Pengertian Persuasif, Syarat, Ciri, Faktor, Tujuan, dan Strateginya

Table of Contents
Pengertian Persuasif
Persuasif

A. Pengertian Persuasif

Persuasif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin). Sementara persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya; bujukan halus. Persuasif atau persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.

Persuasif bersifat membujuk secara halus supaya seseorang atau yang dibujuk menjadi yakin. Persuasif dapat kita temukan di mana saja, baik itu dalam bentuk lisan, tulisan, dan juga visual. Dalam bentuk lisan, persuasif dapat dilihat dari sebuah pidato persuasif yang sifatnya membujuk atau mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang.

Dalam bentuk tulisan, persuasif ditemui dalam sebuah paragraf persuasif yang juga mempunyai tujuan membujuk atau mempengaruhi sehingga yang dibujuk menjadi yakin. Begitu juga dengan visual, terdapat visualisasi persuasif yang mempunyai tujuan membujuk dan membuat yakin individu atau sekelompok orang yang menjadi sasaran atau target.

Melalui persuasi setiap individu mencoba berusaha mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain. Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak. Bila berkomunikasi dengan sesama, setiap individu berharap pesan yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipercayai.

Persuasif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan agar pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain. Komunikasi persuasif membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka. Komunikasi persuasif menekankan keterbukaan, kepercayaan, dan praktik-praktik manajemen yang demokratis.

Persuasif berbeda dengan propaganda. Persuasif merupakan tindakan untuk membujuk dengan cara halus dan tak ada sama sekali unsur paksaan sedangkan propaganda merupakan tindakan mempengaruhi pikiran atau pendapat orang lain dengan cara memberi info yang subjektif dan manipulatif. Jadi persuasif melarang persuader melakukan kebohongan.

B. Syarat Persuasif

1. Watak dan kredibilitas pembicara harus percaya diri dan mampu meyakinkan pendapatnya itu kepada orang lain
2. Kemampuan pembicara mengendalikan emosi. Hal ini akan mendukung keputusan yang diambilnya
3. Diperlukan bukti-bukti yang meyakinkan untuk mendukung kebenarannya

C. Ciri Persuasif

1. Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya
2. Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah
3. Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca
4. Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai
5. Harus ada fakta dan data secukupnya

D. Faktor Persuasif

1. Sumber Komunikator, komunikator sangat berperan penting dalam keberhasilan atau tidaknya persuasif. Agar tujuan tercapai, seorang komunikator mesti mempunyai kemampuan memilih sasaran serta menentukan tanggapan yang ingin dicapai. Namun ada juga aspek lain yang mempengaruhi respons orang yang diajak bicara komunikan di antaranya
a. Kredibilitas Komunikator, kredibilitas berkaitan dengan 3 komponen yang meliputi keahlian, kepercayaan dan eksistensi.
b. Daya Tarik Komunikator, kadang daya tarik juga sangat berpengaruh, daya tarik di sini bisa bersifat fisik ataupun psikologis. Dengan daya tarik, maka seorang komunikator bisa lebih diterima orang lain.
c. Kekuasaan Komunikator, aspek terakhir ialah tingkat kekuasaan dari komunikator, semakin tinggi kekuasaan seorang komunikator, semakin tinggi pula sikap patuh atau setuju komunikan dari apa yang disampaikannya.

2. Pesan, komunikasi persuasif tak bisa lepas dari komponen pesan sebagai materi yang diberikan komunikator untuk mengajak komunikan mempercayainya. Pesan tersebut bisa berupa gerak suara, kata-kata, nada suara, dan lain-lain. Dalam penyampaian pesan ada 2 aspek dasar di antaranya,
a. Aspek verbal yang melibatkan kata-kata bisa diucapkan langsung maupun melalui tulisan.
b. Aspek non verbal, yang melibatkan emosi, gesture, ekspresi dan penampilan komunikator saat berkomunikasi.

3. Komunikan, merupakan sasaran yang menerima pesan persuasi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi komunikan agar merespons positif pesan persuasi yaitu sikap, keyakinan serta nilai-nilai dari komunikan.

E. Tujuan Persuasif

1. Membentuk Tanggapan, tujuan ini biasanya dilakukan oleh komunikator pada komunikan yang polos atau belum memperoleh informasi dari pihak lain tentang topik yang akan dikomunikasikan. Jadi tujuan pertama ini baru sekedar membentuk tanggapan semata.
2. Memperkuat Tanggapan, tujuan ini biasanya dilakukan komunikator pada komunikan yang memang dari awal telah setuju dengan si komunikator. Melalui komunikasi persuasif, komunikan diharapkan bisa semakin yakin dengan pendapat komunikator.
3. Mengubah Tanggapan, tujuan ini dilakukan oleh komunikator pada komunikan yang sebenarnya menolak dan tidak sepemikiran dengannya. Melalui komunikasi persuasif, komunikan diharapkan menjadi setuju dengan komunikator. Tujuan ini ialah yang paling sulit dicapai dibanding tujuan sebelumnya.

F. Strategi Persuasif

Seorang persuader yang baik harus menjadi pendengar yang baik, harus mampu mengumpulkan dan memberikan umpan balik, memiliki kemampuan membaca dan peka dalam memahami situasi orang lain, mampu berpikir kreatif dan menghasilkan keputusan yang baik, serta memiliki rasa empati dan selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik.

Kemampuan mendengarkan merupakan keterampilan khusus yang sangat penting bagi setiap orang yang sedang mengalami masalah. Komponen utama bagi kemampuan mendengarkan yang efektif adalah menjadi pendengar yang baik, dan untuk menjadi pendengar yang baik harus memiliki kualitas empati.

Empat strategi umum untuk mencapai persuasi yang efektif di antaranya,
1. Kredibilitas
Kredibilitas adalah suatu penilaian sejauh mana orang lain percaya dan yakin terhadap apa yang dilakukan dan diucapkan. Kredibilitas atau kepercayaan diperoleh dengan cara menunjukkan kompetensi, yakni kemampuan dan pengetahuan. Cara lain untuk memperoleh kredibilitas adalah dengan menunjukkan niat-niat yang dapat dipercaya.

Selain itu, kredibilitas juga dapat dicapai melalui karisma pribadi seperti sikap peduli, antusias, dan sikap positif. Kredibilitas mengalir dari karakter personal seperti keahlian, sifat yang dapat dipercayai, ketenangan, dan kesan atau penampilan yang positif.

2. Alasan yang Logis
Persuader dapat mempengaruhi orang lain bila dapat menunjukkan alasan-alasan logis. Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain. Informasi dan fakta-fakta tersebut berkaitan dengan tujuan, kebutuhan, dan kepentingan dari orang yang dipengaruhi. Suatu persuasi bisa saja gagal jika tidak didukung oleh fakta yang kuat atau tidak memenuhi harapan pihak yang dipengaruhi.
 
3. Daya Tarik Emosional
Pembujuk atau persuader harus memiliki alasan yang logis dan masuk akal untuk mempengaruhi orang lain. Alasan-alasan yang rasional akan lebih efektif jika persuader juga menyentuh emosional atau perasaan persuadee. Untuk melengkapi alasan-alasan rasional tersebut persuader harus berusaha menyalami kecemasan, harapan, cinta, kegembiraan, ataupun frustrasi orang yang dipengaruhi.
 
4. Mengidentifikasi Kesamaan
Para persuader yang efektif mengembangkan suatu kerangka atau perencanaan dengan menggambarkan posisi pada orang lain dengan cara mengidentifikasikan kesamaan-kesamaan di antar persuader dengan persuadee. Beberapa aspek yang dikembangkan persuader di antaranya,
a. Memberi alasan yang sesuai, yang akan dipertimbangkan oleh pihak yang dipengaruhi. Dalam hal ini, persuader harus mampu menjelaskan suatu aspek dengan spesifik.
b. Menyediakan suatu pemikiran yang terbuka bagi alternatif-alternatif atau gagasan-gagasan untuk dibandingkan dan dikontraskan.
c. Menciptakan komunikasi dengan bahasa dan struktur yang logis untuk mengambil keputusan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment