Definisi Kerusuhan (Riot), Sebab dan Contohnya

Definisi Kerusuhan atau Riot
Kerusuhan (Riot)

A. Kerusuhan
Rusuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kondisi tidak aman karena banyak gangguan keamanan (seperti pencurian, perampokan, pembegalan); suasana kacau; ribut; gaduh; huru-hara; tidak beraturan. Sementara kerusuhan merujuk perihal rusuh (tidak aman); keributan; kekacauan; huru-hara. Dengan demikian, kerusuhan atau huru-hara (bahasa Inggris: riot) merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika sekelompok orang berkumpul bersama untuk melakukan tindakan kekerasan, biasanya sebagai tindakan balas dendam terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil ataupun sebagai upaya penentangan terhadap sesuatu. Alasan yang sering menjadi penyebab kerusuhan termasuk di antaranya adalah kondisi hidup yang buruk, penindasan pemerintah terhadap rakyat, konflik agama atau etnis, serta bisa jadi berkaitan dengan hasil sebuah pertandingan olahraga.

B. Sebab Kerusuhan
Kerusuhan (konflik sosial) biasanya terjadi dilatarbelakangi oleh berbagai macam sumber atau sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antarmanusia, sehingga sulit untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian hal sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik anta anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Kesimpulannya sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional. Pada umumnya penyebab munculnya konflik adalah sebagai berikut:
1) Perbedaan Pendapat, suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat di mana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan, bahkan berujung pada konflik dan sebagainya.
2) Salah Paham, salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik.
3) Ada yang Dirugikan, tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
4) Perasaan Sensitif, seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain.
5) Perbedaan Individu, perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan.
6) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan, perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
7) Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki peranan yang berbeda, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
8) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Baron & Byrne (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) mengemukakan konflik disebabkan antara lain oleh:
1) Perebutan sumber daya
2) Pembalasan dendam
3) Atribusi dan kesalahan dalam berkomunikasi

Soetopo (2001) juga mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya konflik, antara lain:
1) Ciri umum dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik
2) Hubungan pihak-pihak yang mengalami konflik sebelum terjadi konflik
3) Sifat masalah yang menimbulkan konflik
4) Lingkungan sosial tempat konflik terjadi
5) Kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik
6) Strategi yang biasa digunakan pihak-pihak yang mengalami konflik
7) Konsekuensi konflik terhadap pihak yang mengalami konflik dan terhadap pihak lain
8) Tingkat kematangan pihak-pihak yang berkonflik.

Sedangkan Handoko (1998) menyatakan bahwa sumber-sumber konflik adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi, salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2) Struktur, pertarungan kekuasaan antardepartemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.

Berbeda pula dengan pendapat Mangkunegara (2001) bahwa penyebab konflik dalam organisasi adalah:
1) Koordinasi kerja yang tidak dilakukan
2) Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas
3) Tugas yang tidak jelas (tidak ada diskripsi jabatan)
4) Perbedaan dalam orientasi kerja
5) Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi
6) Perbedaan persepsi
7) Sistem kompetensi intensif (reward)
8) Strategi permotivasian yang tidak tepat.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber konflik tersebut, dapat ditegaskan bahwa sumber konflik dapat berasal dari dalam (internal) dan luar (ekternal) diri individu. Dari dalam diri individu misalnya adanya perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan serta perasaan yang terlalu sensitif. Dari luar diri individu misalnya adanya tekanan dari lingkungan, persaingan, serta langkanya sumber daya yang ada di sekitar yang berpengaruh. Dalam berbagai hal kaitannya dengan negara, kerusuhan memang ada di setiap negara, bahkan di negara Indonesia seringkali terjadi tindakan kerusuhan. Bisa dari lingkup masyarakat, pemerintahan, agama atau etnis, dan juga dalam suatu peristiwa olahraga.

C. Contoh kerusuhan
1) Malaysia - Insiden 13 Mei (1969)
2) Indonesia - Malari (1974), Kerusuhan Mei 1998
3) Prancis - Kerusuhan sipil Prancis 2005


Dari Berbagai Sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Definisi Kerusuhan (Riot), Sebab dan Contohnya"