Pengertian Barter, Sejarah, Syarat, Jenis, Kekurangan dan Kelebihan, serta Contohnya

Pengertian Barter
Barter

A. Pengertian Barter
Pengertian barter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perdagangan dengan saling bertukar barang. Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang yang terjadi tanpa perantaraan uang. Dalam hal ini barter dilakukan agar masing-masing pihak yang melakukannya mendapatkan keuntungan.

Sistem barter pada awalnya digunakan saat sebelum terdapat mata uang, dan sistem ini dijalankan pertama kali oleh Suku Mesopotamia sekitar tahun 600 Masehi. Tidak hanya barang, sistem barter pun bisa dilakukan dengan adanya pertukaran jasa selama hal tersebut bisa dianggap sebagai alat tukar. Sesuatu yang bisa ditukar harus bisa diterima dan disetujui bagi penerimanya baik dari segi fungsi maupun bentuk.

Manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang. Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran.

Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Sampai sekarang barter masih dipergunakan pada saat terjadi krisis ekonomi di mana nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi.

B. Sejarah Barter
Barter merupakan salah satu bentuk awal perdagangan. Sistem ini memfasilitasi pertukaran barang dan jasa saat manusia belum menemukan uang. Sejarah barter dapat ditelusuri kembali hingga tahun 6000 SM. Diyakini bahwa sistem barter diperkenalkan oleh suku-suku Mesopotamia.

Sistem ini kemudian diadopsi oleh orang Fenisia yang menukarkan barang-barang mereka kepada orang-orang di kota-kota lain yang terletak di seberang lautan. Sebuah sistem yang lebih baik dari barter dikembangkan di Babilonia. Berbagai barang pernah digunakan sebagai standar barter semisal tengkorak manusia. Item lain yang populer digunakan untuk pertukaran adalah garam.

C. Syarat Barter
Pada umumnya kegiatan barter sering kali sulit untuk benar-benar memuaskan harapan masing-masing pihak yang melakukan transaksi. Namun, ada beberapa syarat penting agar kegiatan barter bisa dilakukan di antaranya,
1. Setiap pihak yang akan melakukan barter harus memiliki barang yang akan ditukarkan
2. Setiap pihak yang akan melakukan barter harus saling membutuhkan barang yang akan ditukarkan, serta dilakukan pada waktu yang sama
3. Barang yang akan ditukar dalam kegiatan barter harus memiliki nilai yang sama atau setidaknya mendekati

D. Jenis Barter
1. Barter Langsung, barter langsung memungkinkan kedua belah pihak antara pemberi dengan penerima melakukan kegiatan menukar barang secara langsung
2. Barter Alih, adalah momen saat suatu negara menerima barang hasil kegiatan barter namun negara penerima hasil barter tidak bisa memanfaatkan hasil barter dengan baik. Akhirnya, hasil barter tersebut dialihkan ke negara lain yang bisa memanfaatkannya
3. Barter Imbal Beli, barter imbal beli memerlukan kerja sama saat ingin membeli barang atau jasa yang sedang dibutuhkan

E. Kelebihan dan Kekurangan Barter
1. Kelebihan Barter
a. Manusia akan mengenal satu sama lain karena akan sering bertukar barang yang membuat mereka lebih mengenal orang lain. Mau tidak mau jika menggunakan sistem ini maka seseorang akan banyak bernegosiasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
b. Melalui kegiatan barter dapat memicu terjadinya sikap saling tolong-menolong. Barter juga dapat menimbulkan sikap toleransi yang besar antar sesama manusia

2. Kekurangan Barter
a. Barang yang ditukarkan harus dibawa ke mana-mana sampai seseorang menemukan pihak lain yang memiliki barang yang ia butuhkan. Namun, belum tentu orang lain tersebut mau menukarkan barangnya dengan barang lain.
b. Jika jumlah atau ukuran barang yang akan ditukarkan berukuran besar, misalnya sapi, tentu akan sulit untuk dibawa ke mana-mana untuk ditukarkan. Belum lagi jika lokasinya sangat jauh dan belum tentu ada orang yang mau menukarkan dengan sapi tersebut.
c. Untuk melakukan transaksi barter kedua belah pihak harus memiliki kerelaan sehingga ini menjadi salah satu kekurangan dari sistem barter karena belum tentu yang satu juga menginginkan barang yang ditukarkan.
d. Kelemahan barter lainnya yaitu barang yang ditukar sulit untuk dipecah-pecah. Misalnya Ketika seseorang hanya memiliki seekor sapi untuk ditukarkan dengan beras, maka tidak mungkin sapi harus dipotong-potong terlebih dahulu.

F. Contoh Barter
1. Contoh aktivitas barter, seorang petani sayuran dan peternak ayam melakukan barter barang milik mereka, yaitu sayuran ditukar dengan ayam. Keduanya terlebih dahulu menentukan apakah penawaran dari pihak lain setara dengan imbalan yang akan diberikan.
2. Dalam sejarah, tepat pada awal tahun 1930, Universitas Oxford dan Universitas Harvard menggunakan sistem barter dengan alasan karena pada saat itu alat tukar uang mengalami kelangkaan. Setiap mahasiswa yang ingin masuk atau mendaftar Universitas Oxford atau Universitas Harvard harus membayarkan biaya kuliah mereka dengan berbagai macam barang, seperti bahan makanan atau hewan ternak.
3. Di zaman modern ini, meskipun sistem barter tak sesering terlihat seperti di zaman dahulu, saat ini sistem barter masih bisa ditemukan di lingkungan sekitar. Sistem tukar tambah yang ada saat ini pun berakar dari sistem barter di mana sang pembeli dan penjual harus menukar barang mereka. 


Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Barter, Sejarah, Syarat, Jenis, Kekurangan dan Kelebihan, serta Contohnya"