Pengertian Tradisi, Fungsi, Tujuan, Perubahan Tradisi, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Tradisi
Tradisi

A. Pengertian Tradisi

Tradisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Secara etimologis istilah tradisi berasal dari bahasa Latin yaitu traditio yang artinya diteruskan, adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Tradisi diwariskan atau disalurkan dari masa lalu ke masa saat ini atau sekarang.

Tradisi yang telah menjadi budaya akan menjadi suatu sumber dalam berakhlak. Hal dasar dari pengertian tradisi adalah adanya suatu informasi yang disampaikan dan diteruskan ke setiap generasi selanjutnya misalnya dalam bentuk lisan atau tulisan. Karena tanpa adanya suatu komunikasi yang baik, tradisi juga bisa saja menjadi hilang. Tradisi secara otomatis dapat memberikan pengaruh terhadap aksi dan reaksi yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Tradisi Menurut Para Ahli
1. Soerjono Soekanto (1990), tradisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat dengan secara langgeng (berulang-ulang).
2. WJS Poerwadaminto (1976), tradisi adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan secara terus menerus, seperti adat, budaya, kebiasaan dan juga kepercayaan.
3. Van Reusen (1992:115), tradisi adalah warisan atau norma adat istiadat, kaidah-kaidah, harta-harta. Tetapi tradisi bukan suatu yang tidak bisa dirubah. Tradisi justru perpaduan dengan beragam perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhannya.
4. Piotr Sztompka (2011:69-70), tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak atau dilupakan. Di sini tradisi hanya berarti warisan, apa yang sebenarnya tersisa dari masa lalu.
5. Shils (1981:12), tradisi segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini. Kriteria tradisi bisa lebih dibatasi dengan mempersempit cakupannya.
6. Coomans, M (1987:73), tradisi adalah suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang sudah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun temurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang sudah membudaya akan menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang.
7. Mardimin, tradisi adalah kebiasaan yang turun temurun dalam suatu masyarakat dan merupakan kebiasaan kolektif dan kesadaran kolektif sebuah masyarakat.
8. Harapandi Dahri, tradisi adalah suatu kebiasaan yang teraplikasikan secara terus menerus dengan berbagai simbol dan aturan yang berlaku pada sebuah komunitas.
9. Cannadine, tradisi adalah lembaga baru didasari dengan daya pikat kekunoan yang melanggar zaman, namun menjadi karya yang mengagumkan.

B. Fungsi Tradisi

1. Penyedia fragmen warisan historis, tradisi yang seperti suatu gagasan dan material yang bisa dipergunakan orang dalam tindakan saat ini dan untuk membangun masa depan dengan dasar pengalaman masa lalu.
2. Memberikan legitimasi pandangan hidup, keyakinan, pranata dan aturan yang telah ada. Semuanya ini membutuhkan pembenaran agar bisa mengikat anggotanya. Seperti wewenang seorang raja yang disahkan oleh tradisi dari seluruh dinasti terdahulu.
3. Menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan, memperkuat loyalitas primordial kepada bangsa, komunitas dan kelompok. Seperti tradisi nasional dengan lagu, bendera, emblem, mitologi dan ritual umum.
4. Sebagai tempat pelarian dari keluhan, ketidakpuasan dan kekecewaan kehidupan modern. Tradisi yang mengesankan masa lalu yang lebih bahagia menyediakan sumber pengganti kebanggaan jika masyarakat berada dalam kritis. Tradisi kedaulatan dan kemerdekaan di masa lalu bisa membantu suatu bangsa untuk bertahan hidup ketika berada dalam penjajahan.

C. Tujuan Tradisi

Tradisi yang ada pada masyarakat memiliki tujuan supaya hidup manusia kaya akan budaya dan nilai-nilai bersejarah. Selain itu, tradisi juga akan membuat kehidupan menjadi harmonis. Tetapi hal ini akan terwujud jika manusia menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar dan juga sesuai dengan aturan.

D. Penyebab Terjadinya Perubahan Tradisi

Penyebab terjadinya perubahan tradisi adalah karena banyaknya tradisi dan juga bentrokan antara satu tradisi dengan tradisi yang lainnya. benturan tradisi yang terjadi diakibatkan antara tradisi masyarakat yang berbeda dalam masyarakat tertentu.

Adanya perubahan tradisi dapat dengan mudah dilihat secara kuantitatif yaitu dari jumlah pendukungnya. Masyarakat bisa saja ditarik untuk dapat mengikuti suatu tradisi tertentu dan selanjutnya dapat memberikan pengaruh pada semua masyarakat dalam satu negara atau bahkan dalam skala besar seperti global.

Sedangkan tanda adanya perubahan tradisi dari segi kualitatif yaitu adanya perubahan dalam kadar tradisi, simbol, gagasan, dan juga nilai-nilai tertentu yang sengaja ditambahkan, dan yang lainnya disingkirkan atau dibuang.

E. Contoh Tradisi

1. Dugderan, Tradisi ini terdapat di Semarang dan berupa seperti pasar malam. Para pedagang menjual berbagai macam barang, mulai dari mainan anak sampai pakaian. Selain itu ada pula bentuk hiburan seperti komedi putar. Dugderan biasanya dimulai seminggu sebelum puasa dan berakhir tepat satu hari sebelum puasa dimulai.
2. Balimau, pada masyarakat Sumatera Barat menyambut bulan suci ramadhan dengan tradisi balimau. Balimau dalam bahasa Minangkabau mempunyai arti mandi disertai keramas. Tradisi ini adalah lambang pembersihan diri sebelum mulai berpuasa.
3. Meugang, tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Aceh. Mereka menyembelih seekor kerbau dan dagingnya dimakan menjelang masa puasa. Warga Aceh dapat membeli kerbau ini dengan cara patungan. Di masyarakat Aceh kegiatan Meugang ini tidak hanya diadakan sebelum hari raya Idul Fitri saja, tetapi juga ketika hari raya Idul Adha.
4. Makan Kue Apem, makan kue apem merupakan penanda datangnya bulan puasa yang biasa dilakukan oleh masyarakat Surabaya. Nama kue apem dipercaya berasal dari kata “afwan” dari bahasa Arab yang berarti Maaf.


Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment