Pengertian Kebijaksanaan (Wisdom), Dimensi, Ciri, Manfaat, dan Cara Bersikap Bijaksana

Table of Contents
Pengertian Kebijaksanaan atau Wisdom
Kebijaksanaan atau Wisdom

A. Pengertian Kebijaksanaan (Wisdom)

Kebijaksanaan (Wisdom) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kepandaian menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuan), kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Bijaksana merupakan salah satu sikap di mana seseorang dapat menyesuaikan atau menempatkan diri dan segala sesuatunya terhadap keadaan yang sedang terjadi.

Kebijaksanaan merupakan cara berpikir yang akan mendorong kesadaran akan sifat tak terduga dari peristiwa kehidupan yang tak terduga (pasti) dan berbagai kondisi alam. Berikut beberapa pengertian kebijaksanaan (wisdom) menurut beberapa ahli di antaranya,
1. Takahashi dan Overton (2002) wisdom dipahami sebagai "Ekspresi" dari fungsi yang terpadu dari beberapa proses psikologis dalam konteks tertentu.
2. Labouvie-Vief (Sternberg, 2002) mendefinisikan wisdom sebagai landasan operasi intelektual dan biasanya dikaitkan dengan "logos" (alasan) dalam "mitos" (inti dari proses inter dan intrapersonal).
3. Kramer (Sternberg,2002) berpendapat bahwa wisdom didasarkan pada relativistik dan dialektis penalaran, pengembangan yang terkait dengan pengembangan yang dapat mempengaruhi regulasi.

B. Dimensi Kebijaksanaan (Wisdom)

Dimensi yang yang terdapat pada wisdom menurut Aldert di antaranya,
1. Cognitive yakni pemahaman tentang pemaknaan hidup dan keinginan untuk mengetahui kebenaran, yaitu untuk memahami arti dan makna. Terkait dengan fenomena dan peristiwa, terutama dengan yang berhubungan dengan intra dan interpersonal. Meliputi akan kemampuan pengetahuan dan proses penerimaan
2. Reflective yakni persepsi terhadap suatu fenomena dan kejadian-kejadian dari berbagai perspektif, serta menghindari penilaian subjektif. Membutuhkan self-examination, self-awareness, dan self-insight
3. Affective yakni kemampuan yang meliputi empati dan rasa saling menyayangi yang disertai dengan motivasi untuk menjaga perasaan orang lain. Membutuhkan transendensi self-centeredness.

C. Ciri-Ciri Orang Bijaksana

1. Orang bijaksana menghargai mulai dari diri mereka sendiri, bisa dilihat dari cara berpakaian yang rapi dan sopan.
2. Orang bijaksana mendahulukan mendengar dan berpikir sebelum bertutur
3. Rasa ingin tahunya meningkat karena terbiasa berpikir luas
4. Membaca situasi, penting untuk tahu kapan harus ikut campur, berbicara atau kapan hanya mendengar saja
5. Tidak cepat menilai orang lain tanpa mengenal lebih jauh
6. Kepentingan umum didahulukan daripada kepentingan pribadi
7. Peduli terhadap kepentingan orang lain dalam mengambil keputusan
8. Menghargai orang lain, sementara dirinya adalah seorang yang rendah hati
9. Bersenda gurau tidak berlebihan untuk menjaga perasaan orang lain

D. Manfaat Bersikap Bijaksana

1. Dengan bersikap bijaksana dalam kehidupan sehari-hari maka seseorang telah membuat hal yang baik bagi dirinya dan orang lain
2. Bersikap bijaksana akan membuat seseorang terlihat lebih berwibawa sehingga akan dihormati banyak orang
3. Memiliki sikap yang bijaksana akan lebih dipercaya orang
4. Dengan bersikap bijaksana maka lingkungan menjadi damai dan sejahtera karena tercapainya keseimbangan antara hak dan tanggung jawab
5. Kebijaksanaan erat kaitannya dengan keadilan. Dengan bersikap bijaksana akan menciptakan keadilan di masyarakat
6. Bersikap bijaksana berarti membantu mewujudkan terlaksananya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan sumber negara yang kaya dengan nilai-nilai.

E. Cara Bersikap Bijaksana

1. Berpikir Sebelum Berbicara
2. Bersikap Adil dan Tidak Egois
3. Berpendirian Teguh
4. Mampu Memahami Orang Lain
5. Menerima Keunikan Orang Lain
6. Setiap Tindakan Memiliki Tujuan


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment