Pengertian Pendapatan Nasional, Sejarah, Manfaat, Faktor, Konsep, dan Cara Penghitungannya

Table of Contents
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional

A. Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode tertentu, biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator  untuk mengukur lajunya tingkat pembangunan dan perkembangan kesejahteraan suatu negara dari waktu ke waktu. Dengan penghitungan pendapatan nasional dapat diketahui arah, tujuan dan struktur perekonomian negara.

Melalui pengertian pendapatan nasional di atas dapat dijumpai tiga pendekatan, yakni pendekatan produksi,  pendapatan, dan pengeluaran. Adapun komponen dari pendapatan atau pendekatan penerimaan, di antaranya pertambangan serta penggalian, pertanian, perkebunan, peternakan dan juga perikanan, listrik, gas serta air, industri pengolahan, perdagangan, hotel, restoran, angkutan dan komunikasi, penyewaan dan juga jasa keuangan, dan jasa lainnya.

B. Sejarah Pendapatan Nasional

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

C. Manfaat Pendapatan Nasional

1. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kemakmuran suatu negara
2. Membantu proses evaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu
3. Kemudahan dalam mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala
4. Kemudahan dalam membandingkan kinerja ekonomi dari setiap sektor
5. Sebagai ukuran kualitas hidup masyarakat suatu negara
6. Sebagai ukuran perbandingan kinerja setiap negara
7. Sebagai alat ukur perbandingan kualitas standar hidup suatu negara
8. Sebagai indikator dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu
9. Sebagai indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan suatu negara

D. Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional

1. Permintaan dan penawaran agregat, permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu
2. Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional, jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan
3. Konsumsi dan tabungan, konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi
4. Investasi, pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat

E. Konsep Pendapatan Nasional

1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

3. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

4. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

5. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

F. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional

Terdapat tiga metode penghitungan yang bisa digunakan untuk mencari tahu jumlah atau nilai dari pendapatan nasional.
1. Metode Pendekatan Pengeluaran, metode perhitungan dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yakni rumah tangga, pemerintah, perusahaan dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu. Pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi dibagi menjadi beberapa jenis.
1) Pengeluaran untuk konsumsi ©
2) Pengeluaran untuk investasi (I)
3) Pengeluaran untuk pemerintah (G)
4) Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M)
Rumus pendekatan pengeluaran
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor

2. Metode Pendekatan Pendapatan, metode pendekatan pendapatan (income a product) memperoleh besaran pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Dengan kata lain, metode ini mendapatkan hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu atau satu tahun. Adapun hal-hal yang termasuk ke dalam faktor produksi di antaranya, antara lain tenaga kerja, modal, tanah dan keahlian/kewirausahaan.
Rumus pendekatan pendapatan
Y = r + w + i + p
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

3. Metode Pendekatan Produksi, kegiatan yang menciptakan nilai tambah (added value) disebut juga kegiatan produksi. Oleh karena itu, metode ini hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada setiap sektor/lahan produksi. Melalui pendekatan ini, pendapatan nasional dapat dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi selama satu periode tertentu atau satu tahun. Nilai tambah adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi, termasuk bahan baku dan bahan penolong. Menurut International Standard Industrial Classification (ISIC), perekonomian Indonesia dibagi menjadi beberapa sektor atau lapangan usaha yang terbagi ke dalam tiga kelompok di antaranya,
a. Sektor Primer, sektor ini mencakup kebutuhan pokok rakyat Indonesia pada umumnya, yakni sandang, papan dan pangan. Sektor ini terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta pertambangan dan penggalian.
b. Sektor Sekunder, sektor ini adalah sektor yang masih berisi kebutuhan manusia di kehidupan sehari-hari, meskipun bukan termasuk kebutuhan pokok. Sektor ini terdiri dari industri pengolahan, listrik, air dan gas.
c. Sektor Tersier, sektor ini adalah sektor yang berisi hal-hal yang bukan kebutuhan pokok, bahkan bisa dikategorikan sebagai kemewahan di kehidupan sehari-hari. Sektor ini terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, telekomunikasi dan jasa lain-lain.
Cara menghitung pendekatan produksi
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan:
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1            
Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1            
Qn= jenis barang ke-n


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment