Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skills), Tujuan, dan Jenisnya

Table of Contents
Pengertian Kecakapan Hidup atau Life Skills
Kecakapan Hidup (Life Skills)

A. Pengertian Kecakapan Hidup

Istilah cakap dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sanggup melakukan sesuatu; mampu; dapat; pandai; mahir; mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan sesuatu, dan kecakapan adalah kemampuan; kesanggupan; kepandaian atau kemahiran mengerjakan sesuatu. Kecakapan hidup (Life Skills) merupakan salah satu kemampuan untuk perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan manusia untuk secara efektif menghadapi tuntutan dan tantangan hidup.

Kecakapan hidup (life skills) merupakan kemampuan dan pengetahuan seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya dengan kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain, keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri, berempati, mengatasi emosi dan mengatasi stres.

Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skills) Menurut Para Ahli
1. Tim Broad-Based Education (Depdiknas, 2002:2), kecakapan hidup (Life Skills) sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
2. Anwar (2004:54), kecakapan Hidup (Life Skills) adalah kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain, dan masyarakat atau lingkungan di mana ia berada antara lain keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri, berempati, mengatasi emosi, dan mengatasi stres.
3. Mawardi (2012:287), kecakapan Hidup (Life Skills) sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang untuk berfungsi secara independen dalam kehidupan.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
5. Brolin (1989), life skills constitute a continuum of knowledge and aptitude that are necessary for a person to function effectively and to avoid interruptions of employment experience.
6. Depdiknas (2003), kecakapan Hidup (Life Skill) adalah kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.
7. Satori (2002), kecakapan Hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber-sumber daya, bekerja dalam tim atau kelompok, terus belajar di tempat bekerja, mempergunakan teknologi dan lain sebagainya.

B. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup

Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi peserta didik yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari, seperti: proses sosial, fungsi sosial serta masalah-masalah kehidupan. Tim Broad Based Education (Depdiknas, 2002), membagi tujuan pendidikan kecakapan hidup ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus di antaranya,
1. Tujuan Umum
a. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi
b. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai prinsip pendidikan yang berbasis luas (Broad Based Education)
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (School Based Managemen)

2. Tujuan Khusus
a. Memberdayakan aset kualitas batiniah, sikap dan perbuatan lahiriah peserta didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengalaman (patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya
b. Memberikan wawasan yang luas tentang perkembangan karier, yang dimulai dari perkembangan diri, eksplorasi karier, orientasi karier, dan penyiapan karier
c. Memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus.
d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan manajemen berbasis sekolah, partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah.
e. Mamfasilitasi peserta didik dalam memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

C. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill/GLS) yang terbagi atas kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill) sedangkan kecakapan hidup yang bersifat khusus (specific life skill/SLS) mencakup kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan vokasional (vocational skill) (Depdiknas, 2007:11).
1. Kecakapan Personal (Personal Skill), adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh. Kecakapan ini mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill).
a. Kecakapan kesadaran diri merupakan penghayatan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
b. Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang diperlukan dalam pengembangan potensi berpikir. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan serta kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.

2. Kecakapan Sosial (Social Skill), mencakup kecakapan berkomunikasi dengan empati (communication skill) dan kecakapan bekerja sama (collaboration skill).
a. Kecakapan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan maupun tulisan. Kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan maupun tulisan perlu dikembangkan. Kecakapan mendengarkan dengan empati akan membuat orang mampu memahami isi pembicaraan orang lain, sementara lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai.
b. Kecakapan bekerjasama maksudnya adalah adanya saling pengertian dan saling membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik, karena itu merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang hidup manusia.

3. Kecakapan Akademik (Academic Skill), kecakapan akademik sering kali disebut dengan kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan.

4. Kecakapan Vokasional (Vocational Skill), adalah keterampilan yang dikaitkan dengan berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
a. Kecakapan vokasional dasar yang berkaitan dengan bagaimana peserta didik menggunakan alat sederhana, misalnya obeng, palu dan sebagainya.
b. Kecakapan vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, misalnya pekerja montir, apoteker, tukang, dan sebagainya.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment