Pengertian Kerukunan dan Bentuknya

Pengertian Kerukunan dan Bentuknya
Kerukunan
A. Pengertian Kerukunan
Pengertian rukun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah baik dan damai; tidak bertengkar (tentang pertalian persahabatan dan sebagainya); bersatu hati; bersepakat. Merukunkan adalah menjadikan rukun; mendamaikan; menjadikan bersatu hati. Dan kerukunan memiliki arti perihal hidup rukun; rasa rukun; kesepakatan.

Kata kerukunan berasal dari Bahasa Arab ruknun (rukun) kata jamaknya adalah arkan yang berarti asas, dasar atau pondasi (arti generiknya).  Kerukunan merupakan jalan hidup setiap manusia yang memiliki bagian-bagian dan tujuan tertentu yang harus dijaga bersama-sama, saling tolong menolong, toleransi, tidak saling bermusuhan dan saling menjaga satu sama lain.

Kerukunan merupakan kondisi dan proses tercipta dan terpeliharannya pola-pola interaksi yang beragam di antara unit-unit (unsur/sub sistem) yang otonom. Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan.

Kerukunan sangat diperlukan dalam masyarakat majemuk yang rawan terjadi disintegrasi sosial. Oleh karena itu, diperlukan mewujudkan kerukunan yang artinya adalah persatuan dan kesatuan masyarakat untuk mencapai tujuan atas dasar perbedaan-perbedaan yang sudah ada.

Paulus Wirutomo mendefinisikan kerukunan sebagai upaya menciptakan integrasi sosial dalam masyarakat melalui konsep-konsep tertentu dalam upaya mempersatukan makhluk sosial, baik secara individu atau kelompok untuk memberikan rasa kenyamanan dan ketenteraman.

B. Bentuk Kerukunan
1. Integration (integrasi), adalah suatu keutuhan atau persatuan yang didasari atas konsep untuk mengolaborasikan antara integrasi nasional dan integrasi sosial. Apabila integrasi sosial terjalin dengan baik, integrasi nasional dapat dipertahankan.
2. Equilibrium (keseimbangan), diartikan sebagai keadaan seimbang dan tidak terjadi kesenjangan yang menimbulkan gejolak.
3. Stability (stabilitas), yaitu keadaan tenang, mantap, dan mapan. Stability bersifat tidak dinamis karena adanya kelompok penguasa yang memaksakan stabilitas tersebut.
4. The absence of conflict (keadaan nyaris tanpa konflik), yaitu keadaan yang terjadi karena adanya kekuatan yang menekan kelompok-kelompok agar tidak berkonflik. Konflik sebenarnya tidak dapat dipisahkan dan masyarakat. Oleh karena itu, keadaan ini bersifat semu dan tidak realistis.
5. Tolerance (toleransi), yaitu suatu sikap menahan diri, menerima keadaan, dan tidak menyerang pihak lain. Akan tetapi, kerukunan yang dihasilkan masih bersifat dangkal dan tidak akan berkembang.
6. Solidarity (kesetiakawanan), kondisi yang ditandai dengan adanya sikap saling membantu dan bersatu dalam kerukunan masyarakat. Akan tetapi, masih terjadi kesenjangan dan eksploitasi yang tersembunyi.
7. Conformity (keteraturan), yaitu kepatuhan anggota masyarakat sehingga menimbulkan suasana rukun. Akan tetapi, kondisi ini menunjukkan kondisi yang pasif dan tidak kritis sehingga dapat menghambat inovasi.
8. Peace (kedamaian), yaitu kondisi tidak berselisih dan bersifat rukun, tetapi bersifat pasif. Kedamaian hendaknya diwujudkan dengan tindakan yang Iebih proaktif dengan masyarakat-masyarakat secara keseluruhan.
9. Cohesion (kohesi), yaitu kondisi kesatuan yang kuat, terdapat kerja sama, dan kekompakan. Akan tetapi, dalam kondisi ini terdapat nuansa fanatik kelompok.
10. Compromise (kompromi), yaitu keadaan saling mengalah untuk menghindari konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
11. Harmony (harmoni), yaitu keadaan yang menunjukkan adanya perbedaan sosial budaya namun bersifat sensasi. Kondisi ini merupakan kondisi sosial ideal.
12. Solidity (kekukuhan/kekuatan), yaitu keadaan rukun yang memiliki daya tahan sehingga tidak mudah goyah atau dipengaruhi oleh pihak lain.
13. Sinergy (sinergi), yaitu bersepakat dan bersatu dalam perbedaan. Semua pihak berlawanan menggabungkan kekuatan untuk menghasilkan kekuatan berlipat ganda. Sinergi ini bersifat win-win solution.


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Kerukunan dan Bentuknya"