Pengertian Objektif dan Subjektif, serta Perbedaannya

Table of Contents
Pengertian Objektif dan Subjektif
Objektif dan Subjektif

Pengertian Objektif dan Subjektif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah objektif memiliki arti mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Sementara subjektif memiliki arti kebalikannya, mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya.

Pengertian yang lain menunjukkan bahwa istilah subjektif lebih kepada keadaan di mana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan objektif sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, melibatkan perkiraan dan asumsi yang didukung dengan fakta/data.

Cara yang bisa digunakan untuk menilai keobjektifan adalah dengan mencoba membandingkan buah penilaian beberapa orang. Jika hasilnya sama persis atau cenderung sama, maka bisa disebut penilaiannya bersifat objektif.

Perbedaan Objektif dan Subjektif

Dari pengertian objektif dan subjektif yang dijabarkan dalam KBBI sebenarnya sudah cukup jelas bahwa ciri yang membedakan antara objektif dan subjektif adalah terletak pada adanya pengaruh pribadi atau tidak. Pandangan yang objektif adalah sebuah pandangan yang menyeluruh dan didukung dengan adanya fakta serta data. Bukan sekedar katanya, atau terpengaruh dari perasaan pribadi seseorang.

Sebuah pandangan atau pendapat dikatakan objektif jika mewakili banyak orang, bukan sekedar perwakilan dari satu suara. Jika ada sepuluh orang di dalam sebuah kelompok, ada sembilan orang memiliki satu suara dan seorang lainnya memiliki suara yang berbeda. Bisa dikatakan objektif jika penilaian berdasarkan suara yang berasal dari sembilan orang tersebut.

Dalam menentukan apakah sebuah pikiran atau pandangan objektif atau subjektif maka dibutuhkan adanya fakta dan data. Semakin banyak fakta dan data yang dikumpulkan, maka akan semakin besar nilai objektivitasnya. Namun semakin mengandalkan rasa dan selera pribadi tertentu, maka subjektivitas akan semakin besar.

Baca Juga: Pengertian Objektivitas dalam Ilmu Pengetahuan


Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment