Pengertian Kelompok Sosial, Faktor, Syarat, Ciri, dan Bentuknya

Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok Sosial
A. Pengertian Kelompok Sosial
Istilah kelompok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kumpulan (tentang orang, binatang, dan sebagainya); golongan (tentang profesi, aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya); kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat-istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu. Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
 
Kelompok sosial merupakan sekumpulan individu yang memiliki ikatan kebersamaan baik dari karakteristiknya maupun tujuannya. Tidak semua kumpulan individu layak disebut sebagai kelompok. Terdapat beberapa ciri tertentu agar suatu perkumpulan bisa disebut sebagai kelompok sosial. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa pengertian kelompok sosial menurut para ahli di antaranya,
1. M. Mac Iver dan Charles H. Page, kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, antaranggotanya saling berhubungan, memengaruhi, dan timbul kesadaran untuk tolong-menolong demi mencapai tujuan bersama.
2. Robert K. Merton, kelompok sosial adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola umum yang telah mapan.
3. Horton dan Hunt, kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki ikatan kebersamaan.
4. Soerjono Soekanto, kelompok sosial sebagai kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga ada hubungan sosial di antara mereka.
5. Roland Freedman Cs, kelompok sosial adalah susunan organisasi yang ada di dalam masyarakat, dengan tersusun antara dua dan bisa lebih jumlahnya. Di mana satu dengan lainnya terjadi hubungan ketergantungan yang menyebabkan terciptanya ikatan-ikatan secara bersistem.
6. Sherif, kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang ada di dalam masyarakat. Dengan susunan terperinci dan jelas antara tugas dan wewenang, hingga kondisi ini sering kali berkaitan dengan struktur sosial yang dilakukan untuk mengendalikan berbagai bentuk penyimpangan sosial.

B. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Dalam sosiologi terdapat istilah homofili yakni kecenderungan individu untuk mengasosiasikan dirinya dengan individu lain berdasarkan pada kesamaan atau kemiripan karakter. Kemiripan karakter bisa dalam bentuk lain, yang sekaligus menjadi faktor yang melatarbelakangi terbentuknya suatu kelompok di antaranya,
1. Keyakinan akan perlunya bersatu
2. Harapan bersama yang dihayati oleh para anggota kelompok
3. Ideologi yang mengikat seluruh anggota
4. Kesadaran bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok
5. Visi yang menjadi panduan hidup bersama

C. Syarat Pembentukan Kelompok Sosial
1. Kesamaan darah dan keturunan (genealogi)
2. Faktor geografis suatu daerah
3. Kesamaan daerah asal
4. Kesamaan kepentingan

D. Ciri Kelompok Sosial
Robert K. Merton menyebutkan tiga ciri yang ada pada kelompok sosial di antaranya,
1. Kelompok ditandai dengan seringnya interaksi antaranggota
2. Pihak yang berinteraksi mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok
3. Pihak luar mendefinisikan pihak yang berinteraksi sebagai anggota kelompok

Soerjono Soekanto merujuk pada pendapat R. M. Mac Iver dan Charles H. Page menyebutkan unsur-unsur suatu kumpulan bisa disebut sebagai kelompok sosial di antaranya
1. Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya. Kesadaran merupakan unsur penting karena dari situ muncul rasa memiliki yang pada gilirannya berkontribusi pada kepentingan kelompok.
2. Ada hubungan yang sifatnya timbal balik antarindividu dalam kelompok. Hubungan timbal-balik ini merupakan hubungan saling memengaruhi dalam interaksi sosial.
3. Ada rasa kebersamaan yang menjadi pengikat kelompok, seperti rasa senasib sepenanggungan sehingga muncul solidaritas dan semangat untuk hidup bersama dalam kelompok.
4. Ada pola perilaku yang muncul dalam kelompok. Pola perilaku tersebut bisa ditentukan oleh norma atau peraturan yang menjaga berlangsungnya ikatan kebersamaan.
5. Bersistem dan berproses dalam perkembangannya sehingga membentuk suatu kelompok.

E. Bentuk Kelompok Sosial
1. Kelompok Sosial Terorganisir
a. Kelompok Dasar, adalah kelompok berukuran relatif kecil yang dibentuk secara spontan dari akar rumput untuk melindung para anggotanya dari tekanan negatif kelompok besar yang telah mapan. Sebagai contoh, kelompok agama yang muncul di suatu kampung ketika kampung tersebut melahirkan para kriminal.
b. Kelompok Besar dan Kelompok Kecil, besar kecilnya suatu kelompok bisa ditentukan dari jumlah anggota dan beban tugasnya. Sebagai contoh, seorang guru merupakan anggota dari kelompok besar persatuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dalam persatuan guru dibentuk kelompok kecil, misalnya, panitia reuni guru.
c. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder, kelompok primer memiliki ciri hubungan erat antar anggotanya. Secara fisik antaranggota saling berdekatan, mesra, emosional, dan memiliki solidaritas yang tinggi. Contoh kelompok primer adalah keluarga dan kerabat dekat. Kelompok sekunder memiliki ciri hubungan yang longgar, profesional dan impersonal. Manusia menjalin interaksi dalam kelompok sekunder jika butuh saja. Contoh kelompok sekunder adalah seorang karyawan yang dibutuhkan oleh bosnya untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
d. Kelompok Dalam dan Kelompok Luar, kelompok dalam adalah kami, kelompok luar adalah mereka. Ketika seseorang menyebut ”kami”, ia bagian dari kelompok itu. Ketika seseorang menyebut ”mereka”, ia bukan bagian dari kelompok itu. Contoh, seorang gubernur mengatakan, kami akan membangun jalan biar mereka (masyarakat) yang menikmatinya. Gubernur itu merasa ia berada di luar masyarakat.
e. Paguyuban dan Patembayan, kelompok paguyuban memiliki ikatan batin yang murni atau organik, seperti organ manusia yang diciptakan untuk saling membutuhkan. Contohnya, keluarga dan kerabat dekat. Kelompok paguyuban memiliki ikatan yang mekanis, didasarkan atas visi bersama, misalnya komunitas pengusaha dan serikat buruh.
f. Kelompok Formal dan Kelompok Informal, kelompok formal adalah kelompok yang memiliki aturan-aturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contohnya adalah organisasi kemahasiswaan. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki peraturan atau struktur organisasi yang secara tertulis dinyatakan legal. Biasanya kelompok informal terbentuk atas kesepakatan sosial saja. Misalnya, geng SMA.
g. Kelompok Okupasional dan Kelompok Volunter, kelompok okupasional adalah kelompok yang memiliki pekerjaan sejenis. Misalnya, kelompok pengusaha, kelompok wartawan, kelompok tani. Kelompok volunter adalah kelompok yang muncul atas kesadaran diri untuk memenuhi kebutuhan kelompok yang lebih besar. Misalnya, dalam keluarga besar, muncul kelompok volunter yang menjadi panitia piknik keluarga.
h. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Acuan, kelompok keanggotaan adalah kelompok yang secara resmi menunjukkan seseorang sebagai anggotanya. Misalnya, seseorang mengaku sebagai mahasiswa lalu menunjukkan kartu mahasiswanya. Kelompok acuan adalah kelompok yang dijadikan acuan oleh mereka yang bukan anggotanya. Misalnya, seorang anak kecil yang bergaya rambut ala punk, padahal ia bukan anggota punk. Ia menjadikan kelompok punk sebagai acuan.
i. Kelompok Penekan, kelompok penekan adalah kelompok minoritas yang anggotanya memiliki tujuan memperjuangkan kepentingan mereka di tengah masyarakat luas. Misalnya, anggota komunitas LGBTQ yang menuntut legalisasi keberadaan komunitasnya.

2. Kelompok Sosial Tidak Terorganisir
a. Kerumunan, adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, tetapi tidak memiliki pola hubungan yang ajeg. Sebagai contoh, penumpang bus, penumpang kereta api, penonton bola. Mereka berada di suatu tempat, kontak dan komunikasi mungkin terjadi namun tidak ajeg. Ketika sampai tujuan, atau pertandingan bubar, mereka bubar.
b. Publik, merupakan kumpulan pribadi yang interaksinya berlangsung melalui perantara dan tidak langgeng. Sebagai contoh, pemirsa televisi, pendengar radio, pembaca surat kabar. Publik memiliki ukuran yang besar namun mereka terhubung melalui perantara, atau dengan kata lain tidak menjalin interaksi yang sifatnya langsung.
c. Massa, merupakan kerumunan sosial dalam konteks urban dan modernitas. Kerumunan tersebut dibentuk oleh visi bersama. Identitas massa bersifat heterogen sehingga relatif sulit diketahui. Heterogenitas massa tampak dari diferensiasi sosial yang membentuknya. Sebagai contoh, massa aksi bela Palestina terdiri dari orang-orang dengan latar belakang yang heterogen, mereka memiliki visi membebaskan Palestina.

Robert Bierstedt membagi kelompok menjadi empat macam di antaranya,  
1. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Kelompok Sosial, Faktor, Syarat, Ciri, dan Bentuknya"