahanan terbaik sehingga dapat membangun basis pertahanan maupun area denial untuk menghadang musuh. Pengetahuan tentang kelerengan juga berguna untuk pasokan logistik.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Peta Topografi, Sejarah, Karakteristik, Komponen, Tujuan, Kategori, dan Manfaatnya"